07. Teman Baru

14 6 0
                                    

Ini hari pertama Damian dan yang lainnya masuk SMP. Damian merasa kalau sekolah kali ini lebih berbeda saat ia SD. Ia merasa bingung karena muridnya sangat banyak.

Damian, Steven, Tara, dan Kara satu kelas lagi. Hanya Baska yang beda sendiri kelasnya. Baska mulai protes dan mengomel pada dirinya sendiri karena beda kelas dari kakak dan adiknya.

Kini mereka masih di luar menunggu guru datang.

"Apa-apaan anjir gue beda sendiri!!" omel Baska.

"Siapa?" tanya Steven tiba-tiba.

"Gue lah! Siapa lagi?!!" jawab Baska emosi.

"Yang nanya, ahahah." balas Steven tertawa puas.

"Goblok, malah kek bapak-bapak." umpat Baska pelan.

Tiba saatnya masuk kelas dan perkenalan guru dan murid. Sesaat kemudian Baska masuk ke kelas Damian dengan ekspresi wajah yang biasa saja seperti tak memikirkan nanti ia bakal di cari gurunya atau tidak.

'Kenapa kau kesini? Ini bukan kelasmu.' tanya Damian melirik tajam ke arah Baska.

'Ah elah santai aja kali bang, gampang itu mah.' jawab Baska kelewat santai.

Sudah selesai acara perkenalan nya dan Gusta adalah wali kelas nya. Gusta guru paling muda di antara guru yang lain jadi tak heran kalau banyak siswi yang tertarik dengan Gusta.

'Kak, aku merasa tidak asing dengan Gusta ini.'

'Aku juga, Stev, seperti aku pernah melihatnya sebelumnya.'

'Ah elah dia mirip Harfa, ajudannya kakek.'

'Oh.'

"Baiklah anak-anak bapak tinggal dulu, kalian perkenalan satu sama lain dulu ya." pamit Gusta lalu melangkahkan kaki pergi dari kelas.

Kondisi kelas Damian di penuhi orang baik yang mau bergaul dan bersosialisasi. Mereka langsung menghampiri yang lain untuk berkenalan, tetapi hanya Damian yang diam diri tidak beranjak dari tempat duduknya untuk ikut berkenalan.

"Hai nama ku Kana, kamu siapa?" ucap seorang gadis mengulurkan tangannya pada Damian.

"Damian." balas Damian singkat tanpa menjabat uluran tangan Kana.

"Kamu kenapa ngga ikut kenalan sama yang lain?" tanya Kana memulai topik pembicaraan.

"Males, dan kau sendiri?" Damian berbalik bertanya.

"Aku malu berkenalan dengan mereka, aku berkenalan denganmu karena kamu sendirian yang diam diri." jawab Kana tersenyum simpul. "Kuharap kita bisa jadi teman baik ya." lanjut Kana menampilkan ekspresi senang.

Pupil mata Damian perlahan membesar dan detak jantungnya berdegup kencang. Damian tak tahu apa yang terjadi padanya.

'Perasaan ini...'

Damian dan Kana melanjutkan ngobrol meskipun Damian kerap membalas ucapan Kana sangat singkat. Kana tidak mempermasalahkan itu, lagipula Kana nanti bisa menceritakan hal yang ia alami pada Damian meskipun responnya sangat singkat.

"Mau tukeran nomor hp nggak? Nanti kita bisa lanjutin di chat." tanya Kana dan menunggu jawaban dari Damian.

Tanpa membalas ucapannya, Damian hanya menyodorkan hp nya agar Kana yang mengurusnya sendiri. Jujur Damian masih belum terlalu paham dengan teknologi zaman sekarang.

"Nih udah." ucap Kana mengembalikan hp Damian kembali.

Saat sampai di rumah nanti Damian akan meminta bantuan Baska untuk mengajari nya menggunakan barang itu (handphone).

REINKARNASI | {TXT ft ITZY}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang