Chapter XVII : Princess-nya Sheryn

189 30 22
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




AUTHOR POV








Pagi itu, matahari baru saja merangkak naik, menerangi dapur rumah Irene. Di tengah keheningan pagi, terdengar suara spatula yang bergemerincing di atas panci, dan bau harum telur yang sedang digoreng perlahan memenuhi ruangan.

Irene, yang biasanya tenang di pagi hari, sedang sibuk mengulek bawang merah untuk sambal.

Wajahnya sedikit mengernyit menahan pedas, tapi dia tetap fokus, mencoba menyelesaikan tugasnya dengan cepat.


Namun, keheningan pagi itu tak berlangsung lama. Stevi, kakak Irene yang terkenal dengan kelakuan absurdnya, muncul di dapur dengan senyum jahil.

Stevi tak pernah bisa melewatkan kesempatan untuk menggoda adiknya, terutama ketika Irene sedang serius.

"Nih, kakak bawain mic spesial buat lo!" seru Stevi tiba-tiba, dengan wajah penuh ekspresi seolah-olah sedang berada di atas panggung.


Dia mengangkat spatula yang dipegangnya ke depan wajah Irene, lalu mulai bernyanyi dengan penuh perasaan.

"Irene tak ingin dicintai, bila tak sepenuh hati ~ Irene tak ingin dimiliki, bila tak sepenuh hati ~ Irene tak mau Sheryn ingini, bila Sheryn setengah hatii ~"

Irene yang sedang serius mengulek bawang, langsung tertegun, melotot kaget mendengar lirik yang dinyanyikan Stevi.


Seolah-olah waktu berhenti sejenak di dapur itu, dia benar-benar tidak menyangka kalau Stevi akan menyindir soal hubungannya dengan Sheryn, pagi-pagi begini.

Tapi sebelum Irene sempat membuka mulut untuk membalas, Stevi sudah kembali dengan aksi barbar lainnya, bernyanyi lebih keras lagi sambil menari-nari di sekeliling dapur.

"KARENA HATI IRENE TAK AKAN IRENE BERIII ~ PADA KEKASIH YANG TIDAK BAIK HATIIII ~ JADI DARIPADA IRENE MENGHARAP KESUNGGUHAN SHERYN, IRENE MEMILIH PERGI DAN CARI PENGGANTI MBAK BOSSSS ~"


Mendengar bait terakhir itu, Irene benar-benar tak bisa menahan kesalnya.

Tangan yang masih memegang ulekan bawang merah kini terhenti, dan dengan mata yang sudah berair karena kepedasan bawang, ditambah dengan kelakuan Stevi yang makin nggak karuan, dia berteriak,

I Do (n't) Love Her [SEULRENE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang