Teman-teman, aku takut

118 19 12
                                    

Keesokan harinya, dihari senin, Zeta datang ke sekolah dengan luka yang sudah ia tutupi. Beberapa bagian yang tertutupi perban terlihat, matanya merah dan kantung matanya terlihat jelas. Hal itu membuat yang lainnya bingung dan khawatir. Zeta pun nampak tak bersemangat.

"Zet... Kamu gapapa?" Tanya Iofi
"Eh, aku gapapa kok"
"Terus... Itu di perban, kenapa?"

Luka yang Iofi maksud adalah luka yang ada di kepalanya, luka itu adalah luka dari piring yang ayahnya lemparkan sampai pecah dan membuat kepalanya berdarah.

"Ah ini, aku kepeleset terus kepalaku kena lantai. Itu aja kok"
"Makanya hati-hati dong Zet, kebiasaan kamu mah"
"Hehehe, maaf ya"

Lalu Kobo dan Kaela menghampiri mereka berdua.
"Matamu kenapa Zet?" tanya Kaela
"Iya weh, merah gitu sama kantong matanya juga keliatan" Kata Kobo

"Oh, ini cuma kurang tidur aja kok. Kalian jangan khawatir"

Singkat cerita, upacara telah selesai dilaksanakan. Ollie berdiri dibelakang Zeta selama upacara tadi, Zeta nampak sesekali terjatuh-jatuh kepalanya seperti mengantuk berat. Saat hormat pun, tangannya nampak sedikit gemetar. Tentu saja ini membuat Ollie khawatir.

Setelah upacara selesai, para murid diberi waktu istirahat selama 10 menit.

Moona sedang meng scroll media sosialnya. Lalu ia melihat sebuah postingan.

Postingan itu adalah berita tentang seorang napi yang melarikan diri kemarin. Sekarang, napi itu tidak diketahui lokasinya dan sedang dalam pencarian polisi.

Penasaran, Moona mencoba melihat komentar postingan itu. Lalu ia melihat sebuah komentar yang mengatakan bahwa napi itu adalah pelaku kdrt sekaligus pembunuhan yang ditangkap beberapa tahun yang lalu. Komentar itu juga mengutip beritanya.

Moona yang penasaran pun membuka artikel berita itu dan membacanya. Sampai akhirnya, ia melihat sebuah foto.

Foto itu menampakkan seorang anak kecil yang sedang menangis sambil digendong oleh anggota kepolisian. Keterangan foto itu bertuliskan bahwa foto anak kecil itu adalah satu-satunya putri dari pelaku dan juga korban. Ada yang tidak asing dari foto itu.

"Rei Rei"
"Hm?" Reine yang sedang bermain dengan ponselnya pun menoleh ke arah Moona

"Lihat deh"
"Apaan?"

Moona memperlihatkan foto itu kepada Reine.

"Hmm... Kayak gak asing deh" Kata Reine
"Iyakan?"
"Ini kamu baca artikel apaan btw?"

"Jadi aku liat postingan gitu soal napi yang kabur kemarin, sekarang masih dalam pencarian polisi. Nah, di komennya aku lihat artikel ini. Katanya ini artikel soal napi yang kabur itu. Karena penasaran aku baca aja lah"

"Jadi apa isi artikelnya?" Tanya Reine
"Beberapa tahun yang lalu, seorang wanita ditemukan tewas dirumahnya bersama dengan anaknya yang lemas di sampingnya karena tidak makan selama 2 hari. Setelah diselidiki, wanita itu mengalami kdrt dari suaminya lalu dibunuh dengan cara di tusuk di dada"

"Hah?! Kejam sekali.."
"Iyakan? Inilah anak dari pelaku dan korban. Coba kamu lihat ikat rambutnya"
"Hm?"

Ikat rambutnya adalah pita hitam dengan sebuah corak berbentuk belah ketupat berwarna biru di salah satu ujungnya. Lalu mereka melihat ke depan.

Seperti biasa, apapun gaya rambutnya, Zeta pasti mengenakan pita hitam di rambutnya. Pita itu adalah pita yang sama dengan yang dipakai anak kecil di gambar

Lalu Reine dan Moona saling menatap satu sama lain, setelah itu mereka kembali menatap ke arah Zeta.

"Zet Zet" Reine pun memanggilnya dan menoelnya. Zeta pun berbalik.

Suka Duka Anak SMA - HololiveID FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang