Bab 4

4K 159 6
                                        

🤸🏻🤸🏻🤸🏻

Kenzie mengangguk memejamkan mata dengan lucu, lalu menatap Monica.

"Iya, gak lagi. Kenzie tau salah. hk... Maaf yah, Mom." Jawabnya lirih, matanya menatap sayu

Monica mencium dahi anaknya yang sudah berkeringat.

Tuut... Tuut... Tuuuuuut!!!

Monica membelalakkan matanya saat mendengar mesin EKG itu berdenging.

.
.
.

(Kejadian Sebelas Hari)

*
*
*

(Hari Pertama)

"PERGI LO DARI SINI! PERGI!!!"

Setelah berteriak, anak itu kembali kekamar.

BRAK!

Suara pintu ditutup kasar sangat besar hingga sampai ke telinga Monica yang masih berada di ruang makan.

"Sesuai keinginanmu."

Menyelesaikan sarapannya sebentar, lalu beranjak menuju kamarnya dan almarhum suaminya, Kenneth Al Larsson.

Melihat jam di dinding kamar, menunjukkan pukul delapan lewat sepuluh.

Dia mengirim pesan kepada seseorang sebentar, lalu menuju almari pakaian.

Monica mengemas barang-barangnya, hanya mata lalat, kelelawar, dan baju tidur haram yang ia masukkan ke dalam koper.

Dia meninggalkan semua pemberian almarhum suaminya, baik itu pakaian, makeup, skincare, dan lain sebagainya. Setelah kopernya siap, Monica langsung keluar kamar. Dia akan pergi meninggalkan rumah, sesuai "permintaan" si Kecil itu.

"Mau kemana Nyonya, tanpa kendaraan begini?" Tanya pak satpam kepada Monica.

"Saya akan dijemput teman saya." Jawabnya tidak sesuai pertanyaan.

Dalam sekejap, sebuah mobil hitam datang, berhenti tepat di depan Monica. Dia masuk ke dalam mobil, lalu melesat jauh.

"Nyonya Monica mau kemana, yah? Ah, sudahlah, jangan kepo urursan majikan, pamali."

Di dalam mobil, Monica hanya diam. Di depannya, terdapat satu orang sopir pria dan satu orang wanita.

"Nyonya, sesuai perintah Anda." Ucap wanita di depannya yang memakai kalung nametag. Namanya Aprilia.

Lia memberikan sebuah map orange kepada Monica, diterima baik oleh sang empu.

Melihat tulisan dari beberapa kertas didalam map itu, Monica tersenyum miring.

"Kalian berdua akan mendapat bonus bulan ini."

"Terima kasih, Nyonya Monica."

.
.
.

(Hari Ke Empat)

Tok! Tok! Tok!

"Masuk!"

Ceklek!

"Nyonya, ada apa memanggil saya?" Tanya Lia.

"Bagaimana dengan perusahaan minyak sawit Kenneth?" Monica bersedekap dada sambil menyandarkan punggungnya di sandaran kursi hitamnya.

"Menjawab, Nyonya. Hari ini harusnya adalah penerimaan gaji para karyawan. Selain itu, tidak terjadi apa pun."

Monica yang berwajah datar sejak tiga hari lalu itu, menatap layar laptop yang menampilkan keterangan perusahaan.

My Little Baby KenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang