13. Bayang-bayang Jelo

6 2 0
                                    

Di tengah perkumpulan teman-temannya yang sedang melempar candaan seraya menghisap rokok elektrik milik masing-masing, Agas celingukan mencari keberadaan saudaranya yang tak terlihat sejak mereka masuk ke dalam Levios, informasi yang ia dapatkan dari Jelo mengenai Sagara yang hendak menerima telepon tentu saja rasanya tidak akurat lagi karena sudah lebih dari setengah jam Sagara tak kunjung menyusul mereka, bahkan es kopi yang Agas pesan saja sudah sisa setengah.

Agas sudah berusaha untuk menghubungi Sagara namun rentetan pesannya tak kunjung mendapatkan jawaban dan panggilan suara darinya tidak tersambung karena yang dihubungi mengabaikan. Teman-temannya yang lain juga turut membantu Agas menghubungi Sagara, terlebih ketika sadar kalau mereka akan kesulitan untuk pulang jika harus mengandalkan taksi online kalau tidak ada Sagara dan mobilnya yang tadi mereka tumpangi sehingga bisa sampai ke tempat nongkrong anak muda ini.

Ketika ponsel Agas akhirnya bergetar pertanda seseorang yang sejak tadi mereka cari-cari akhirnya menghubungi, semua orang yang berkumpul di meja itu langsung menatap penasaran kepada Agas yang tanpa pikir panjang langsung menerima sambungan telepon dari Sagara.

"Halo, lo di mana?"

"Lah, ngapain? Lo gak apa-apa 'kan?" Agas menampilkan raut wajah khawatir yang sangat kentara membuat Jelo langsung mengodei Agas untuk bertanya sebenarnya apa yang sudah terjadi pada Sagara sehingga menghilang tiba-tiba. "Astaga..., ya udah tapi gak apa-apa 'kan kondisinya?"

"Aman, gue sama anak-anak nunggu di tempat tadi. Lo urus dulu aja. Iya, kabarin gue kalo ada apa-apa."

Saat sambungan telepon terputus, Jelo, Yeheskel, dan Samuel langsung menghujami Agas dengan rentetan pertanyaan serupa—mengenai isi percakapan di telepon. Karena mengerti dengan perasaan penasaran teman-temannya mengenai Sagara, akhirnya Agas membuka suara untuk menjelaskan.

"Gara ke rumah sakit,"

Belum selesai Agas menjelaskan, Jelo sudah lebih dulu memotong dengan kehebohannya. "HAH?! Sagara sakit, Bang?!"

"Lo diem, dengerin gue sampe selesai ngomong dulu,"

Jelo mengangguk patuh dan Agas kembali melanjutkan. "Temennya ada yang kecelakaan, dia bantu ngurusin. Katanya gak parah jadi bentar lagi kelar, paling abis nganter temennya balik baru Sagara ke sini."

"Sagara punya temen lain selain gue?" Tanya Jelo polos, memancing Yeheskel untuk terbahak dan seketika melupakan rasa khawatirnya yang tadi sempat menerka kalau Sagara yang sakit sehingga bergegas ke rumah sakit tanpa sempat berpamitan.

"Gue serius ege, Bang. Sagara mana punya temen lain, temennya gue doang sama lo pada." Jelo menepak pundak Yeheskel yang masih menertawai pertanyaannya tadi.

Samuel tentunya tidak diam saja, ia juga turut tertawa karena geli mendengar pertanyaan polos itu muncul dari mulut Jelo yang nampaknya kepikiran dan merasa dikhianati oleh sahabatnya, saking tidak percayanya ia sampai menjelaskan kondisi mengenaskan Sagara yang tidak punya teman lain karena terlalu cuek dan membuat orang jadi sangsi untuk mendekati dan berteman dengannya—tidak berlaku untuk Jelo yang tidak tahu malu.

"Yang ini temen spesial, Jel," Celetuk Agas.

"Oh, maksud lo ceweknya?" Tanya Samuel penasaran.

Agas mengangguk dua kali, "Tapi lebih tepat disebut calon ceweknya sih,"

Jawaban itu tentu saja membuat Jelo semakin merasa dikhianati, terlebih ketika sadar bahwa kecurigaannya pada Sagara selama ini tidak lah salah dan fakta bahwa Sagara tidak mau jujur padanya membuatnya merasa disisihkan, untuk itu dengan dramatis Jelo berujar. "Parah banget, gue sebagai sahabatnya cuma jadi pihak yang gak tau apa-apa."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 08 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Walking in You || Park Jisung [ON HOLD]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang