Kondisi yang sulit

120 16 7
                                    

Senin pagi yang indah, di hari senin ini tidak upacara karena jadwalnya pembinaan oleh wali kelas. Pak Aru tidak masuk karena sakit, jadi para murid kelas 10-5 bisa bebas ribut seperti biasanya.

Zeta membaca buku berjudul 'Si Anak Kuat' yang ia beli saat bermain di kota bersama Ollie dan Risu, ia belum sempat membaca buku itu karena kedatangan ayahnya.

Nampak luka-luka di tubuh Zeta masih ada beberapa. Tangan kirinya pun masih di perban. Walaupun begitu, kantung matanya sudah mulai hilang dan matanya tidak lagi merah dan Zeta pun sudah bisa tersenyum.

Lalu Ollie menghampirinya.

"Wihh, ini buku yang waktu itu beli?" Tanya Ollie
"Iya, aku belum sempat membacanya"
"Gimana menurut kamu sejauh ini? Bagus kan rekomendasi aku?"
"Bagus! Walau baru awal banget, tapi udah lumayan menarik"

Lalu Anya datang menghampiri.

"Wihh, baca apa Zet?" Tanya Anya
"Ini novel 'Si Anak Kuat'. Aku beli beberapa hari yang lalu tapi baru sempat baca sekarang"
"Ohh, luka-luka mu gimana? Kamu masih bisa kumpul osis dengan luka-luka itu?"
"Tenang aja, aman kok"

"Walaupun aman, kamu harus istirahat Zet. Biar sembuh total dulu" Kata Iofi
"Ehh, tapi aku gapapa"
"Hah... Terserah deh Zet"

"Btw, Risu mana Nya?" Tanya Iofi
"Dia ke toilet"
"Ohh"

Sementara itu di toilet, Risu merenung di salah satu bilik. Ia ke toilet bukan untuk buang air kecil tapi merenung.

Risu menatap isi dompetnya yang kosong, memang ada isinya namun hanya uang recehan.

"Bagaimana ini..." Ucap Risu pelan

Sepanjang hari, Risu terus melamun. Istirahat pun, ia dan Anya tidak membeli sesuatu.

"Risu, Anya, kalian gak jajan?" Tanya Iofi

Risu dan Anya saling menatap satu sama lain. Merekapun menjawab pertanyaan Iofi secara bersamaan.

"Tidak, kami tidak lapar kok"

"Beneran? Mau aku beliin aja nih?" Tanya Ollie
"Eh, gak usah Lie" Jawab Anya
"Nya, bisa ikut aku bentar gak?" Tanya Risu
"Kemana?
"Udah, ayo ikut aja" Risu pun menarik tangan Anya lalu mereka pergi ke suatu tempat.

Tentunya, perilaku kedua saudara angkat ini membuat mereka bingung.

Risu membawa Anya ke tempat sepi.
"Ada sisa berapa uangmu?" Tanya Risu
"20 ribu"
"Syukurlah setidaknya masih ada"

"Bagaimana denganmu?"
"Aku sisa 10 ribu"

"Lalu... Bagaimana ini? Kita tidak mungkin mencari uang dengan cara bekerja. Zaman sekarang ini, mana ada yang menerima anak sma bekerja?" Ujar Anya
"Itulah... Aku sedang berusaha mencari jalan keluarnya.."

Disaat mereka berpikir, terdengar suara perut keroncongan. Itu adalah suara perut Anya.

"Kau lapar? Kalau begitu beli lah setidaknya roti saja, hanya 2 ribu kan?" Ujar Risu
"Tapi... Bagaimana dengan dirimu?"
"Jangan khawatir, aku bisa makan di rumah nanti"

"Tidak! Aku tidak akan makan jika kau tidak makan juga"
"Anya! Kau itu lapar dan harus segera makan! Jangan khawatir kepadaku, aku masih bisa menahan ini sampai pulang sekolah"
"Tidak akan!"

Lalu Risu memegang kedua bahu Anya.
"Anya! Turuti apa yang kakak angkat mu ini ucapkan, ini demi kebaikanmu. Ya?"
"T-tapi.."
"Tidak ada tapi-tapi, kau harus mengisi perutmu Anya"

"Tapi... Kenapa kita tidak minta ke Ollie atau yang lainnya? Ollie tadi kan menawari"
"Jangan Anya... Aku hanya tidak ingin merepotkan mereka. Walaupun Ollie, Reine dan Kaela adalah anak orang kaya, tetap saja aku merasa tidak enak. Jika kau ingin meminta makan dari mereka, silahkan saja. Aku tidak melarang kok"

Suka Duka Anak SMA - HololiveID FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang