berbaikan

24 3 0
                                    

Happy reading •.•

"Jadi apa yang ingin lo bicarain?"ucap laluna saat melihat wiliam masih berdiam diri tak mau berbicara.

"Ini tentang tante siren"ucap wiliam.

"Udah tau, dia mama tiri lo kan?"jawab laluna setenang mungkin, meski ada perasaan nyesek.

"Lo salah paham luna, tante siren itu menikah dengan paman gua. Bukan ayah gua, nyokap gua masih hidup"ucap wiliam menjelaskan.

"Terus kenapa dia ada di rumah lo kemarenn, pas gua datang"ucap laluna.

"Itu karena dia ngunjungin mama gua, paman gua pas itu lagi di dapur"ucap wiliam lagi, laluna akhirnya bisa tenang. Wiliam tak akan menjadi saudra tirinya.

"Jadi kita baikan kan?"lanjutnya lagi.

"Baikan"ucap laluna seadanya, wiliam senang mendengar hal itu. Ia sudah berbaikan dengan sang pujaan hati, ia pikir akan sulit untuk berbaikan.

"Gua bawain lo kue kesukaan lo, sebagai tanda permintaan maaf karena baru berani nemuin lo sekarang"ucap wiliam, laluna menerimanya dengan senang hati.

"Ah iya milki, papa gua mau nikah lagi sama mama nata. Lo datang nanti ya, dan juga beritahu mama siren untuk datang juga. Katakan anaknya menyuruhnya datang"ucap laluna kepada wiliam lalu menawarkannya cookies yang di terima baik oleh wiliam.

"Nanti gua kasih tau, terimakasih my luna"ucap wiliam, setelah itu ia pulang karena urusannya sudah selesai. Dan laluna lantas masuk kembali ke rumahnya

"Mama, nanti paket Luna datang. Udah luna bayar, jadi mama masukin aja paket luna ke kamar"ucap laluna.

"Memangnya luna mau kemana?"tanya nata heran ketika gadis itu memintanya memasukkan paketnya.

"Mau ngecek undangan  pernikahan mama nata, pernikahan mama dan papa kan seminggu lagi. Banyak yang harus di persiapkan"ucap laluna.

Nata sedikit tersipu mendengar kata pernikahan nya dan alan, laluna yang sadar akan hal itu hanya tersenyum.

πππ

Saat ini laluna sedang keluar bersama kedua orangtuanya, mereka sedang memilih gaun pernikahan yang akan alan dan nata kenakan. Laluna mengatakan untuk memilih gaun pernikahan yang berwarna pink, karna kulit mba nata cocoknya warna pink. Tapi alan menolak, dia tak ingin menggunakan jas berwarna pink. Katanya

"Enggak! Nanti kayak orang manggung"ucap alan, yang membuat laluna menatapnya malas.

Akhirnya pakaiannya jatuh kepada gaun berwarna putih, seperti gaun pernikahan pada umumnya. Namun sedikit ada campuran warna pink, sedangkan alan mengenakan jas berwarna putih seperti pilihannya. Ia tak ingin menggunakan warna hitam, karena saat menikah dengan siren ia menggunakan jas hitam.

"Papa, undangannya sudah jadi. Sudah luna masukkan ke dalam paperbag ini"ucap laluna memberikan paperbag kepada alan, dan alan menerimanya dengan baik.

"Luna nggak capek?"tanya nata kepada laluna yang masih berjalan. Dan laluna lantas menggelengkan kepalanya, ia masih kuat.

"Kita istirahat dulu, bagaimana jika makan ramen?"ucap alan, laluna dan nata mengangguk setuju. Mereka pun menuju toko rame yang berada di depan tempat cetak undangan.

"Koniciwa, ingin memesan apa?"tanya kasir kepada alan, alan lantas memesan 3 mangkuk ramen dan minumannya teh biasa. Namun laluna meminta di pesankan teh matcha, alan pun memesannya kepada Kasir. Dan mereka pun duduk di meja yang kosong

"Papa, setelah ini kita harus ke toko kue. Untuk memesan kue pernikahan"ucap laluna.

"Sepertinya kue pernikahan papa sendiri yang mesan, papa nggak mau luna kelelahan karena mengurus pernikahan papa"ucap alan.

"Tapi luna pengen ke toko kue, mesan kue"ucap laluna.

"Baiklah, kita ke toko kue untuk memesan kue ulang tahun saja gimana?"ucap nata dan alan menyetujuinya. Akhirnya laluna senang, ia akan ke tempat yang paling ia sukai itu.

Sampainya di toko, laluna memilih kue yang keliatannya paling sederhana. Tapi menarik di matanya, namun sang ayah menolaknya.

"Jangan kue yang itu, terlalu sederhana"ucap alan kepada laluna, laluna kesal. Ayahnya itu selalu saja menyanggah omongannya

"Papa! Luna menginginkan kue itu. Kenapa papa selalu saja mengatakan tidak"ucap laluna sedikit emosi. Ia pikir ia akan mendapatkan yang ia inginkan, tapi ayahnya itu aish.

"Alan, berhentilah membuat putrimu kesal"ucap nata memelototi calon suaminya itu.

"Baiklah baiklah, hanya bercanda. Tapi bukankah itu terlalu sederhana? Ini adalah pertama kalinya putriku merayakan ulang tahun"ucap alan.

"Tentu saja pertama kali, karena selama ini papa tak mempedulikan luna"gumam laluna, namun dapat di dengar oleh alan dan nata. Alan merasa bersalah jadinya, dan nata pun berusaha memecahkan keheningan ini.

"Ah begini saja, mama yang akan membuat kue untuk ulang tahun. Luna bisa membelinya untuk luna makan saja, sedangkan kue ulang tahun mama yang akan membuatnya"ucap nata.

"Terimakasih mama, luna sayang mama"ucap laluna lalu memeluk nata, alan hanya tersenyum. Setidaknya nata ada di samping laluna selama ini.

"Apa putri papa masih marah?"tanya alan ragu ragu, dan laluna menggelengkan kepalanya. Tentu ia tak marah, hanya masalah kue bukan? Begitulah pikir laluna.

Mereka akhirnya membeli kue itu untuk di bawa pulang, laluna mengandeng kedua tangan orang tuanya. Dan mereka keluar dari toko kue bersama sama, setelah itu mereka pun pulang.

"Papa, di ulang tahun luna yang ke 16 nanti. Bisakah luna meminta sesuatu lagi?"tanya laluna.

"Tentu sayangnya papa, luna menginginkan apa?"tanya alan kepada putrinya itu. Tentu saja ia akan memberikan semuanya, ia tak akan pernah menolak keinginan putrinya.

"Luna mau peliharaan"ucap laluna antusias, dulu saat ia di tubuh naya ia tak bisa memiliki peliharaan karena ia tinggal sendiri. Ia takut tak bisa merawatnya

"Luna mau peliharaan apa? Singa putih? Harimau putih? Kukang? Macan? Atau ular?"tanya alan dengan berbagai rekomendasi peliharaan yang menurutnya aman.

"Papa, itu bukan peliharaan. Tapi maut, luna hanya ingin marmut. Bukankah marmut menggemaskan?"ucap laluna, ia tak habis pikir. Bagaimana ayahnya membayangkan bentuk hewan peliharaan.

"Marmut itu menjijikkan nak, marmut itu mirip tikus. Papa tak setuju"ucap alan menolak, tidak tidak membayangkan saja ia sudah geli. Ia benci tikus

"Papa menolak? Kalo begitu luna akan meminta mama nata"ucap laluna, bodo amat apapun yang terjadi ia akan mendapatkan marmut incarannya itu.

"Bagaimana dengan kumbang macan? Atau mungkin zebra"ucap alan sedikit berteriak, namun laluna tak mempedulikannya. Lebih baik ia menyiapkan keperluan untuk pernikahan mama nata dan pria tolol itu alias papanya.

Bersambung...

Seperti biasa jangan lupa vote, komen dan follow akun ini untuk tau kelanjutannya. Semoga kalian sehat

Mungkin ada yang ingin di sampaikan untuk

-nsya (author)

-wiliam

-alan

-laluna

-nata

transmigrasi author Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang