Oh, Manda (1 part aja)

4K 25 0
                                    

Ku lihat bodynya semakin dia beranjak remaja, semakin bikin hatiku berdesir. Astaga, perasaan apa ini? Masa sama adik tiriku sendiri punya perasaan seperti ini?!?.

Aku ini lelaki normal berusia 22 tahun. Hasratku pun sering tersalurkan pada pacarku. Tapi kenapa melihat Amanda - adik tiriku, rasanya hasratku timbul lagi?

Seperti sekarang, saat Papa masih di kantor dan Manda-panggilannya, sedang duduk di ruang tv mengenakan daster mini satu tali, dapat kulihat kedua payudaranya menyembul keluar. Apalagi dia tidak pakai Bra. Oh, shit! Senjataku sudah berdiri di dalam sana.

Gak bisa! Aku harus menyalurkan hasratku! Peduli setan dengan status, kami hanya saudara tiri. Ibunya pun sudah gak ada (meninggal), pun dia hamil kami masih bisa menikah.

¤¤¤

"Manda..." panggilku lembut padanya menuju tempat duduk kosong di sampingnya.

"Ya, Mas?" Sahut Manda

"Kamu lagi santai?!?" Tanyaku basa basi.

"Iya, Mas. Mas tumben udah pulang kuliah?" Tanyanya polos

"He'um. Mas males keluar. Kecuali kamu yang 'keluarin'.." kataku ambigu. Manda terlihat bingung hanya bisa bertanya lagi "Maksudnya, Mas?"

"Bantuin Mas, 'keluar' Man.." ucapku dengan suara serak parau akibat sudah sangat horny, memandang wajahnya dari dekat.

Tanpa ku duga, Manda mengerti dengan maksudku dan dia malah menggodaku balik.

"Mas, mau dikeluarin di dalem apa diluar?" Tanyanya berbisik di depan wajahku sembari memberi usapan sensual di dada bidangku yang bisep.

"Ssshh.. Maann... " desisku hingga mataku terpejam dan mendongakkan kepala. Manda mulai memainkan jari-jarinya secara agresif sampai tangannya tiba di tengah selangkanganku.

Memberi belaian pada kejantananku yang mengeras dari luar celana pendekku. Begitu aku kembali melihat wajanya, ternyata Manda sudah menurunkan sebagian depan dasternya hingga sebelah payudaranya terpampang jelas.

Payudara yang bulat padat dan juga puting pink-nya seolah minta dihisap, dijilat dan dinikmati. Tangannya yang sejak tadi mengelus kejantananku pun mulai merambat membuka kancing juga zipper celana pendekku.

Penisku yang panjang, besar dan berurat sempat membuat Manda melotot. "Mas,,kontol Mas super punya yaa.. kalo masuk ke memek Manda muat gak ya?"

'Shit!! Ucapan frontalnya bikin aku makin panas'

Kuarahkan saja tangan Manda mengelus penisku naik turun. Tanganku yang lain memainkan payudaranya, memilin putingnya dan sesekali meremasnya.

"Man, ikut ke kamar Mas sekarang!" Pintaku tegas lalu menarik lengannya agar mengikutiku tanpa penolakan.

"Mas Arga! Kalo Papa pulang gimana?!?" Manda bertanya dengan wajah khawatirnya. "Kamar Mas kedap suara, jadi Mas bisa puas ngentotin kamu!" Jawabku lugas dan frontal

Wajah kaget Manda tak terelakan lagi. Tiba di kamar kusambar bibir pink mungil Manda. Kusedot bibir atas bawahnya. Kuhisap lembut dan terkadang kasar.

Awalnya Manda tidak membalas ciumanku tapi lama kelamaan dia membalas juga. Aku tersenyum kemenangan ditengah ciuman kami saat dia membalas ciumanku tak kalah ganas.

Tak ketinggalan pula payudara yang tadi menantangku, kuhisap dan kujilat sensual. "Mmhh.. Mas.." desah Manda saat ujung lidahku bermain main di putingnya.

"Sorry Man.. Mas udah gak kuat" kataku padanya lalu ku buka dengan cepat daster mininya. WOW! dia tidak memakai celana dalam!! Vagina putih tembam dan mulus tanpa bulu terlihat jelas dimataku.

Bebas berhasratTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang