dua puluh sembilan

1.5K 66 10
                                    

🌹
bnyk typo

****

Setelah kejadian kemarin dunk sekarang sudah menjaga jarak dengan joong

Joong sudah menyiapkan sarapan untuk dunk tapi tidak dia makan “sarapan dulu dunk, lo boleh marah tapi jangan mogok makan dari semalam lo belum makan”

Dunk hanya meliriknya saja tidak ada balasan apapun

“jangan ke kampus dulu lo belum sembuh” ucap joong lagi karna dunk sudah siap dengan pakaian kampusnya
Dunk berjalan ke meja makan dan meminum air lalu pergi meninggalkan joong

Joong yang di tinggal dia juga langsung lari mengejar dunk “pergi sama-sama”

“gak! Minggir” dunk

“lo masih sakit dunk, gue ga akan izinin lo pergi sendiri” joong

“bisa berhentih bicara?! Telinga gue sakit dengarnya” ucap dunk sambil mengeser tubuhnya dan berjalan karna joong menghalangi jalannya

Joong yang di tinggal pantang menyerah dia mengejar dunk dan mengendongnya bawa ke mobil “joong turunin gue” dunk memberontak tapi kekuatan joong terlalu kuat

Setalah bawa masuk dunk di mobil joong juga ikut masuk dan membawa mobil pergi ke kampus

~

Pond berjalan menujuh ke taman belakang kampus mereka, dunk menyuruhnya kesana “good day dunkie manis”

Dunk tersenyum melihat pond yang sudah datang, ia kangen nama dunkie yang sudah lama tidak pond pakai untuk memanggilnya “siang” balasnya

“kenapa tu muka kusam bangat, kek orang ga makan-makan satu abad” pond

“ganteng begini di bilang kusam” dunk

Pond merangkul Pundak dunk “kenapa tumben ajak kesini”

“ga boleh?”

“ya boleh lah, cuman tumben aja” pond

Dunk menggeleng “pengen ketemu lo aja”

“gue se ngangenin itu yah” ledek pond dengan mengedip matanya

“kepedean”

Dunk Kembali diam, pond melihatnya merasa aneh “kenapa ada masalah? Mau cerita?”

Dunk ingin sekali bercerita ke pond tapi dia juga memikirkan perasaan pond yang menyukai phuwin, nanti pond ikut sakit hati dan dunk tidak mau hal itu terjadi

“iya dikit” jawabnya

“sama joong? Dia apain lo?” tanya pond dengan nada serius

Pond orangnya suka bercanda tapi kalu sudah serius dunk pun takut “ada problem dikit aja”

“gue tunggu sampe lo siap cerita, gue udah pernah bilang kan jangan pernah sembunyiin sesuatu yang bikin lo sakit sendiri, ada gue di sini, cerita masalah lo, bagi ke gue juga biar kita rasa sama-sama, kita berdua temanan bukan baru satu dua tahun” ujar pond Panjang lebar, sifat dunk yang paling tidak di sukai pond adalah apa-apa selalu dia pendam sendiri

Dunk merasa beruntung bisa memiliki teman seperti pond “gue berhak cemburu ga si liat joong sama yang lain?” tanya dunk dengan kekehan pelan

“lo paling berhak, kalian udah nikah hal semacam itu bukan lagi pertanyaan yang harus di tanyakan” pond “dia dekat sama siapa? phuwin?” lanjutnya bertanya pond

Dunk menatap pond, matanya sudah merah tandanya mau menangis, kenapa dia lemah sekali kalu dekat pond, cerita masalah sedikit langsung menangis
“bukan”

perjodohan~JoongDunk (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang