05. Terror

26 6 0
                                    

Vilyn dan Bima sudah membuatkan ruangan kosong khusus untuk berlatih anak-anak mereka, sesuai permintaan sang ketua.

Mereka juga membelikan alat-alat yang biasanya terdapat pada tempat latihan.

Sepulang sekolah Damian dan adik-adiknya langsung di bawa Vilyn menuju tempat latihannya. Baska yang sekarang orangnya sangat dramatis pun langsung memberikan kata-kata manis untuk Vilyn dan Bima.

"Gimana? Sesuai ekspektasi kan?" Damian hanya mengangguk puas dengan ruangannya. "Sebentar ya mama mau keluar sebentar." pamit Vilyn lalu berlari menuju keluar ruangan.

"Cukup bagus, terdapat barang-barangnya juga meskipun tidak terlalu berguna." gumam Damian melihat sekeliling ruangan.

"Kara liat nih! Kalau lo bisa nendang lebih kuat dari gue, gue bakal kasih apapun yang lo mau." tantang Baska.

Disisi lain Damian, Steven, dan Tara langsung menguji kemampuan mereka. Kara yang melihat hal itu langsung ikut dan membiarkan Baska asik sendiri.

"Anak anjing." gerutu Baska.

Damian bersyukur karena kemampuannya dan kemampuan adik-adiknya masih tetap sama hanya saja Baska perlu di latih lagi.

Tiba-tiba Damian berhenti dari kegiatannya karena merasakan aura yang tak asik baginya. Matanya terus menatap pintu yang masih tertutup itu.

"Kalian harus lihat ini!" ucap Vilyn di barengi terbukanya pintu dan memperlihatkan beberapa sosok yang mereka kenal yaitu Firiya dan anak-anaknya.

'Kau bilang kau tidak sudi untuk datang kesini? Enak jilat ludah sendiri?'

'Jangan sok kau ya! Aku kesini karena dipaksa ibuku!'

'Alasan.'

"Aku sama mas Bima bikin ruangan ini karena Damian yang minta." jelas Vilyn pada Firiya. "Yaudah coba kalian tunjukin latihannya." suruh Vilyn pada anak-anaknya.

Damian dan Steven yang pertama bertarung membuat Vilyn merasa aneh karena mereka tidak pernah belajar bela diri tapi bisa bertarung dan gerakan mereka sangat rapih.

Firiya juga tercengang karena gerakan tarung Damian dan Steven berbeda dari gerakan bela diri yang lain.

"Kamu juga belajar gih kak sama Damian, biar nanti bisa jaga diri." ucap Firiya menyuruh Silya untuk belajar bela diri pada Damian.

"Ga minat ah bu." balas Silya malas.

"Ga minat apa takut?" sarkas Damian.

"Siapa takut?!?! Ayo kita tarung!!" Silya emosi lalu berjalan dan berdiri di depan Damian. Firiya merasa khawatir dan menyesal karena telah menyuruh Silya belajar bela diri.

Damian dan Silya langsung bersiap bertarung, Steven dan risva juga ikut bersiap kalau sewaktu-waktu Damian dan Silya diluar kendali.

Pertarungan di mulai, Firiya dan Vilyn berpegang tangan takut anak-anaknya terjadi luka atau dislokasi tulang. Tapi nyatanya Silya juga mahir dengan bela diri ini, ia bisa menangkis dan melancarkan serangan secara rapih.

"Perasaan Silya ga pernah ikut bela diri deh." ucap Firiya heran dan mendapatkan anggukan setuju dari Vilyn. "Damian juga."

"Tu perempuan dua kok bisa heran sih? Emang ga tau kalau dua curut itu dulunya assassin." gerutu Baska sambil menatap Firiya dan Vilyn.

Seperti biasa Steven dan Risva menjadi penengah antara Damian dan Silya saat ada konflik. Steven dan Risva menghentikan pertarungan antara Damian dan Silya karena merasa pertarungannya mengarah ke mode over.

"Wahh hebat, Silya sama yang lain bisa kok latihan disini juga nanti tante sediain makanan sama minuman." ucap Vilyn menghampiri Damian dan Silya.

"Beneran tante?!?!" dengan semangat Yava menghampiri Vilyn dan Vilyn hanya mengangguk tersenyum.

REINKARNASI | {TXT ft ITZY}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang