BAB 11

673 62 4
                                    

Pagi hari di kediaman Yizhan

Zhan sudah siap untuk pergi ke rumah sakit akan tetapi tiba-tiba ada yang membunyikan bel.

"Biar saya yang membukanya Nyonya" ucap Maid yang sedang mengepel.

"Tidak usah bi, bibi lanjutkan saja.." ujar Zhan yang mendapatkan anggukan dari maid, setelah itu Zhan berjalan membuka pintu mansionnya.

"Ada yang bisa saya bantu?" Tanya Zhan melihat wanita berpakaian minim dihadapannya.

"Yibo mana? Kau dokter rumah ini?" Tanya wanita itu dengan angkuhnya dia malah masuk ke dalam meninggalkan Zhan sendiri di ambang pintu.

"Tolong jaga sopan santun anda, maid sedang mengepel dan kaki anda heels anda juga kotor, jangan menyusahkan para maid" tegur Zhan dengan nada dingin.

"Memang siapa kau berani mengaturku? Aku adalah Nyonya di rumah ini" ucap Wanita itu dengan sombongnya pada Zhan, Zhan hanya menghela nafas.

"Sayang..." Panggil Yibo sambil menuruni tangga dengan tatapannya yang fokus memakai jam hingga tidak menyadari keberadaan wanita itu.

"Ya sayang? Yiboku sayang.. aku sudah merindukanmu..." Wanita itulah yang menjawab, padahal Zhan lah yang dipanggil, Yibo yang mendengar suara wanita pun mengangkat kepalanya.

"Dilbara? Kenapa kau disini? Aku memanggil istriku bukan kau" ujar Yibo dengan tenang menghampiri Zhan dengan membawa dasi.

"Hah?! Siapa dia Yibo?" Tanya wanita yang bernama Dilbara itu.

Sedangkan Zhan hanya mendengarkan sambil memasangkan dasi untuk Yibo, karena itu sudah menjadi kebiasaannya untuk memasangkan dasi Yibo karena suaminya itu tidak bisa memakai dasi dengan benar dan rapi.

"Entahlah bo... Dia mengatakan aku dokter rumah ini.." jawab Zhan dengan senyum sinis melirik Dilbara yang sudah geram.

"Yibo! Apa kau jadi gila karena aku memutuskan hubungan kita dulu?!" Tanya Dilbara yang langsung mendapatkan tatapan tajam dari Yibo.

"Aku bahkan senang karena kau memutuskan hubungan kita, jadi untuk apa aku gila? Bukankah kau yang sudah gila mengganggu orang yang sudah menikah?" Tanya Yibo balik dengan nada sinis.

"Kau! Kau akan menyesal Yibo!, apa kau tidak ingat kebersamaan kita dulu..? apa kau tidak ingat apa saja yang kita dulu?" Tanya Dilbara berpura-pura sedih di hadapan Yibo.

"Itu masa lalu, tidak penting lagi.. jadi untuk apa diingat?"

Sedangkan  Zhan mendengarkan dengan malas sambil melihat jam nya karena takut telat.

"Yibo... Kita bahkan dulu per-"

"Mommy...!" Panggil Yiyi sambil berjalan bertata, dan menghentikan kalimat Dilbara.

"Siapa anak kecil itu? Mengganggu saja!" Geram Dilbara menatap Yiyi.

"M-mommy..." Panggil Yiyi takut ketika melihat tatapan Dilbara, lalu Zhan dengan cepat menghampiri Yiyi dan menggendongnya karena takut dia jatuh.

"Dia anakku" ujar Zhan sambil menatap Dilbara

"Heh?  Seorang pria bisa hamil? Kalau ia kau hamil anak siapa? Kau pelacur?" Tanya Dilbara berturut-turut dengan nada merendahkan. Zhan hanya mengepalkan tangannya menahan amarahnya.

PLAK!

Zhan melihat dengan jelas Yibo yang menampar Dilbara tanpa belas kasihan sampai sudut bibirnya sedikit robek.

"Ughh! Yibo... Apa yang kau lakukan?" Tanya Dilbara dengan mata berkaca-kaca.

"Pergi dari sini" ucap Yibo dengan nada dingin

"Tapi Yibo..."

"Pergi! Jika kau berani merendahkan Zhan lagi, kau akan kehilangan kepalamu. Kau bahkan lebih rendahan dari seorang pelacur" ancam Yibo

Dilbara yang mendengar itu menjadi marah dan akhirnya memilih pergi dari tempat Yibo dan Zhan.

Setelah kepergian Dilbara, Zhan menghampiri Yibo sambil menggendong Yiyi. "Yibo... Dia siapa?"

"Hm.. tidak penting, ayo berangkat" jawab Yibo lembut dan mengambil alih gendongan Yiyi.

Zhan pun mengangguk lalu mengikuti Yibo menuju mobil sambil membawa tasnya.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Sore hari di perusahaan milik Yibo

Yibo yang baru selesai dengan semua berkas-berkasnya pun menghela nafas lalu tiba-tiba pintu ruangannya langsung terbuka tanpa ada yang meminta izin.

"Yibo..." Panggil Dilbara yang ternyata masuk tanpa seizin Yibo.

"Dimana sopan santunmu? Untuk apa kau kesini?"

Dilbara yang di tanya hanya tersenyum dan menghampiri Yibo dengan pakaiannya yang minim juga ketat lalu ia berdiri di belakang Yibo dan memeluk Yibo dari belakang, menempelkan dadanya pada leher Yibo.

"Yibo... Aku ini sangat merindukanmu, jangan terlalu dingin padaku.." bisiknya dengan sensual

Yibo hanya acuh tak acuh lalu berdiri dari kursinya dan menjauh."keluar dari sini"

Dilbara yang mendengar ucapan Yibo menjadi kesal lalu dia semakin menghampiri Yibo lagi dan memeluk Yibo dari depan. "Yibo, sudah kubilang aku merindukanmu... Maafkan aku atas sifatku dulu"

Yibo tetap diam dan melepaskan pelukan Dilbara akan tetapi Dilbara lebih dulu mencium bibir Yibo, Yibo terkejut dan dengan cepat mendorong Dilbara hingga dia terjatuh.

"Kurang ajar! Keluar sekarang!" Bentak Yibo dengan mata memerah menahan amarahnya.

"Yibo! Kenapa kau seperti ini sekarang..?! Kau akan jatuh kepadaku seperti dulu lagi!" Bentak Dilbara balik lalu keluar dari ruangan Yibo.

Yibo memijit pelipisnya dan dengan cepat mengelap bibirnya yang memiliki sisa lipstik Dilbara.

"Yibo?" Panggil Zhan dari ambang pintu membuat Yibo mematung dan mengelap bibirnya dengan cepat supaya tidak ada kesalahpahaman yang terjadi.

TBC

Jangan lupa vote and komennya 🕊️

CEO AND DOKTER (YIZHAN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang