Suara langkah kaki yang semakin mendekat memekakkan telinga kelima remaja itu. Jantung mereka berdebar kencang, seakan-akan mereka ikut terseret dalam peristiwa yang akan datang. Mereka tahu bahwa Harry, Ron, dan Hermione ada di atas, terjebak di jaring kematian para Death Eater. Tapi ini bukan tentang mereka. Fokus mereka adalah sesuatu yang lebih gelap, lebih berbahaya, ancaman dari masa depan yang tak mereka pahami sepenuhnya.
“Cepat! Kita harus bersembunyi,” bisik Albus, suaranya rendah namun penuh tekanan. Meski jarang bicara, Albus selalu mampu mengambil alih situasi ketika dibutuhkan. Ia mengarahkan mereka ke sudut ruangan di mana bayangan tampak lebih tebal, dan mereka berlima meringkuk, menghindari pandangan siapa pun yang mungkin datang.
Cassiopeia menggenggam lengan Scorpius dengan erat, matanya membesar karena ketakutan. "Apa yang akan kita lakukan, Scorpius? Kalau mereka menemukan kita, kita akan mengubah segalanya."
Scorpius menghela napas, mencoba tetap tenang. "Kita tunggu sampai keadaan aman, lalu cari tahu lebih banyak tentang rencana mereka," jawabnya. Namun, pikirannya tak bisa lepas dari fakta bahwa ini adalah Malfoy Manor, rumahnya. Keluarga Malfoy berada di sisi gelap sejarah pada masa ini, dan dia tahu betul apa yang akan terjadi jika mereka tertangkap.
James, yang biasanya lebih santai dan sembrono, merapat di sebelah Rose. Matanya menelusuri ruangan dengan gelisah, mencari celah jika mereka harus melarikan diri. “Jadi, apa sebenarnya rencana anak Voldemort ini?” tanyanya, mencoba mengalihkan pikirannya dari ketegangan.
Rose menghela napas panjang. "Menurut informasi yang kami dapat dari Mom, keturunan Voldemort putra yang tak diakui ingin menguasai masa depan. Mereka tahu bahwa kita semua adalah ancaman bagi ambisinya. Karena itulah dia ingin membunuh kita sebelum kita bisa melawan."
"Dan mereka tidak peduli kalau itu berarti menghancurkan masa lalu," tambah Scorpius pelan.
"Jika kita tidak menghentikan mereka, dunia sihir seperti yang kita tahu akan hancur."
Tiba-tiba, suara pintu terbuka di atas mengalihkan perhatian mereka. Dari balik bayang-bayang, mereka melihat Narcissa Malfoy, grandma kedua Malfoy, meski saat itu dia jauh lebih muda. Di sampingnya, Lucius Malfoy berdiri dengan wajah dingin dan penuh penghinaan, berbicara kepada Bellatrix Lestrange yang tampak gila dengan tawa mengejeknya.
“Bawa mereka ke bawah,” perintah Lucius dengan suara rendah namun penuh otoritas.
“Kita akan lihat apakah Potter dan teman-temannya benar-benar bisa menahan kutukan Cruciatus.”
Cassiopeia mencengkeram lengan kakaknya lebih kuat. "Scorpius... itu grandma dan grandpa," bisiknya dengan penuh ketakutan. Dia tahu betul sejarah keluarganya, tapi melihat mereka seperti ini terlibat langsung dengan kekejaman Death Eater mengguncang hatinya.
Scorpius hanya menelan ludah, tidak berkata apa-apa. Dia tahu inilah masa lalu keluarganya, tetapi melihatnya secara langsung adalah pengalaman yang berbeda. Dia tidak ingin mengingat bahwa ini adalah bagian dari warisan Malfoy, tapi kenyataannya tak bisa dia abaikan.
Rose memutar otaknya, mencoba mencari jalan keluar. “Kita tidak bisa terlibat. Jika kita terlihat, semuanya akan hancur,” bisiknya.
“Tapi kita harus tahu apa yang terjadi selanjutnya. Kita butuh informasi tentang rencana anak Voldemort.”
“Bagaimana caranya?” tanya James.
“Mereka akan menangkap kita begitu saja.”
Namun, sebelum ada yang bisa menjawab, pintu ruangan tempat mereka bersembunyi tiba-tiba terbuka. Di ambang pintu berdiri Draco Malfoy muda, wajahnya penuh tekanan dan ketakutan. Dia menatap sekeliling ruangan, seolah-olah mencari sesuatu atau seseorang.
"Draco?" Albus berbisik, terkejut melihat ayah Scorpius di masa mudanya. Draco yang mereka kenal di masa depan adalah pria yang jauh lebih tenang, tetapi sosok yang ada di hadapan mereka saat ini tampak dibebani oleh kekuatan gelap yang menguasai Malfoy Manor.
Namun, sebelum Draco bisa menemukan mereka, Bellatrix memanggilnya dari lantai atas. “Draco! Cepat kemari! Jangan membuat kami menunggu!”
Dengan enggan, Draco meninggalkan ruangan, menutup pintu di belakangnya dengan keras. Kelima remaja itu tetap di tempat mereka, tubuh mereka tegang dan keringat dingin mengalir.
"Dia tidak melihat kita," bisik Cassiopeia lega.
“Tapi ini hanya masalah waktu,” tambah Scorpius, tatapannya kembali tegang.
"Kita harus keluar dari sini secepatnya."
Rose menatap Scorpius, mengangguk setuju. "Kita harus ke bagian rumah yang lain. Jika kita bisa menemukan ruangan yang lebih aman, kita bisa mulai merencanakan apa yang akan kita lakukan selanjutnya."
Namun, sebelum mereka bisa bergerak, suara dari luar ruangan menarik perhatian mereka kembali.
"Jadi, mereka pikir bisa kabur dariku?" Suara Bellatrix terdengar tajam dan penuh kebencian.
“Potter dan temannya akan membayar untuk apa yang mereka lakukan. Dan jika anak-anak mereka mencoba ikut campur di masa depan, aku juga akan menyelesaikan mereka.”
Kelima remaja itu membeku. Rose, Albus, James, Scorpius, dan Cassiopeia saling berpandangan dengan cemas.
"Dia tahu tentang kita?" bisik James, suaranya sedikit bergetar.
"Sepertinya begitu," jawab Albus dengan suara dingin.
"Dan ini berarti kita dalam bahaya yang jauh lebih besar daripada yang kita bayangkan."
"Ini bukan hanya tentang masa lalu lagi," tambah Scorpius.
"Mereka tahu tentang kita. Dan jika Bellatrix sudah tahu... siapa lagi yang akan mencari kita?"
Masa depan mereka kini tidak hanya terancam oleh keturunan Voldemort, tetapi juga oleh musuh yang sudah lama mereka anggap sebagai bagian dari sejarah. Waktu sedang tidak berpihak pada mereka, dan setiap langkah salah bisa menjadi akhir dari segalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Time Turner - Malfoy Manor
פנטזיהLima anak dari masa depan mendarat di Malfoy Manor, markas pelahap maut. Mereka bukan sekadar anak-anak dari keluarga penyihir besar. Mereka adalah keturunan dari mereka yang telah melawan, bertahan, dan bertempur di dalam pertempuran terbesar duni...