Bab 5

222 14 0
                                    

🤸🏻🤸🏻🤸🏻

Pagi ini, Kenzie bersenandung kecil sambil menyisir rambutnya di depan cermin. Setelah selesai, dia tersenyum tampan.

"Emang gantengnya gue gak ada lawan! Asli dah!" Gumam lelaki itu.

Sesuai keinginannya semalam, pagi ini anak itu akan pulang ke rumah. Dia berbalik menatap Mommy nya yang sedang membaca Majalah di sofa.

Monica tampak fokus membacanya. Perawakannya sangat elegan dengan kacamata yang bertengger apik di hidung mancungnya, rambutnya yang panjang dan lurus diikat, menampakkan leher jenjangnya yang putih. Poni rambut model wolf cut, benar-benar Cantik Paripurna.

Kenzie menatap lamat ibunya. "Emak gue cantik bet gila! Anjir lah! Kalo punya anak, gimana ganteng dan cantiknya anaknya nanti itu?"

Kenzie sontak menggelengkan kepalanya kecil, "Enak aja! Tetap gue paling ganteng dimana-mana!😌" Batinnya.

Monica menatap putranya yang bertingkah aneh. Tangannya mendorong kacamata di hidungnya.

"Sudah?" Tanya Monica sambil menutup majalah.

Kenzie tersadar, lalu mengangguk singkat. Monica berdiri, lalu berjalan mengambil kunci mobil di atas meja nakas.

Di luar ruangan, dua orang bodyguard membawa masing-masing satu buah koper.

Kenzie berjalan di samping ibunya dengan santai. Sebelah tangan berada di saku celana, sebelahnya mengorek kuping.

Monica meliriknya, wajahnya memang selalu datar, benar-benar tidak pernah tersenyum sama sekali.

Kenzie menyadari tatapan itu, lalu melirik ibunya, "Kenapa?" Masih mengorek kuping.

Melihat jari kelingkingnya yang terdapat kotoran kecil, menciumnya lalu menjentiknya. Jarinya hendak masuk ke hidung, segera Monica menahannya.

Mereka berhenti berjalan, Kenzie menatap ibunya bingung.

"Apa?"

Monica menatap datar kedua mata Kenzie, membuat yang ditatap gugup. Entahlah, siapapun pasti akan gugup ditatap sedalam itu. Apa lagi, kedua mata Rubah Monica sangat tajam dan lancip pada sudut matanya.

Monica menarik lembut tangan anaknya menuju Toilet wanita. Di depan pintu, dijaga oleh dua bodyguard yang membawa koper.

Kenzie masih bingung. "Kenapa ke sini, Mom?"

Tidak menjawab apapun, Monica mencuci kedua tangan Kenzie dengan telaten dan menyabuni nya.

Kenzie paham sekarang, dirinya menghela nafas. "Kirain mau ngapain."

Setelah selesai, Monica mengelapnya dengan sapu tangan yang selalu dia bawa di saku jas.

Setelah selesai, mereka pun keluar dan lanjut berjalan pergi.

.
.
.

Kenzie menatap bingung bangunan di depannya. Sangat tinggi, besar, lebar, mewah, dan elegan. Terdapat tiga huruf kapital besar di bangunan itu.

"M-Mom ...? Kok ... kok kita ke sini?" Tanya Kenzie bingung.

Monica menggenggam tangan Kenzie lalu dengan lembut menariknya untuk masuk ke dalam.

Begitu Monica kan Kenzie masuk, semua orang menyambut mereka.

"Selamat datang, Nyonya Monica."

Kenzie kaget, pasalnya, mereka sangat kompak dan begitu menghormati Monica, bahkan sampai membungkuk.

Dilihat, pakaian mereka sangat rapi dan tertutup, tidak ada rok diatas lutut, tidak ada kemeja diluar rok, tidak ada kemeja lengan pendek, tidak ada yang berambut pendek seperti pria, para karyawan wanita ini benar-benar tertib dan teladan. Terdapat beberapa dari mereka memakai celana, yang panjang tentunya.

My Little TigerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang