BAB 15

358 35 6
                                    

Beberapa menit kemudian setelah keheningan malam mengelilingi kamar Yizhan, Zhan pun akhirnya memilih bertanya lagi pada Yibo karena berharap Yibo akan jujur padanya.

"Yibo... Memang kamu menyembunyikan rahasia apa hm?" Tanya Zhan lembut.

Yibo menghela nafas dan menatap wajah Zhan tanpa melepaskan pelukannya.
"S-sayang... Sebenarnya a-aku dulu..."

Yibo menghentikan kalimatnya karena masih sangat takut, sedangkan matanya kembali berkaca-kaca.

"Kamu dulu kenapa..?" Tanya Zhan lagi dengan selembut mungkin.

"A-aku dulu pernah... p-pernah..."

Yibo lagi-lagi tidak bisa mengatakannya, dia benar-benar merasa tenggorokannya menghentikan kalimat yang ingin keluar darinya.

Yibo menggelengkan kepalanya dengan cepat lalu menyembunyikan wajahnya di samping leher Zhan, Zhan bisa merasakan pundaknya basah karena air mata Yibo, Zhan menghela nafas dan membiarkan Yibo tenang lebih dulu.
-
Keesokkan harinya.

Jam 05:30 Zhan terbangun karena haus, saat dia bangun dia melihat Yibo yang masih terjaga berdiri di depan jendela. "Yibo...? Kau sudah bangun?"

Zhan dengan perlahan turun dari kasur dan berjalan mendekati Yibo, Yibo berbalik menatap Zhan.
"Ya..." Jawab Yibo lemas.

Zhan menatap Yibo dan dengan jelas terdapat lingkaran hitam di mata suaminya itu, Zhan lalu menghela nafas dan menghampiri Yibo.
"Tidak tidur semalaman huh?"

Mendengar pertanyaan Zhan, Yibo menggelengkan kepalanya mencoba mengelak. "Tidak kok sayang.."

Zhan lalu memegang tangan Yibo lalu menuntun nya menuju kasur, dan dengan perlahan mendudukkan Yibo di kasur. "Berbaringlah... Tunggu disini sebentar" ucap Zhan lembut lalu berjalan keluar dari kamar.

Yibo menurut lalu berbaring menunggu Zhan, dia benar-benar merasa bersalah karena tidak bisa jujur. Sekarang pikirkan nya benar-benar tidak bisa tenang meskipun hanya sejenak.

Beberapa menit kemudian Zhan kembali dengan secangkir teh peppermint, Zhan lalu menaruhnya di atas nakas. "Duduklah dan minum teh ini dulu..."

Yibo lalu bangkit dan menerima teh yang Zhan buatkan, lalu meminumnya sedikit demi sedikit sedangkan matanya terus menatap Zhan dengan tatapan sayu. "Kenapa menatapku terus hm?" Tanya Zhan penasaran.

Yibo menggelengkan kepalanya dan melanjutkan menghabiskan teh yang Zhan buat.

Setelah teh itu habis Zhan kembali menaruh cangkirnya di atas nakas lalu mengusap surai hitam suaminya. "Sekarang tidurlah... Aku tau kau tidak tidur semalaman.."

Yibo memeluk Zhan erat. "Sayang... Maaf, maafkan aku.." Yibo bergumam dengan mata terpejam dalam pelukan Zhan.

"Sstt... Tidurlah..." Bisik Zhan lembut.

Beberapa menit kemudian Yibo akhirnya tertidur, Zhan tersenyum lalu mengecup pipi Yibo.

"Cepat atau lambat aku akan mengetahui semuanya sayang..." Bisik Zhan sambil terus memeluk Yibo yang tidur di pelukannya.

Setelah beberapa menit Yibo tidur Zhan lalu turun dari kasur lalu membersihkan dirinya.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Siang hari sekitar jam 09:53 Zhan masuk ke dalam kamar karena untuk membangunkan Yibo.

Saat Zhan masuk ke dalam kamar ia langsung menghampiri Yibo dan menepuk-nepuk pipi Yibo lembut. "Yibo.. bangunlah, makan dulu.."

"Eungh..." Hanya lenguhan kecil yang keluar dari mulut Yibo, Zhan lalu menempelkan punggung tangannya pada kening Yibo yang ternyata panas.

"Yibo... Kau demam, astaga.. padahal kemarin malam baik-baik saja" Zhan bergumam karena khawatir.

"Tunggulah disini sebentar..." Zhan hendak berdiri akan tetapi Yibo lebih dulu memeluk pinggang Zhan.

"Tetap disini sayang..." Bisik Yibo dengan suara nya yang lemas, Zhan menghela nafas dan kembali duduk.

"Aku hanya ingin mengambil makanan juga air kompres untukmu bo... Lepaskan sebentar ya?"
Ucap Zhan lembut, akan tetapi Yibo menggelengkan kepalanya dan tetap memeluk pinggang Zhan erat.

"Yibo... Dengarkan aku, aku hanya ingin mengambil air kompres juga makanan untukmu... Sebentar saja" bujuk Zhan lagi lebih lembut.

Yibo yang keras kepala tetap menggelengkan kepalanya dan terus memeluk Zhan, Zhan menghela nafas mencoba sabar. "Sebentar saja suamiku sayang... Hanya sebentar, aku janji"

Untuk yang ketiga kalinya Zhan membujuk suaminya itu, Yibo dengan berat hati melepaskan pelukannya lalu Zhan berdiri. "Tunggulah sebentar.." 

Sepeninggalnya Zhan, Yibo lalu bersembunyi dalam selimut, tubuhnya terasa dingin tapi kulitnya sangat panas karena demam nya.

Beberapa menit kemudian Zhan kembali dengan semangkuk bubur dan air kompres, lalu dia menaruhnya di atas nakas. "Ayo makanlah dulu.." 

Zhan membantu Yibo bangkit dan bersandar pada sandaran kasur dengan bantal di belakangnya, lalu dia dengan telaten menyuapi Yibo, sambil mengompres kening Yibo.

"Kenapa bisa demam seperti ini hm? Dan kenapa kau semalam tidak tidur..?" Tanya Zhan sambil mengambil obat yang ada di laci.

Yibo lagi-lagi hanya menggelengkan kepalanya, dia benar-benar pendiam dari kemarin. "Sudah tidak apa-apa jika tidak ingin menjawabnya.. pokoknya kamu harus sembuh dulu.."

Setelah Yibo selesai makan Zhan langsung memberinya obat lalu menidurkan dia lagi.
-

Malam harinya Zhan memasak di dapur ketika dia merasakan tangan besar melingkari pinggangnya.

"Sayang..." Panggil Yibo yang ternyata memeluk Zhan, Zhan lalu mencuci tangannya dan menghadap Yibo lalu dia menempelkan punggung tangannya pada kening Yibo yang ternyata masih hangat.

"Ada apa..? Kenapa tidak istrahat saja?" Tanya Zhan lembut sambil mengusap pipi Yibo.

"Kenapa kau tidak di kamar...? Jangan pergi..." Jawab Yibo lirih sambil membenamkan wajahnya di pundak Zhan.

"Aku hanya sedang membuat makan malam... Tunggulah di kamar atau tidak di ruang tamu bersama A Yi.."

Yibo yang mendengar perkataan Zhan sedikit terdiam karena sudah seharian tidak menemui anaknya, Yibo lalu mengangguk. "Aku tunggu di ruang tamu..."

Yibo lalu melepaskan pelukannya dan berjalan keluar dari dapur dan menuju ruang tamu, sedangkan Zhan melanjutkan acara memasaknya.




TBC

Sabarlah menunggu untuk para penggemar Yizhan... Orang sabar di sayang bak Kunti lho, hehehe~.

#jangan lupa vote and komennya 🕊️

CEO AND DOKTER ( Yizhan ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang