Chapter 6

80 11 6
                                    

Setelah Tabib Iblis pergi, mereka terdiam dengan pikiran berkecamuk. Bingung dengan apa yg baru saja mereka dengar. Ah, tidak, lebih tepatnya hanya delapan pemuda Beili dan Baili Dongjun saja yang kebingungan. Sedangran Yue Lan dia hanya diam tanpa ada niat untuk berkomentar.

Banyak pertanyaan yang muncul dalam benak para Pemuda Beili itu. Siapa sebenarnya Tabib Iblis? Siapa sabenarnya dua gadis itu? Apa maksud dari ucapan Tabib Ibris tadi? Kenapa ia mengincar Yi Wenjun dan Hu Cuoyang? dan apa sebenarnya hubungan antara Xiao Ying dengan mereka?

Saat mereka sedang asik dengan pikirannya masing-masing, kemudian suara Xiao Ying menyadarkan moreka. "Uhuk... uhuk..." Xiao Ying terbatuk dengan tangan kanannya bertumpu pada pohon  kerena tubuhnya yang tiba-tiba terasa lemas. Sedangkan tangan kirinya, ia gunakan untuk menutup mulutnya.

Saat ia menjauhkan tangan dari mulutnya, dapat terlihat disekitar mulutnya terdapat darah begitu juga di telapak tangannya. Hal itu membuat mereka terkejut, terutama Yue Lan, dia langsung menghampiri Xiao Ying yang sudah terduduk lemas dengan bibir yang terlihat pucat.

"Ying'er! Hei kau kenapa?" ujar Yue Lan ketika sudah berada di samping Xiao Ying. Namun, saat ia ingin memeriksanya, tangannya sudah lebih dulu di tepis oleh Xiao Ying.

"Aku baik-baik saja, tidak usah terlalu khawatir begitu," ujar Xiao Ying sambil memijat pelipisnya yang terasa pusing.

"Baik dari mananya? Lihat wajah mu pucat begitu. Kau juga tadi batuk darah tau, " ucap Yue Lan sembari memandang kesal sahabatnya itu.

Xiao Ying tersenyum lemah, berusaha menenangkan Yue Lan meski tubuhnya jelas menunjukkan sebaliknya. "Aku hanya terlalu lelah. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan," jawabnya pelan, meskipun matanya tampak sayu.

Namun, Yue Lan tidak mudah diyakinkan. "Lelah? Sejak kapan kelelahan membuat seseorang batuk darah? Kau tidak bisa menipuku, Ying'er," balasnya tegas, jelas tidak berniat membiarkan masalah ini berlalu begitu saja.

"Ck sudahlah, lebih baik kau bantu aku berdiri. Kita kembali ke penginapan aku ingin istirahat," ucap Xiao Ying yang langsung dituruti oleh Yue Lan walaupun masih dengan ekspresi kesal diwajahnya.

Sebelum mereka pergi, Xiao Ying berbalik, "Kalian, terimakasih sudah membantu kami. Kami tidak tau apa yang akan terjadi jika kalian tidak datang tadi,"

"Tidak apa, sebenarnya Shifu yang mengirim kami ke sini. Kami tidak tau jika yang akan kami bantu adalah kalian," ucap Xiao Ruofeng dengan senyuman yang terlihat menenangkan.

"Tuan Li? Ah, baiklah tolong sampaikan ucapan terimakasih dari kami untuknya. Kalau begitu kami permisi," ujar Xiao Ying. Namun, sebelum Xiao Ying dan Yue Lan sempat melangkah, Lei Mengsha menghentikan mereka.

"Eh tunggu tunggu, kenapa kalian buru-buru sekali. Kami belum selesai. Shifu juga menitip pesan agar kalian menemuinya malam ini di Restoran Bintang. Katanya ada hal penting yang harus dibicarakan," jelas Lei Mengsha dengan nada cerianya.

Xiao Ying maupun Yue Lan yang mendengar hal itu pun mengernyitkan dahi bingung, " baiklah, kami akan datang." ucap Yue Lan.

"Hao, hati-hati dan beristirahatlah kalian, hahahaha" ucap Lei Mengsha dengan tawanya yang khas, ketika Xiao Ying dan Yue Lan berjalan pergi dari sana.

•••

Setelah Yue Lan dan Xiao Ying berlalu dari pandangan mereka, para pemuda Beili kembali terdiam, membiarkan suasana tenang sejenak. Mereka semua masih memikirkan kejadian yang baru saja terjadi. Tabib Iblis, dua gadis yang baru saja mereka bantu, dan serangkaian pertanyaan yang terus berputar di benak mereka. Tidak ada dari mereka yang benar-benar mengerti apa yang sebenarnya terjadi.

Xiao Ruofeng, yang selama ini selalu tampil tenang, menghela napas panjang. "Ada banyak hal yang belum kita pahami di sini. Aku yakin ada lebih dari sekadar kebetulan antara Xiao Ying, Tabib Iblis, dan Yi Wenjun yang notabenenya calon istri dari Gege, serta Hu Cuoyang yang adalah Selir utama Gege," katanya sambil menggelengkan kepala, matanya memandang ke kejauhan, seolah mencoba merangkai setiap petunjuk yang ada.

Baili Dongjun yang sedari tadi diam pun mengatakan apa yang ia rasakan, "Jujur aku merasa memiliki ikatan dengan gadis bernama Xiao Ying itu, seolah aku sudah mengenalnya dengan baik padahal kami baru bertemu pertama kali saat di gerbang naga biru kemarin."

"Ya, tapi yang lebih penting sekarang adalah memastikan kita bisa membantu Shifu saat bertemu nanti malam. Mungkin kita akan mendapatkan lebih banyak jawaban dari beliau," ujar Lei Mengsha dengan nada serius yang jarang ia tunjukkan.

Yang lainnya mengangguk setuju. Meskipun mereka dipenuhi oleh kebingungan dan keraguan, mereka tahu bahwa pertemuan malam nanti di Restoran Bintang akan menjadi kunci untuk memecahkan misteri yang mengelilingi Xiao Ying, Tabib Iblis, dan semua yang terlibat.

•••

Sementara itu, di penginapan, Yue Lan membantu Xiao Ying masuk ke kamar. Wajah Xiao Ying masih pucat, dan meskipun ia berusaha tersenyum, jelas terlihat ia menahan rasa sakit yang semakin menjadi.

"Ying'er, kau benar-benar harus jujur padaku. Apa yang sebenarnya terjadi padamu?" Yue Lan bertanya dengan nada lembut, namun penuh kekhawatiran.

Xiao Ying menghela napas lelah dan menatap Yue Lan dengan mata yang samar-samar berkaca-kaca. "Aku tidak bisa memberitahumu sekarang, Lan'er. Kau akan tau sendiri nanti. Tapi yang pasti, aku baik-baik saja dan hanya butuh istirahat sebentar."

Yue Lan menggenggam tangan Xiao Ying erat. "Dasar keras kepala. Aku hanya ingin kau baik-baik saja. Jangan paksakan dirimu."

Xiao Ying tersenyum kecil. "Terima kasih, Lan'er. Aku akan beristirahat sekarang, dan nanti malam kita akan bertemu Tuan Li. Lebih baik sekarang kau juga beristirahat."

Yue Lan mengangguk pelan, meski masih khawatir, ia memutuskan untuk membiarkan Xiao Ying beristirahat. Sebelum keluar dari kamar, ia berkata dengan lembut, "Istirahatlah. Aku akan berada di sini jika kau butuh sesuatu."

Xiao Ying hanya mengangguk, kemudian menutup matanya, mencoba untuk tidur meskipun pikirannya penuh dengan kebingungan dan kegelisahan.

•••

Malam pun tiba, dan suasana di Restoran Bintang mulai ramai dengan tamu-tamu yang datang. Di sebuah ruangan khusus, Tuan Li, seorang pria tua dengan rambut putih dan wajah yang penuh wibawa, duduk dengan tenang. Di depannya sudah ada beberapa cangkir teh yang masih hangat, menandakan bahwa ia sudah menunggu cukup lama.

Tuan Li tak sendirian. Di sana juga ada para pemuda Beili, Baili Dongjun dan satu sosok yaitu Chen Weikong. Jika kalian masih ingat, dia pernah muncul di Prolog. Ya dia adalah sahabat dari Jianyu. Entah bagaimana dia bisa berada di sana dan sepertinya ia mengenal Tuan Li karena mereka terlihat sangat akrab.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~


Note:
Double update!!!🎉
Hmm gimana chapter ini, seru gak? Btw ada yang bisa nebak si Chen Weikong itu mau ngapain?
Okhy semoga kalian suka sama ceritanya ya xiexie 💕

Jangan lupa vote and comments!!!



See you in the next chapter 👋

Published » 26 September 2024

Secret Mission in the Past ( Dashing Youth )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang