Leona kemudian meminta Cesare untuk menunggu di sebuah ruangan khusus untuk tamu, sedangkan dirinya akan pergi sebentar untuk mengambil pakaian ganti untuknya.
"Fiona, cepat ambilkan pakaian laki-laki dikamarku," titah Leona pada dayangnya yang sengaja ia perintahkan menunggunya di luar aula pesta.
Walaupun terlihat bingung, Fiona segera pergi ke kamar Leona untuk mengambil pakaian yang Leona inginkan, setelah mendapatkannya, ia kemudian menemui Leona kembali untuk memberikannya.
"Terima kasih, Fiona," ucap Leona singkat.
"Tunggu!" saat Leona hendak mengambil pakaian itu, Fiona buru-buru menahannya. "Apa yang akan anda lakukan dengan pakaian ini?" tanyanya kemudian, Fiona terlihat ragu memberikan pakaian itu pada Leona, ia tidak mau Leona berbuat sesuatu yang tidak benar dengan pakaian yang diberikannya.
"Kau tenang saja, aku tidak akan berbuat sesuatu yang tidak-tidak, apa kau tidak percaya padaku?" tanya Leona.
"Saya bukannya tidak percaya, tapi..."
Leona memotong perkataan Fiona, kemudian memegang pundak gadis itu, "Aku hanya akan pergi sebentar setelah itu kembali, aku berjanji!" ucap Leona menyakinkan.
Dengan ragu Fiona memberikannya pada Leona, "Baiklah kalau begitu," Tak menunggu waktu lama, gadis itu beranjak pergi meninggalkan Fiona yang masih khawatir dengan apa yang kira-kira dilakukan leona dengan pakaian itu.
Leona masuk ke dalam ruangan yang Cesare tempati setelah mengetuk pintu. "Silahkan," ujar gadis itu kemudian memberikan kemeja putih dan jas hitam padanya.
Setelah Cesare menerimanya, ia menatap kearah Leona dengan canggung. Leona yang menyadarinya kemudian berucap, "saya akan berbalik, tidak akan mengintip, saya janji," gadis itu kemudian berbalik agar Cesare bisa berganti pakaian. Setelah leona berbalik, Cesare mulai mengganti pakaiannya.
"Anda bisa berbalik sekarang, tuan putri, saya sudah selesai," ujar Cesare dari belakang punggung Leona, gadis itu kemudian berbalik, terlihat Cesare sudah mengenakan pakaian yang ia bawa.
"Pakaian ini sangat cocok dengan anda," puji Leona, gadis itu berjalan mendekat untuk membenarkan dasi pria itu.
"Terima kasih, tapi dari mana anda mendapatkan pakaian pria ini?" tanya Cesare penasaran, Leona bahkan tidak punya saudara laki-laki, jadi bagaimana mungkin ia memiliki pakaian pria.
"Sebenarnya saya berencana memberikannya pada kaisar sebagai kado ulang tahunnya, tapi tidak jadi karena saya punya hadiah yang lebih baik dari ini," bohong Leona sembari menjauhkan tubuhnya setelah selesai memperbaiki dasi pria itu.
"Kalau begitu mari kita kembali ke pesta," ajak Cesare.
Namun sebelum pria itu beranjak pergi, Leona lebih dulu menahannya, "Tunggu sebentar, ada benang tertinggal," Leona berjinjit untuk mensejajarkan tubuhnya dengan pria itu, ia mendekat kan wajahnya untuk mengambil benang pada kerah bagian belakang pria itu.
Cesare terbelalak, kini wajah keduanya sangat dekat hingga cesare dapat mencium aroma wangi lavender pada tubuh gadis itu. Ia menatap Leona dengan intens, kulitnya putih dan halus, mata biru safirnya yang indah seolah menyihirnya agar terus menatapnya. Jantungnya kini berdegup lebih cepat dari sebelumnya. Tatapan mata pria itu kini turun di bibir merahnya yang kecil dan indah, seolah meminta untuk di cium. Pria itu baru sadar, kalau ternyata gadis ini sangat cantik jika dilihat dari dekat, bahkan lebih cantik di banding Estella, tunangannya sendiri.
Beberapa saat kemudian Leona menjauhkan tubuhnya pada pria itu setelah membuang benangnya yang tentunya itu adalah sebuah kebohongan.
"Nah sekarang jauh lebih baik," ujar leona kemudian. Cesare tak bereaksi apapun, ia terlihat bengong menatap gadis di depannya itu.
"Count, apa ada yang salah dengan wajah saya?" tanya leona heran, karena Cesare terus menatap wajahnya.
Cesare segera tersadar dari lamunanya, "Ah, maafkan saya. Tidak ada yang salah dengan wajah anda. hari ini anda terlihat cantik," ucap Cesare, membuat leona tersenyum tupis.
"Sebelum anda pergi, sebenarnya ada yang ingin saya katakan?" ucap Leona terlihat ragu, gadis itu memalingkan tatapan dari Cesare.
"Katakan saja, tuan putri," ujar Cesare.
Leona tak segera menjawabnya, beberapa saat kemudian ia mulai membuka suara, "Saya..., sebenarnya.... saya mencintai anda" ungkapnya sontak membuat Cesare terbelalak, tak menyangka kata-kata itu akan keluar dari mulut gadis di depannya.
Leona menunduk dalam-dalam, "Saya tau saya salah karena mencintai tunangan kakak saya sendiri, tapi saya tidak bisa menahan perasaan ini. namun sekarang, saya merasa lega karena akhirnya bisa mengungkapkan ini semua walaupun saya tau kalau perasan saya tidak mungkin terbalaskan," ujar Leona dengan raut wajah sendu. "maaf karena sudah mengatakannya, kalau begitu saya akan pergi."
"Tunggu!" Cesare menahan lengan Leona agar tidak meninggalkannya, membuat Leona menatap Cesare kembali.
"Tidak ada yang salah dalam mencintai orang lain, tuan putri," Cesare mengusap pelan rambut Leona dengan telapak tangannya.
"Tapi anda sudah bertunangan, tidak seharusnya saya menyimpan perasaan pada orang lain" ucap Leona yang merasa bersalah.
Cesare menatap lamat-lamat wajah gadis di depannya itu, "Benar, kami masih bertunangan, belum sampai tahap pernikahan, jadi anda tidak perlu khawatir dengan itu,"
Leona menatap Cesare dengan raut bingung, "apa itu artinya anda memberi saya kesempatan?"
Pria itu mengulas senyumnya, "tentu saja, anda punya banyak kesempatan," Cesare mengambil beberapa helai rambut Leona kemudian menciumnya.
Leona tersenyum dalam hati, akhirnya kau masuk perangkap ku juga, Cesare
KAMU SEDANG MEMBACA
Back to Life for Revenge
Fiction HistoriqueAlysia dan seluruh keluarganya di penggal karena dituduh melakukan pemberontakan oleh Cesare, tunangan Alysia sendiri. Namun setelah meninggal, Alysia terbangun dalam tubuh Leona, putri kedua kekaisaran yang angkuh dan sombong. Saat berada di dalam...