Hehe... maaf baru muncul 🙇♀️
Happy Reading ♡
KALUNA yang awalnya bersandar pada tembok, kontan menegakkan tubuh ketika mahasiswi bimbingan Javier keluar dari ruangan. Mereka sempat kontak mata beberapa detik, dan itu sudah cukup untuk Kaluna menangkap jejek basah di mata gadis tersebut. Sepertinya, mulut tajam super julid milik Javier berhasil membantai mental gadis itu.
Kaluna menatap punggung bergetarnya dengan iba, kemudian mengasihani dirinya sendiri. Sebab, bisa saja ia juga akan keluar dari ruangan Javier dengan keadaan yang sama. Suasana hati dosennya itu pasti sedang buruk setelah marah-marah ke mahasiswi tadi.
Maka untuk menyelamatkan nyawanya sendiri, Kaluna membatalkan niatnya untuk masuk ke ruangan Javier. Masalah KRS, mungkin bisa nanti.
Kaluna sudah berbalik, hendak mengambil langkah untuk menjauh dari pintu ruangan Javier, namun sebuah pesan lebih dulu menginterupsi niatnya.
Pak Javier:
Masuk. Saya tau kamu ada di luar.MAM-TO-THE-PUS! MAMPUS!
Gadis berseragam putih-putih khas anak kesehatan itu menghela napas. "Santai, Lun. Pak Javier juga manusia, dia nggak makan orang, kok. Rileks."
Maka dengan tangan sedikit gemetar dan jantung yang berdetak kuat, Kaluna mengetuk pintu tiga kali kemudian memutap knop. "Saya izin masuk, Pak."
Javier hanya berdeham.
Dengan hati-hati, Kaluna masuk ke ruangan dingin itu lalu menutup pintu kembali. Setiap langkahnya menuju meja Javier seperti hitungan penghakiman untuk dirinya sendiri. Semoga saja suasana hati Javier sudah membaik.
"Duduk."
Kaluna duduk di depan laki-laki dengan kacamata berbingkai hitam yang bertengger di hidung mancungnya. Dengan berat hati, Kaluna mengakui bahwa Javier memang benar-benar tampan seperti yang sering orang eluh-eluhkan.
This guy is hella fine!
"Mana KRS kamu?"
Kaluna bersyukur Javier langsung to the point. Dengan cepat Kaluna mengambil map berisi KRS di dalam totebag dan meletakkannya di depan Javier.
"Ada kesulitan selama kuliah di sini?" Tanya Javier sambil meneliti KRS milik Kaluna.
"Enggak ada, Pak."
"Benar? Sama sekali nggak ada masalah?"
Masalah gue ya cuma elo!
Kaluna rasanya ingin berteriak seperti itu, namun tentu saja ia tidak berani. Bisa-bisa Javier langsung menendangnya dari kampus ini.
"Puji Tuhan nggak ada, Pak. Kuliah saya lancar, kok."
Javier mengangguk-angguk pelan. Laki-laki itu sama sekali belum menatap Kaluna, ia hanya fokus pada kertas putih di depannya.
"IPK kamu udah lumayan. 3,35. Tapi tingkatin lagi semangat dan fokus belajar kamu biar bisa lebih tinggi. Saya tau kamu mampu lebih dari ini."
Bisa apa Kaluna selain mengangguk mengiyakan? "Iya, Pak."
"Jangan iya-iya aja kamu."
Kaluna menahan diri untuk tidak berdecak. "Baik, Pak."
Javier menatapnya sekilas dengan datar lalu mendengus. Diraihnya pulpen yang Kaluna tahu harganya cukup mahal, kemudian menandatangani KRS milik Kaluna.
"Kalau di semester berikutnya kamu ada masalah, ada kendala, silakan hubungi saya. Saya dosen PA kamu. Ingat, kan?"
"Ingat, Pak."
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. J
ChickLitKaluna pikir, kuliah itu hanya tenteng-tenteng totebag kemudian wisuda. Kaluna pikir, kuliah itu seindah cerita-cerita novel yang dia baca. Namun, semua ekspektasinya mengenai dunia perkuliahan seketika luluh lantak begitu bertemu dengan manusia sup...