[ yg bocil skip! Awas lo pada baca ya, ga tanggung jawab otor:v ]
Dari anak kaya raya menjadi miskin dadakan? Rafa menatap jengkel langit langit kamarnya.
Kamar yang hanya sepertiga dari luar kamar miliknya dulu. Kasur kecil dan tipis di tambah dinding cat yang terkelupas. "jangan gila raf! Jangan gila!" gumamnya menguatkan diri sendiri untuk tak tantrum. Ia tak ingin di anggap anak kecil, namun keadaannya saat ini begitu miris.
Helaan panjang yang barusan keluar membuat tubuh rafa berganti duduk setelah tadi sempat melamun lama. Dia punya istri tapi tidur sendiri? Biasanya juga tidur sendiri raf.
Ia beranjak keluar, bukan menghampiri dapur atau toilet. Tapi menuju pintu kosan di depannya. Ia keluar langsung menghampiri sebrangnya tanpa pikir panjang. Namun, sebelum mengetuk pintu, alasan apa yang harus ia gunakan?
Setelah berkutat cukup lama, akhirnya ia beranikan diri mengetuk pintu dan menurunkan harga dirinya.
Tok tok
Tok tok
"kak..." panggilnya pelan.
Tok tok!
Ketukan terakhir sedikit keras dan berhasil membuat siapapun yang di dalam membuka pintu.
"anjir!" pekik rafa mengumpat, kaget dengan wajah eli yang mengenakan masker wajah berwarna hitam.
"ngapain lo ngetuk jam 10 segini cil?" eli bertanya dengan bibir tak dapat bergerak bebas. Jika bicara lebih lebar lagi dapat di pastikan maskernya retak.
"siapa kak?" tanya lulu dari dalam menghampiri keduanya. Mata lulu langsung menatap rafa bingung ketika sudah sampai di samping eli. Sedangkan rafa menelan ludah melihat celana tidur lulu yang pendek dan memperlihatkan paha mulusnya.
"kenapa belum tidur? Besok kamu sekolah rafa."
Rafa menunduk menatap lantai, jari jarinya saling memilin dengan jantung berdegup kencang. "eng, kak. Aku takut. Tidur sendiri."
"Hah?" eli maju selangkah dengan kepala miring di samping rafa. Bukan menjahilinya, tapi suara rafa sangat kecil. "lo ngomong apa baca mant-bangke retak!" eli segera masuk ke dalam rumah akibat maskernya.
Lulu menggeleng heran lantas menatap rafa kembali. "kamu ngomong apa?"
"aku takut tidur sendiri mau tidur sama kakak." jawab rafa cepat tanpa jeda.
Lulu menghembus kan nafas lelah. Ia menatap rafa kasihan, karna bagaimana pun pemuda itu tak mungkin nyaman dengan mudah di lingkungan barunya. "kamu kan tau aku tidur sama kak eli, masa tidur bertiga?"
"tidur aja berdua sono, gw di sini." seru eli yang lewat dan masuk ke dalam kamar setelah itu menguncinya membuat lulu berkacak pinggang melihat tingkah eli barusan. Sengaja sekali.
"ck! Yaudah ayok tidur, aku gamau telat bangun."
Kasur kecil membuat tubuh rafa miring menghadap tembok tepat di mana lulu baring di samping kanannya. Sedangkan lulu yang di hapit berusaha untuk tidur secepatnya.
"stop liatin aku!" pinta lulu karna rafa sedari tadi memandangnya. Kapan jadinya tidur jika rafa malah terkekeh bukannya menurut.
"kakak cantik, cantik banget sumpah..." rafa memuji dengan suara berbisik. Sedangkan yang di puji menahan nafas karna degup jantung dan suara rafa di dekat telinganya.
"rafa?!" pekik lulu kaget, ia sampai mundur menabrak dinding kamar karna merasakan benda lembab dan hangat menjilat telinganya.
Kilatan mata rafa yang terlihat membara membuat takut lulu. Meskipun di depannya hanya anak remaja labil, tapi tatapan rafa begitu menyeramkan. "kamu apa apaan rafa?" tanya lulu marah, ia menyentuh telinganya tadi dan bertambah kaget ketika rafa mendekatinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
married my teacher ( LuRah )
Ficção Adolescente"jadi guru, berhemat, menabung dan yang paling penting kehidupan tenang setelah di bantai perkuliahan." setidaknya itulah list sabila lulu sebelum dirinya di pertemukan lima murid wajah polos yang menyimpan sejuta rahasia. ketenangan nya yang terusi...