3. Minta Tanggung Jawab!

320 17 2
                                    

di dapur rumah [Name], begitu hening. tunggu, hening? iyalah. gaada yang mau buka suara sedikitpun. hanya suara dentingan sendok dan garpu yang sedang baku hantam dengan piring [gila baku hantam gatuh].

teringat sesuatu, [Name] pun membuka suara. "kak Niara, ibu." panggilnya. sang empunya nama/panggilan pun menyahut. "ya? ada apa, [Name]?" tanya sang ibu. kakaknya yang bernama Niara itu pun hanya mengangguk setuju. "jadi gini..."

"... aku bertunangan dengan keluarga Amato, kan?"

hening.... tak ada jawaban. hingga sang ibu angkat bicara. "iya, nak. tidak sangka kamu tahu secepat ini," ujarnya. "kamu tahu darimana?" sambungnya. "dari Gempa, bu."

"ah, anak yang paling waras diantara yang waras ya.." gumam ibu agak lantang(?) ya pokoknya didenger gitu deh. "anak yang paling waras diantara yang waras?" bingung [Name]. "kok bisa dia dijuluki begitu?" tanyanya. "karena─"

"─karena cuma dia yang sangat sangat waras plus sabar," potong kak Niara pada ucapan ibu. "kak, gabaik potong ucapan orang tua.." peringat [Name]. emang ya, kakaknya ini suka ceplas - ceplos. 11-12 sih ma [Name].. :> "tapi bu, kenapa aku tiba - tiba bertunangan? aku bisa cari pasanganku sendiri,"

"ayah yang minta, nak. sebelum dia pergi untuk selama - lamanya," jawab sang ibu. "karena ayah dan ayah mereka bersahabat baik, makanya dia tunangankan kamu dengan anak mereka." sambung wanita paruh baya itu lagi.

"... begitu," [Name] mengiyakan saja. lalu lanjut makan.

nah, sepertinya, pertanggungjawaban atas perkataan Gempa sudah lunas.

───────────────────────
.

.
BREAK
.

.

───────────────────────

pagi harinya, terlihat sekolah sudah cukup ramai. ada yang bermain, ada yang tertawa gembira, ada yang saling membull─maksudnya saling mengejek. ngejeknya main main lho, ya.

balik ke MC kesayangan kita, [Name].

terlihat dia sedang di perpustakaan, seperti biasa. dan dia sedang membaca buku yang bersampul "Diana's Diary". kalau gasalah, itu nama nenek buyutnya. entah apa yang dipikiran [Name] sampai - sampai membaca diari nenek buyutnya. emang ya, rasa penasarannya tinggi. setinggi langit ketujuh.

"? kenapa dibagian ini kotak - kotak? paket, kah?" gumamnya. paket paan tuh, [Name]? paket cinta dari Solar? //plak

back to topic.

"hm... kayaknya disensor," sambungnya. [Name] mengabaikannya, dan lanjut membaca halaman lain.

GEDUBRAK!!
"ehhh nenek moyangku monyet!!" taulah latahnya siapa. "haduhh, hish siapa sih yang?!─" [Name] menoleh, dan terdapat sesosok bermanik oranye. "─halo, [Name]!" sapanya sambil memotong ucapan [Name]. "siapa kau?"

"aku Blaze! salam kenall!" ucap Blaze sambil menaik-turunkan sebelah alisnya. [Name] yang diperlakukan begitu pun memandangnya tajam. "jangan marah, dong cantik~" goda Blaze. "menjauh."

"gamau!"

"menjauh."

"gamau!"

"menjauh!"

"gamau!"

"menjauuhhh!!!" teriak [Name] sedikit frustasi. "jangan terlalu deket!" peringat [Name]. "kenapa, sih?" tanya Blaze agak kesal. "aku, kan mau kenalan."

Rebutan.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang