Episode 10 (Ended)

1.1K 95 15
                                    

Sudah hampir setengah jam Orm menunggu Ling untuk menjemputnya. Beberapa kali panggilan pun tidak ada jawaban sama sekali dari kekasihnya itu. "Kenapa lama sekali, baterai ponselku sudah hampir habis!" gerutu nya.

"N'Orm! Kenapa kamu belum pulang?!" diseberang sana terlihat seorang laki-laki bertubuh jangkung sedang melambaikan tangan ke arah Orm. Berharap yang disapa nya itu melihatnya.

Benar saja, gadis itu langsung menoleh kearah sumber suara tersebut. "Ah, P'Wan. Aku sedang menunggu jemputan, tapi ia tidak kunjung datang juga. Bahkan aku sudah menelponnya berkali-kali!"

Laki-laki itu menghampirinya kemudian, "Bagaimana kalau ikut denganku saja, kebetulan kita searah." tawarnya.

Orm menghela napasnya singkat, "Terimakasih, P'Wan. Tapi aku ada janji dengan kekasihku," balas nya kemudian mengecek lagi ponsel miliknya, berharap kekasihnya itu segera membalasnya. Namun nihil, ketika ia hendak memencet tombol panggilan, tiba-tiba saja ponselnya itu mati.

"Astaga, mati!" pekiknya sedikit frustasi.

"Tidak apa-apa, kebetulan kita searah, Orm. Sampai kapan kamu akan menunggu kekasihmu itu?" gumam laki-laki itu. "Ini mau hujan dan kamu tidak akan mungkin terus-terusan berada disini bukan?" lanjutnya bersih keras.

Gadis itu sedikit berpikir sembari menggigiti kecil kuku-kuku nya yang panjang. Sebelum akhirnya ia menghembuskan napasnya, "Baiklah, P'Wan. Aku ikut denganmu." ujar nya sembari menatap laki-laki itu disampingnya.

Keduanya tampak berjalan bersamaan kearah mobil milik Wan, tanpa disadari kedua sorot mata tengah menatap kearah mereka berdua dengan tajam. "Siapa yang berjalan dengannya?"

Begitu hendak masuk kedalam mobil, dengan cepat Wan membuka pintu sebelah untuk Orm, mempersilahkan gadis itu untuk masuk. Membuat nya setengah kebingungan karena laki-laki tersebut memperlakukannya dengan cara seperti itu.

Orm tersenyum, "Terimakasih." ucapnya. Ia kemudian menghela napas nya lalu memasang seatbelt begitu mesin mobil berbunyi dan melaju dengan cukup pelan.

Keheningan menyelimuti mereka berdua, "N'Orm, apa kamu sudah makan?" tanya Wan memecah keheningan. Orm disampingnya hanya merespon dengan gelengan kepalanya. "Bagaimana kalau kita makan bersama?" tanya nya lagi, lebih tepatnya menawarkan.

"Tapi P'Wan, aku sudah ada janji dengan kekasihku, malam ini aku akan makan bersamanya." tolaknya dengan halus. Masih terpaku dengan ponselnya yang mati, gadis itu tak tahu harus melakukan apa untuk menghubungi kekasihnya kembali.

Wan melihat Orm dari kaca kecil yang berada diatasnya, gadis berambut cokelat itu hanya terdiam sembari memandangi jalanan kota yang sudah mulai basah akibat gerimis yang datang secara perlahan.

"N'Orm?" panggil Wan lirih, ia menoleh kearah Orm disampingnya, suaranya hampir hilang. Orm yang mendengarnya pun cukup merespon dengan gumam an pelan.

"Ada apa?" tanya nya. Gadis itu menghembuskan napasnya dengan pelan, "Ada yang perlu dibicarakan?" tanya nya lagi, memastikan lebih tepatnya.

Laki-laki disebelahnya itu kemudian menggelengkan kepalanya, lalu kembali lagi mengalihkan pandangannya kearah depan.

Setelah menempuh perjalanan selama 30 menit, keduanya telah sampai didepan rumah Orm yang terlihat cukup besar untuk ditinggali sendiri. Kedua orang tua nya berada diluar negeri, jadi gadis itu hanya sendirian, tapi terkadang kekasihnya akan menemaninya.

"Terimakasih, P'Wan." ujar Orm lalu berlari kecil kedalam rumah, sesampainya didepan pintu ia cukup terkejut dengan apa yang ia lihat. Seorang wanita paruh baya yang sedang tersenyum kearahnya. Ia sempat tertegun sebelum akhirnya menyadari bahwa yang tengah berdiri itu adalah sosok ibunya.

Ended (Lingorm) ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang