Gempa, Halilintar, Taufan dan [Name] sudah sampai di kelas 2 - D yang diyakini sebagai kelas mereka. dan hebatnya, mereka datang pas - pasan dengan bunyi bel. begitu masuk kelas, suara bising dari bel ditambah dengan suara kelas membuat [Name] merasa pusing. seuprit loh, ya.
semua langsung duduk di tempat masing - masing, kecuali [Name]. karena kan, sebagai murid baru harus memperkenalkan diri dulu, baru bisa duduk.
setelahnya, guru masuk dan mengucapkan selamat pagi. semua ikut mengucapkannya dengan semangat, seakan ingin cepat - cepat belajar.
"baiklah anak - anak, kita kedatangan murid baru," ujar sang guru. "silakan perkenalkan diri kamu." sambungnya seraya mendorong [Name] pelan, seperti sebuah kode agar [Name] maju dan memperkenalkan diri.
"halo semuanya.. namaku [Name] Refannzy. senang bertemu dengan kalian. panggil saja aku [Name]. semoga kita bisa berteman baik," ucap [Name] dengan datar dan sedikit intonasi pada ucapannya.
semua tampak membingungkan. ada yang diam, ada yang bersemangat bertemu [Name], ada yang senyam - senyum sendiri sembari menatap [Name], ada pula yang tatapannya dingin terhadap [Name].
'ada apa dengan mereka?' batin [Name].
sepertinya, [Name] sangat tertekan untuk saat ini.
"baiklah [Name], silakan duduk dibelakang Yaya." celetuk guru. [Name] hanya mengangguk. "Yaya, silakan angkat tangan." sambung wanita yang berprofesi guru itu. Yaya mengangkat tangan dengan semangat yang menggebu - gebu, seakan ingin [Name] cepat - cepat duduk dibelakangnya.
[Name] yang melihat itupun langsung berjalan kearah bangku dibelakang Yaya, dan duduk disana. terlihat pemuda bermanik oranye, biru cyan, dan abu - abu menatap [Name] selagi dia tak melihat.
merasa diperhatikan, [Name] menoleh kearah 3 pemuda tadi. mereka tersentak dan berpura - pura sibuk. ada yang mengelap kacamata visor nya, ada yang ngerapihin topinya, ada juga yang tidur. [Name] bingung, sepertinya cuma firasat. jadi dia menoleh kearah depan kembali.
3 pemuda yang sempat memperhatikan [Name] tadi menghela nafas lega, untung [Name] tidak menyadari bahwa mereka memperhatikannya.
───────────────────────
..
BREAK
..
───────────────────────terlihat [Name] dan Yaya beserta teman Yaya yang berada disampingnya, membaca buku di perpus. [Name] tau siapa yang disebelahnya ini. dia adalah Ying, sahabat setia Yaya. Yaya baru saja memperkenalkan Ying kepada [Name], supaya saling mengenali.
"wei Yaya, kau cari buku apa daritadi?" tanya Ying dengan nada khas china nya. "aku sedang cari buku cerita rakyat Indonesia. katanya bagus - bagus tau," jawab gadis berkerudung pink itu.
author tegaskan, ya. disini posisinya itu Malaysia, tapi author sengaja bikin bahasa Indonesia.
oke, back to topic.
"owalah.. sepertinya disana ada deh," ucap Ying sambil menunjuk salah satu rak. "coba cari aj─"
"─biar aku bantu." potong [Name]. Ying yang dipotong kata - katanya cemberut, [Name] yang melihatnya sekilas hanya terkekeh. Ying pun lanjut membaca bukunya dengan muka yang masih cemberut.
KRIEETT....
suara pintu perpus yang dibuka. terlihat seorang pemuda bermanik keemasan a.k.a Gempa dan 2 pemuda lainnya dibelakang Gempa, alias Gopal dan yang satunya lagi bersurai ungu. yang tak lain dan tidak bukan ialah kapten Kaizo─maksudnya Fang.ke - 3 gadis tersebut menoleh kearah pintu dan melihat siluet pemuda - pemuda tadi. "oh kalian, toh." ucap Ying datar. "ngapain?"
"ngapain lagi kalau bukan maka─ADOI!" ucap Gopal, tapi langsung terpotong karena Fang memukulnya. "sakitlah! kau ni, Fang!" celetuk Gopal sambil mengelus lengan yang dipukul Fang.
"kau nih, di perpustakaan kan gaboleh makan!" peringat Yaya. "t - tapi aku lapar, lah.." ujar Gopal dengan perut buncitnya itu. "kenapa gaboleh?"
"supaya gaada sampah," jawab [Name]. ngasal, sih.. tapi siapa tau bener, kan? OwO "tapi, kadang ada anak yang ditugaskan belajar disini itu makan. masa mereka aja yang boleh, kita engga?" ujar Gopal. "ya itu karena mereka disuruh wali kelasnya!" tegas [Name].
ingin sekali [Name] menggeplak temannya itu. tapi kasian, yaudah gajadi.
"um.. [Name]," panggil laki - laki bermanik keemasan. yang udah tau diem.
"eh, iya? kenapa Gempa?" sang empunya nama menyahut. "aku mau bicara empat mata sama kamu," ucap Gempa seraya ragu - ragu. "boleh, kah?"
"boleh." jawab [Name] singkat. Gempa menghela nafas sejenak, dan mengajak [Name] di tempat yang 'agak' sepi a.k.a jauh dari teman - temannya. [Name] hanya mengikuti, cukup penasaran dengan apa yang akan dibicarakan sang osis.
setelah sampai, hanya hening yang terdengar. sampai [Name] membuka suara. "jadi?"
"eum.." gumam Gempa ragu - ragu. walaupun gumaman, [Name] tetap bisa mendengarnya. "ada apa?" tanya [Name]. "janji dulu, ga akan marah kan?" tukas Gempa. "iya, janji." jawab [Name]. "apa yang kamu mau bicarakan?"
"sebenarnya.. aku dan seluruh keluargaku..." ucap Gempa setengah - setengah. "yaaa?? keluargamu kenapa?" tanya [Name] antusias dan tidak sabaran. "... bertunangan denganmu.."
hening hingga 1 jam kedepan.
"tunggu─apaaaa?!!!" - [Name]
'gabisa gabisa, kok keluarga ga ngasih tau siiii?!!' batinnya. pokoknya pas pulang kerumah, dia minta pertanggungjawaban atas perkataan Gempa.
───────────────────────
..
TBC
..
───────────────────────helloh para readers yang baik hatii~
gimana? bagus ga? mangapin author kalau ada typo, salah kata.. yang mungkin menyinggung readers semuah
btw, ini kayanya aku up malem Kamis ma Senin deh.. yaudahlah ya.
malem ini spesiall~ aku double up! soalnya draftku banyak, tangan gatel.. hhe
see you chap depan!
KAMU SEDANG MEMBACA
Rebutan.
Hayran Kurgu˙˚˙╰─────>˙.boboiboy elemental × fem!reader.˙ menceritakan kisah seorang gadis bernama [Name] yang memiliki trauma di masa lalunya, pada kota Hilir. keluarga [Name], memutuskan pindah ke kota yang tak jauh letaknya; Pulau Rintis. setibanya disana, d...