Episode 11 (Ended)

1.1K 103 28
                                    

Sudah tiga hari ini Ling mengurung diri dikamarnya, jika biasanya gadis itu terlihat ceria namun kali ini tampaknya berbeda, lebih pendiam dan sedikit berantakan.

Masalah dalam pekerjaan pun ia tinggal, mengingat akan ada sidang di siang hari nanti. Tapi gadis itu sudah mengajukan cuti terlebih dahulu, hanya sekedar untuk menenangkan dirinya.

Beberapa kali pintu rumah nya terketuk dengan sangat keras, namun gadis itu menghiraukannya, untuk saat ini ia tidak ingin diganggu oleh siapapun. Walaupun keadaan memaksanya untuk tidak merespon, tapi kali ini niatnya terkalahkan ketika ia sendiri melihat dua orang gadis yang dikenalnya melalui jendela kamarnya.

"Khun Bow, Rose!" teriaknya dari jendela, kedua gadis yang mendengar hal itu pun langsung mendongak keatas, melihat Ling yang tengah melambaikan tangan kearahnya.

Tanpa berpikir panjang Ling bergegas menuju lantai bawah dan membuka pintu untuk mereka berdua. Keduanya tampak terkejut melihat penampilan Ling yang tak seperti biasanya. "Sawaddhe, Khun Ling sirilak." ucap Rose sedikit bercanda kedua tangan nya ia rapatkan didepan dada.

Bow yang melihatnya cepat-cepat menyenggol lengan Rose seraya meliriknya tajam. Gadis berambut sebahu itu terdiam lalu menarik pinggang Bow dan Ling secara bersamaan, mengajaknya masuk kedalam si empu pemilik rumah.

Ketiganya berakhir di shofa ruang tamu, Bow yang mungkin sedang bertanya-tanya sekarang ini tengah memperhatikan Ling yang hanya terdiam dan terduduk lemas.

"Ada apa denganmu?" tanya Bow pada Ling, sebelah alisnya terangkat tetapi matanya tertuju pada Rose yang tengah menatapnya penasaran. "Kamu baik-baik saja kan, Ling?" tanya nya lagi, Ling yang sedari tadi diam pun memberikan respon dengan gelengan kepalanya.

Rose disebelahnya menarik napasnya pelan, "Apakah ada sesuatu? Bagaimana dengan gadismu itu?" tanya Rose, Bow yang menyadari sesuatu pun meliriknya dengan tajam. Disusul Ling yang juga tengah menatapnya malas dari sudut matanya.

"Kamu bisa menceritakan padaku, Ling. Apa yang sedang terjadi?"

Kedua mata Ling berkaca-kaca, tak terasa air matanya pun jatuh perlahan mengenai pipinya. Rose yang melihatnya dengan segera menyeka air itu menggunakan jarinya lalu merangkul tubuh sahabatnya itu dengan erat.

"Kenapa kamu menangis?" tanya nya, namun Ling masih terdiam diposisinya. Mulutnya terlalu bungkam hanya untuk sekedar memberi respon jawaban dari pertanyaan kedua sahabatnya itu. Bibirnya bergetar, ia tak tahu harus menjawab apa, berkali-kali ia mencoba menepis pikiran itu namun dengan respon kekasihnya kemarin, Ling jadi sedikit sensitif mengenai hubungannya.

Sudah tiga hari ini, ponselnya hanya tergeletak diatas nakas yang berada di kamarnya. Jika setiap menit ia akan memainkan ponselnya karena ada sesuatu yang membuatnya harus merespon cepat, tapi kali ini ia hanya membiarkan benda kecil itu tak berfungsi disana.

"Ada apa dengan Orm?" mendengar nama itu tangisan Ling pecah, Bow dan Rose yang melihatnya pun panik. Kedua gadis itu dengan cepat menenangkan Ling sembari merengkuh tubuh mungilnya. "Kamu bisa menceritakan itu pada kami." ujar Rose.

Ling menggeleng, masih dengan isakannya. "Kalian tahu, N'Orm sendiri yang bilang bahwa pilihannya adalah aku, tapi kemarin dia jalan dengan laki-laki lain." ujarnya disela tangisan.

Ia menutupi wajahnya dengan kedua tangan, Ling tampak berantakan dari biasanya, maka dari itu ia mengurung diri karena untuk menghindari pertanyaan mengenai hal tersebut.

"Padahal aku sudah menjelaskan itu padanya, tapi kenapa seolah-olah aku yang terpojokkan? " lanjutnya, "Kenapa?" tanya nya menatap Bow dan Rose secara bergantian.

"Tenangkan dirimu, Ling. Ceritakan itu secara perlahan, aku tak begitu paham dengan ucapanmu, coba tenang okay?" ujar Bow pelan. Gadis itu mengambil selembar tissue dan mengusapkannya pada pipi Ling yang basah.

Ended (Lingorm) ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang