Eleven

37 6 0
                                    

Arsen menatap Vee dengan serius membuat gadis itu ciut hingga ia menundukkan kepalanya.

"kenapa bolos?"

"hah? engga ga bolos"

"bohong"

"beneran kok, orang gurunya ga ada tadi disekolah"

"yang jujur Veenara"

"iiihh iya iya, aku bolos. Om Arsen jangan marah ih" Vee langsung memeluk lengan Arsen agar pria itu tidak memarahinya.

"( haihh bagaimana caranya saya memarahi gadis satu ini?)"

"engga saya ga marah, tapi kamu jangan ulangi itu lagi mengerti?" tanya Arsen lembut dan Vee mengangguk setuju

"sini kakinya" Arsen menyuruh Vee meletakkan kakinya di atas pahanya, mereka sedang duduk di kursi taman setelah pergi dari kejadian yang sangat Arsen hindari selama ini.

Vee meletakkan kakinya diatas paha Arsen, sesuai perintah, Arsen mengusap pelan lutut Vee yang terluka lalu membersihkannya sedikit karna sebelumnya sudah dibersihkan juga oleh Javier.

"om Arsen kenal?" tanya Vee tiba-tiba

"siapa?"

"kakak yang tadi itu loh" jawab Vee

"kakak? dia lebih tua dari saya Veenara"

"hah? masa? tapi dianya masih lucu"

"ck! saya lebih lucu dari dia Veenara"

"boong banget ih, om Arsen mah galak, dikit dikit marah, malah ngaku-ngaku lebih lucu dari kakak itu lagi"

"dia ga lucu Veenara, saya lebih muda dari dia"

"om.... umur om Arsen itu udah 500 tahun om 500, om itu bukan manusia jadi ga mungkin kakak itu lebih tua dari om"

"terserah kamu mau percaya atau tidak Veenara, tapi saya minta kamu jangan ketemu dengan dia lagi, dia itu berbahaya"

"hah? bahaya? om Arsen cemburu yaa, udah om gapapa, Vee tau Vee cantik manis imut manja litah gini, Vee tetep sukanya sama om Arsen kok, kan udah daftar jadi istri no 1 nya Arsenka Park"

"kenapa no 1?" tanya Arsen sambil menaikkan satu alisnya

"karna kalau di novel-novel biasanya konglomerat istrinya banyak"

"saya cuma mau kamu Veenara, cuma kamu yang boleh menjadi istri saya kelak"

"ah gombal jadi malu" ucap Vee sambil memukul-mukul kecil lengan atas Arsen yang sudah selesai membungkus luka Vee dengan kain kasa setelah dipasangkan obat.

"sudah selesai, jangan pecicilan lagi oke"

cup

Arsen mencium pipi kanan Vee sekilas membuat Vee menutup wajahnya yang memerah karna ini tempat umum dan beberapa ekor bebek yang ada didanau melihat mereka.

"kenapa ditutup? kamu nangis?" tanya Arsen khawatir

"iiihhh aku maluuuu"

"malu? kenapa? kamu kan pakai baju"

"bukan itu malu diliatin sama bebek-bebek disitu" tunjuk Vee membuat Arsen yang awalnya khawatir malah menjitak kecil kening Vee

"dasar"

"VEE!" panggil Yui dan Rey

"ah lupa, aku lupa kalau tadi bawa teman" ucap Vee menutup mulutnya siap-siap mukanya disemprot omelan dari Yui dan Rey yang sangat cerewet itu.

"kaki lo udah gapapa?" tanya Rey membuat Vee menjadi heran

"( loh? mereka ga marah? )"

"om gimana keadaan kaki Vee? dia gapapa kan?" tanya Yui lagi

THE COLOR OF LOVE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang