Prolog

50 7 1
                                    

Bersama hembusan rasa yang masih setia, dalam dekap harap yang hampir patah.

Sanubari ku berbisik.
Meminta semesta untuk membiarkan sang Asa mengulurkan tangan.
Melihat seberapa payah jemariku bergerak, demi menyentuh selapis dingin yang sukar digapai.

Berlabuh jauh dalam buasnya lautan;
Menerjang ombak dengan segala keterbatasan.
Berlayar menuju dirimu yang entah akan dijadikan tempat menetap, atau sekedar mampir karena tidak diterima.

Kepada Asa, bolehkah kupinta segenap rasa dalam nuranimu?
Atau setidaknya biarkan saja kapalku singgah, meski hanya untuk merasakan buruknya kata bernama patah.

~Kita dan Rasa~

*
*
*

Angkasa Hamadanu

Anindya Winta Batari

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Anindya Winta Batari

Anindya Winta Batari

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kita dan RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang