Pagi ini, Leona menatap dirinya di depan cermin, dibelakangnya ada Sofiya yang sedang menyisir rambutnya.
"Yang mulia, kereta kuda untuk pergi ke butik sudah siap," tutur Fiona, gadis itu berjalan mendekat kearah Leona yang terlihat masih berdandan.
"Terima kasih Fiona, sebentar lagi kita akan berangkat," ujar Leona, membuat Sofiya yang ada di belakangnya bingung, kenapa dia tidak diberitahu sebelumnya kalau hari ini Leona akan pergi ke butik.
"Anda akan pergi ke butik? Kenapa tidak bilang? Kalau begitu saya juga akan bersiap-siap dulu" Sofiya meletakkan sisirnya keatas meja, hendak pergi untuk bersiap-siap.
"Siapa yang mau mengajakmu?" tanya Leona sembari menatap wajah Sofiya yang terpantul di depan cermin, membuat Sofiya mengurungkan niatnya untuk kembali ke kamarnya. "Kau tetap di sini. Aku hanya akan pergi bersama, Fiona," ujar Leona, gadis itu beranjak dari kursinya.
Sofiya menatap Leona bingung, "T-tapi kenapa? Fiona saja boleh ikut kenapa saya tidak?" protesnya yang tidak terima dirinya akan ditinggal di istana.
"Hari ini aku hanya ingin pergi bersama Fiona, kau disini saja," ucap Leona kemudian.
"Saya kan juga dayang anda, kenapa anda membeda-bedakan kami?" tanya Sofiya tak mengerti, ia juga ingin pergi menemani Leona membeli gaun, karena memang sudah lama gadis itu tidak pergi ke sana.
"Sudahlah, aku tidak mau berdebat, ayo Fiona lebih baik kita berangkat," ajak Leona, gadis itu beranjak keluar dari kamar, di ikuti Fiona dari belakang. Sofiya menatap keduanya sampai tak terlihat lagi dengan tatapan masam. Gadis itu kesal karena tidak diajak pergi ke butik, padahal ia juga ingin pergi ke tempat itu untuk melihat gaun walaupun ia tak membelinya.
Kini kereta kuda yang di tumpangi Leona dan Sofiya mulai berjalan meninggalkan kawasan istana, menuju ke butik Ophelia milik Viscountess Everhart yang terletak di kawasan Ravaryn. Sebenarnya Leona bisa saja memanggil Viscountess ke istana, namun Leona ingin berjalan-jalan keluar istana karena selama ini ia tak bisa leluasa keluar jika tidak ada urusan yang penting.
"Apa tidak apa-apa kita meninggalkan Sofiya di istana? Kenapa anda tidak mengajaknya sekalian?" tanya Fiona yang merasa kasihan dengan Sofiya karena tidak diizinkan ikut ke butik.
Leona melipat kedua tangannya, "Membawa satu dayaang saja sudah cukup, aku tidak ingin membawa terlalu banyak," dalihnya, sebenarnya Leona sengaja tidak megajak Sofiya ikut bersamanya karena ia sudah tahu, kalau Sofiya berada di pihak Estella, Leona tidak ingin Sofiya melapor tentangnya pada Estella tentang apa yang ia lakukan di luar nanti.
"Jadi begitu ya," timpal Fiona sembari mengangguk kecil.
"Oh, iya, kira-kira apa yang di sukai kaisar? Aku bingung mau memberi hadiah apa untuknya di hari ulang tahunnya nanti," tanya Leona pada Fiona.
"Saya tidak tau, mungkin anda nanti bisa bertanya dengan Viscountess Everhart, dia kan pernah menjadi dayang mendiang ratu Isabella, mungkin saja ia juga tau apa yang kaisar sukai" usul Fiona.
"Benarkah?" Leona terbelalak mendengar kalau Viscountess adalah dayang permaisuri Isabella, membuat Fiona bingung, bukankah seharusnya Leona sudah tau. Leona segera memperbaiki raut wajah terkejutnya. "M-maksudku tentu saja, aku nanti akan bertanya padanya," timpalnya berusaha untuk santai, ia tidak boleh terlihat aneh di depan Fiona.
Kereta kuda akhirnya berhenti tepat di depan sebuah bangunan. Kedua gadis itu turun secara bergantian kemudian masuk kedalam sebuah butik paling populer di kekaisaran ini.
Saat Leona masuk melewati pintu butik itu, ia langsung di sambut oleh pemilik butik itu sendiri, yaitu Viscountess everhart. Sebelumnya Leona memang sudah mengirimkan surat reservasi sehingga saat ini suasana butik terlihat lengang, tidak ada satu orang pun pelanggan selain dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Back to Life for Revenge
Historical FictionAlysia dan seluruh keluarganya di penggal karena dituduh melakukan pemberontakan oleh Cesare, tunangan Alysia sendiri. Namun setelah meninggal, Alysia terbangun dalam tubuh Leona, putri kedua kekaisaran yang angkuh dan sombong. Saat berada di dalam...