pesta topeng

8 3 0
                                    

Happy reading..

Ini sudah malam, saatnya untuk laluna ke sekolah untuk ikut pesta topeng. Ia memakai gaun merah muda yang ia beli tadi, dengan kenderaan mobil yang senada dengan gaunnya.

Ia membiarkan rambutnya terurai indah, dengan jepitan rambut berwarna pink. Ia tak ingin merusak rambutnya, itu sebabnya ia memakai jepitan rambut di bagian kanan dan kiri rambutnya.

Panitianya memberikan ia topeng berwarna silver, sangat cocok untuknya. Gaunnya tidak begitu mencolok, dan orang tak mengenalinya karna topeng. Ia pun mendekati alden yang tengah memakan kue yang tersedia untuk siswa siswi yang menghadiri acara ini.

"Woi al!"teriak laluna, alden pun menoleh pada seorang wanita yang memanggilnya. Siapa wanita yang memakai gaun merah muda itu? Apakah ia mengenalinya? Pikir alden.

"Ah ya, tapi siapa ya?"ucap alden kikuk, ia tak mengenalinya karna topeng yang di pakai wanita itu.

"Parah lo, teman sendiri gak inget"ucap laluna, setelah berusaha mengingat siapa pemilik suara ini Alden pun langsung heboh.

"Wah anjir, gua kira siapa! Kok bisa lu kenal sama gua lun? Padahal gua juga pakai topeng"ucap alden heboh, membuat orang orang memperhatikannya.

"Ya kenal lah njir, emang orang gila mana lagi yang make pita kupu kupu warna jingga! Noh liat pada make jas hitam, gak make pita apapun"ucap laluna, ia juga. Semua orang memakai jas tapi tak memakai dasi kupu kupu.

"Ulah raeyden nih, dia yang nyuruh gua make dasi kupu kupu biar gampang di kenalin"ucap alden memanyunkan bibirnya, laluna hanya tertawa dengan tingkah temannya itu.

"Sini deh, gua perbaiki biar gak keliatan kek Jamet"ucap laluna, ia meminta kepada panita topeng berwarna jingga. Dan memberikan kepada alden, sangat senada dengan dasinya.

"Nah gini kan cakep, daripada lu makan kue doang. Mending nyari pasangan dansa gih"ucap laluna, alden pun menggelengkan kepalanya ia tak berniat mencari pasangan dansa.

"Yaudah dansa sama gua aja yuk! Percuma kita latihan kalo gak dansa"ucap laluna, ia mengajak alden berdansa. Alden ragu menerimanya, lalu raeyden menghampiri keduanya.

"Mau dansa? Dansa aja kalian gak papa"ucap raeyden dengan topeng berwarna silver, mirip punya laluna. Tumben sekali anak ini, membiarkan Alden dekat dengannya.

"Nah, raeyden udah ngasi izin. Yuk!"ucap laluna, ia pun mengajak alden berdansa di tengah.

Keduanya pun berdansa bersama, alden dan laluna pun berbincang ringan. Sebenernya gak canggung, cuman mereka tuh emang gak bisa diem!

"Al, gua baru ngadopsi anak"ucap laluna, alden tak dapat menyembunyikan keterkejutannya. Meski tertutup topeng

"Omaga?! Yang bener njir, baru 16 tahun udah adopsi anak?"ucap alden terkejut.

"Hooh, ceritanya panjang. Pokoknya bantuin gua, cariin orang yang bisa bantu gua buat ngurus surat adopsi besok!"ucap laluna, alden menganggukkan kepalanya mengerti.

Sekarang bagian berganti pasangan, laluna terkejut orang yang berdansa dengannya adalah wiliam. Ia juga menggunakan topeng berwarna silver, bagaimana laluna tau? Laluna sangat hafal dengan mata wiliam, tentu saja ia tau.

"Ah selamat ya atas pertunangan lo wil"ucap laluna, wiliam hanya berdehem untuk menanggapinya.

Bagian berganti pasangan lagi, sekarang alden menjadi pasangannya lagi.

"Gitu amat muka lu"ucap alden, saat laluna menjadi pasangannya lagi. Laluna pun mengatakan bahwa pasangan pergantian tadi adalah wiliam, alden pun sama ikut terkejutnya.

"Fiks mah jodoh ini"ucap alden

"Mana bisa woi, beda agama"ucap laluna, alden ikut nyesek dengarnya.

Dansa pun berakhir setelah musik berhenti, alden dan laluna pun menghampiri raeyden yang tengah mengunyah kue. Dengan gilanya, alden mengambil kue bekas gigitan raeyden itu dan memasukkannya ke mulutnya.

πππ

"Ibun, lama sekali"ucap anak kecil yang laluna bawa tadi siang. Laluna sudah memikirkan nama yang bagus, jendra D'morgan, itulah namanya. Ia terpikirkan nama itu saat sedang memakan margen, tau margen? Kalo bahasa Indonesianya kolang kaling.

"Maaf ya nak! Yuk balik, belle aku pulang dulu ya? Terima kasih sudah menjaganya"ucap laluna berpamitan kepada belle, sang sahabat pun mengiyakannya sembari tersenyum ramah.

Mereka pun pulang, dengan mobil yang laluna bawa saat ke pesta topeng tadi. Lagi lagi anak itu, menatap kagum pada kendaraan sang ibu angkat.

"Kau suka dengan mobil ibun nak?"tanya laluna, anak itu pun menolehkan wajahnya ke arah laluna. Ia mengangguk bersemangat!

"Saat nanti sudah dewasa, ibun akan membeli milik mu satu. Tapi harus dewasa dulu, oke?!"lanjut laluna lagi, anak itu pun mengiyakannya dengan mata berbinar.

Ah terlihat manis di mata laluna, ia beruntung karna bertemu dengan anak itu. Hari harinya akan berwarna mulai sekarang, ia akan bersiap menghadapi masa depan yang indah.

Keduanya pun sampai di mansion, setelah memakan waktu 15 menit perjalanan. Laluna membantu anak itu keluar dari mobil, setelah itu ia meletakkan mobilnya ke bagasi miliknya.

"Baiklah mari tidur! Lihat, ibun membeli mu sesuatu jen"ucap laluna menujukkan sebuah paperbag, yang berisikan roti coklat.

"Roti coklat yeaayy!hup, tapi jen itu siapa ibun?"tanya sang anak merasa asing dengan panggilan jen, biasanya laluna akan memanggilnya nak.

"Jendra D'morgan, itulah nama mu nak, kau suka?"tanya laluna, anak itu pun menatap sang ibun dengan tatapan berbinar, seperti ada Kilauan di mata miliknya.

"Jendra suka ibu! Terima kasih"ucap jendra, mengucapkan terima kasih karena sang ibu telah memberikan ia nama. Bahkan di panti, anak anak panti atau pengurus hanya memanggilnya hei! Kau! Tidak ada nama.

"Mari kita gosok gigi, setelah itu berwudhu dan segera tidur. Oke nak?"ucap laluna, anaknya pun menyetujuinya. Keduanya berjalan menyusuri setiap ruangan, hingga sampai lah mereka di kamar milik laluna.

Laluna memang berniat ingin tidur dengan jendra, kecuali saat anak itu sudah berumur 14 tahun. Maka ia akan membiarkan anak itu tidur sendiri

Keduanya kompak menggunakan piyama beruang, laluna membantu sang anak untuk gosok gigi. Setelah itu mereka segera merebahkan diri di kasur empuk milik laluna.

"Jendra, jika ibun mendaftarkan mu sekolah. Kau mau?"tanya laluna sedikit ragu, karna ia takut anak itu belum siap untuk menghadapi orang orang ramai.

"Jendra mau! Apapun ibun minta jendra akan setuju"ucap jendra, menoleh ke samping tepat ke arah wajah sang ibu.

Laluna pun senang, ia harap ia akan bisa membesarkan jendra sampai jendra menjadi orang besar dan dapat menaklukkan semua impiannya.
Laluna membawa jendra dalam pelukannya, ia rasa tak akan sanggup jika ia akan berpisah suatu hari nanti saat jendra sudah memiliki kekasih.

Bersambung...

Yeay! Udah update lagi, terima kasih buat yang sudah baca. Jangan lupa vote jika ingin di lanjutkan

transmigrasi author Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang