Bab 11

91 15 1
                                    

🤸🏻🤸🏻🤸🏻

Perempatan di sudut dahi Monica semakin banyak, matanya terpejam menahan kesal. Senyum bahkan tidak akan ada harapan untuk muncul.

"Ayolah, mom~ Tadi siapa?~ Calon bapak Kenzie, yah? Aduh mak oy~" Kenzie mengelilingi Monica.

Mencuil pipi Monica, menusuk-nusuk kecil, menatap Monica dari kiri dan kanan, memanjat sedikit untuk menaruh dagunya di kepala Monica dari belakang. Kenzie benar-benar menggoda ibunya habis-habisan.

"Kenzie, duduk." Monica masih berusaha menahan gejolak di dalam tubuhnya. Dia bukan kesal dengan kelakuan Kenzie, melainkan perkataan Kenzie yang menggodanya.

"Gak mau~ Jawab dulu lah! Dia bapak baru Kenzie kan? Iya kan? Kan? KAN?!" Kenzie semakin mendesak Monica.

Sekarang anak itu berbaring telentang di atas meja, kepalanya menatap Monica dari belakang.

"Iya kan? Hayo loo~ Hihiii~~" Kenzie menoel-noel dagu Monica dengan wajah jahilnya.

Kenzie bangun dan berdiri, lalu kembali menyusun laptop dan dokumen seperti sebelumnya, setelah dia mengenyampingkan nya sebelumnya.

"Anak ini ..." 💢💢💢

Setelah selesai, Kenzie langsung menari tidak teratur dan bernyanyi dengan wajah ceria.

Aku punya mommy cantik~
Ku beri nama Monica~
Dia suka tidak tersenyum~
Namun penuh kasih sayang~

Mommy! Kiw kiw kiw~
Kemari! Kuw kiw kiw~
Ayo nikah lagi~

Mommy! Kiw kiw kiw~
Kemari! Kiw kiw kiw~
Daddy nya harus ganteng~

ANJAY~~

"AH!"

Kenzie kaget, saat ini dia di gendong seperti karung oleh Monica. Monica membawanya keluar ruangan, setelah meraih ransel sekolah Kenzie dan kunci mobil.

"Mom! Turunin! Turunin gak?! TURUNIN! AARRGG!" Kenzie teriak-teriak dan memukul punggung Monica.

"Ah, pusing. Bau parfum mommy juga, agak menyengat sih, tapi gak begitu menyengat."

Monica berpapasan dengan Lia, lalu memberi perintah untuk menggantikan dirinya di perusahaan. Tanpa menunggu jawaban Lia, Monica terus berjalan dan masuk ke mobil.

Monica masuk ke dalam mobil dengan Kenzie yang dia duduk kan di pangkuannya. Monica menyalakan mobil, tetapi belum bergerak dari sana.

Kenzie tampak bersandar di dada Monica. Wajahnya sedikit memerah, karena terlalu lama menyungsang (posisi kepala di bawah, kaki di atas. Walau sebenarnya kakinya gak diatas tadi).

Kenzie mencoba meredakan rasa pusingnya. Namun, usahanya sia-sia. Justru dia ditambah merasa terintimidasi, merasakan Aura Monica yang menyeramkan. Bahkan, bau parfum Monica sangat menusuk hidungnya. Dia melihat sendiri, Monica sebelumnya memakai parfum sebelum pergi dari rumah.

Monica terdiam namun kasihan. Mengalah, dia mengelus kepala Kenzie dengan lembut dan sedikit memijitnya.

Hawa di sekelilingnya sudah mereda, Kenzie menatap Monica. Wajahnya ketakutan.

"Mommy marah?"

Monica tidak menjawab, tetapi terus mengelus Kenzie lalu mencium dahinya.

"Pasti kesel banget nih emak gue. Ya iya lah, digodain menikah. Semua orang juga gitu kali, termasuk gue. Pasti kesel. Tapi seneng aja gitu kapan lagi ye kan godain mama bohay."

"Maaf mom." Mata Kenzie tampak berkaca-kaca.

"Kok gue pen nangis sih, anjir? Ah elah, lemah!"

"Tapi emak gue nyeremin cok! Tai lah!" 😭

My Little TigerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang