Episode 5 (Ended)

1.5K 103 3
                                    

Lingling meregangkan kedua tangannya begitu terbangun. Rasanya ia baru saja tertidur beberapa jam yang lalu, namun matahari sudah membangunkannya terlebih dahulu. Gadis itu meraih ponsel miliknya diatas nakas, melihat jam sudah menunjukkan pukul sembilan pagi.

Meskipun ini hari libur, bisa saja gadis itu menghabiskan waktu untuk tidur seharian. Tapi ia mempunyai kegiatan lain hari ini, karena ia sendiri sudah membuat janji dengan kekasihnya itu, bahwa mereka berdua akan sepakat untuk memasak bersama.

Usai merapihkan tempat tidurnya, Lingling kemudian perlahan mengambil handuk dan bergegas untuk pergi mandi.

Cuaca hari ini terbilang cukup cerah, walaupun ini hari Minggu aktifitas warga di kota Bangkok tidak terlalu ramai seperti biasanya.

Mungkin karena ini hari minggu, banyak menghabiskan waktu kegiatan masing-masing didalam rumah. Kebanyakan yang sudah mempunyai pasangan, maka waktu untuk kumpul bersama daripada menghabiskan waktu diluar adalah hal yang menyenangkan.

"P'Khwam~" suara itu terdengar lembut memanggil sang empu pemilik nama. Kaki jenjangnya melangkah masuk begitu pintu rumah dibuka dengan lebar. Mata cokelatnya mengedar keseluruh ruangan, mencari-cari sosok yang ia panggil namanya namun tak kunjung juga keluar.

Matanya menangkap sesuatu, sebuah bingkai besar berisikan foto terpajang di dinding dekat ruang tamu. Ya benar, itu sosok kekasihnya dan seorang wanita paruh baya yang mungkin adalah ibunya.

Tangan mungilnya meraba bingkai itu, cantik gumamnya ketika ia memandangi sekilas foto mereka berdua. "Pantas saja dia cantik, ibunya juga tak kalah cantik." ujarnya tersenyum, kepalanya mendongak memandanginya, sebelum akhirnya ia mengalihkan pandangannya itu kearah lain, seseorang yang ia tunggu-tunggu sedari tadi.

"Jadi, lebih cantikan aku atau ibu aku?" tanya Lingling, gadis itu masih berbalut handuk kimono putih yang dikenakan. Ia baru saja menyelesaikan mandinya.

Sedangkan disisi lain Orm sendiri tengah menahan tawa nya, ketika kekasihnya menatap dirinya dalam. Langkah kakinya berjalan semakin mendekat, keduanya berada dijarak yang terbilang cukup dekat sekarang. Gadis berambut hitam itu tersenyum, sesekali mengulum bibirnya dan menatap gadis nya itu didepannya.

"Morning khaa~" ucap nya yang dibalas anggukkan kecil Orm didepannya, gadis itu mendaratkan ciuman kecil pada kekasihnya.

"Tidakkah kamu ingin membantuku, P'Khwam?" tanya Orm dengan nada sedikit menekan, begitu tersadar Lingling langsung tertawa dan mengambil beberapa kantung belanjaan itu ditangan kekasihnya. Mereka berdua berjalan menuju dapur, kemudian meletakkan plastik-plastik itu diatas meja.

"Lebih baik kamu berganti pakaian dulu, sayang. Aku takut kamu akan masuk angin." sontak perkataan Orm membuat Lingling sedikit terkejut, gadis berambut hitam itu berbalik kemudian menatap penuh arti pada kekasihnya.

Lingling tersenyum, sedangkan Orm didepannya hanya mengerutkan dahi bingung. "Apa?" tanya nya, sebelum akhirnya bibir lembut Lingling mendarat sempurna pada bibirnya.

Gadis itu mengecup bibir kekasihnya dengan perlahan, menikmati setiap inci bibir lembut itu dengan hati-hati. Orm sendiri mulai merespon disaat kekasihnya itu mulai menggigit bibirnya dan memasukkan lidahnya kedalam sana. Kedua tangannya mengalung pada leher kekasihnya itu, membiarkan ia mengekspos seluruh bibirnya dengan sempurna.

Tangan Lingling semakin naik, menekan tubuh mungil kekasihnya itu semakin dekat, sebelum akhirnya ia mengecup dahi sang kekasih sebagai tanda berakhirnya ciuman mereka.

Kedua mata cokelatnya bertemu, dan menatapnya dengan dalam. Saling melontarkan senyuman sebelum akhirnya tangan mungil milik Lingling mencubit pipi kekasihnya dengan gemas, membuat siempunya mengeluh kesakitan.

Ended (Lingorm) ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang