Episode 12 (Ended)

1.1K 108 13
                                    

Tok.. Tok.. Tok..

Pintu rumah dengan nuansa serba putih itu terketuk dengan cukup keras, lumayan lama juga Ling menunggu si empu nya keluar hanya sekedar untuk membuka kan pintu.

Detik jam di tangan nya terus bergerak, mengingat bahwa jam delapan nanti ia harus menghadiri sidang klien nya di kota. Dan sekarang pagi-pagi buta begini, tepatnya pukul enam, gadis berambut hitam itu sudah berada didepan rumah kekasihnya.

Tak lama kemudian, pintu terbuka menampilkan sosok wanita paruh baya dibaliknya. Ling tersenyum begitu ia menyadari sosok yang sangat sekali ingin ia temui akhirnya terlihat juga.

"Sawaddhe khaa, khun mae." sapa Ling, kedua tangannya merapat didepan dada. Tak segan-segan, wanita itu juga membalas sapaannya.

"Sawaddhee~" sempat bingung dengan kehadiran Ling disana, wanita paruh baya itu terdiam sejenak sebelum akhirnya ia menyuruh Ling untuk masuk kedalam rumah. "Apakah kamu mencari, N'Orm?" tanya wanita itu, yang tak lain adalah ibunya Orm sendiri.

Ling yang mendengarnya pun hanya menggelengkan kepalanya pelan, "Tidak, khun mae. Aku kesini hanya ingin menemuimu?" ujar Ling. Lengannya ditarik dan dibawanya menuju shofa ruang tamu.

Mereka berdua duduk bersebelahan namun tidak terlalu dekat. "Apakah ada sesuatu yang ingin disampaikan?" tanya wanita paruh baya itu, terlihat excited saat Ling menampilkan wajah sumringah nya didepan matanya.

Gadis itu mengangguk, "Ada, sedikit." jawab nya singkat. Wanita itu sempat bingung dengan kehadiran Ling disana, bahkan ia sendiri tidak tahu dari mana gadis yang berada didepannya ini berasal, ia sendiri belum pernah menemuinya.

Ling menghela napasnya, "Beberapa hari ini N'Orm masih belum mengajakku bicara Khun mae." gumam Ling pelan, suaranya hampir hilang seiring dengan desiran angin lembut yang lewat. "Dia masih salah paham denganku, padahal aku sudah menjelaskannya." lanjut nya sembari memainkan jemarinya gugup.

Wanita paruh baya itu hanya mengerutkan dahinya, mencoba mencerna perkataan Ling yang baru saja ia lontarkan. "Jadi, apakah kamu kekasih N'Orm?" tanya nya membuat Ling sempat terkejut sedikit.

"Iya, khun mae.. N'Orm tidak pernah menceritakan itu?"

Wanita itu tersenyum, lalu menepuk tangan Ling secara pelan. "Dia menceritakan bahwa ia memiliki seorang kekasih pada Mae, tapi dia tidak pernah menunjukkannya."

Ling mengangguk paham, mungkin ia mengerti bahwa Orm sendiri masih belum siap menunjukkan jati diri kekasihnya. Terlebihnya juga mereka jarang bertemu, karena Ibu nya sendiri berada di luar negeri bersama dengan Ayah nya. Jadi tak bisa menampik bahwa kedua nya jarang mengobrol secara langsung dan membeberkan siapa kekasihnya.

"Dia hanya bercerita bagaimana kekasihnya itu merawatnya dengan baik, melindunginya dan sangat menghormatinya. Bahkan, N'Orm sendiri pernah bercerita pada Mae, bagaimana awal nya dia bisa jatuh cinta padamu."

Wanita paruh baya itu menghela napas nya pelan, "Mae sempat berpikir bahwa kekasih N'Orm adalah seorang laki-laki. Sebenarnya Mae sendiri tidak mempermasalahkan hal itu, karena perasaan memang tidak bisa ditempatkan pada siapa kita jatuh cinta." ujarnya.

"N'Orm memang tidak pernah bercerita tentang identitas kekasihnya, yang ia ceritakan hanyalah bagaimana ia memperlakukannya dengan sangat baik." ujar nya lagi. Ling yang berada disebelahnya hanya tersenyum, tak terasa hingga mata nya mulai berkaca-kaca.

"Beberapa hari yang lalu dia datang bersama seorang laki-laki,  dan Mae berpikir bahwa ia adalah kekasihnya, ternyata Mae salah."

Sesekali Ling menyesap hidungnya,  menyadari hal itu wanita paruh baya tersebut dengan cepat menepuk pipi Ling dengan pelan, menenangkan. "Hei, kenapa kamu menangis hm?" tanya nya. Gadis itu hanya menggeleng kemudian mengusap air matanya yang perlahan turun.

Ended (Lingorm) ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang