Bagan 2

422 43 1
                                    

Suasana yang awalnya penuh dengan tawa-tawa kecil dua pasutri itu seketika terhenti ketika melihat siapa yang baru saja menuruni tangga dengan tatapan yang agak menggemaskan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suasana yang awalnya penuh dengan tawa-tawa kecil dua pasutri itu seketika terhenti ketika melihat siapa yang baru saja menuruni tangga dengan tatapan yang agak menggemaskan.

Seperti kagum, kaget, bingung dan malu secara bersamaan. Yora, ya gadis itu turun dari kamarnya setelah di panggil oleh pelayan bahwa makan malam akan di mulai.

"Anjir, gue harus gimana ni? Peluk papa Yora apa gimana? Malu banget sumpah."

Yora membatin dengan tatapan mata yang menatap kearah papanya yang saat ini merentangkan tangan. Walaupun ayahnya menikah lagi, tapi Ayora tidak pernah kekurangan kasih sayang. Walaupun sikap Ayora selalu tidak menerima keluarga barunya, tapi ayahnya tetap mau menyayangi anak tersebut.

"Papa!" Akhirnya dengan gugup, Yora masuk kedalam pelukan papa Ayora yang hangat itu.

"Halo sayang, kamu gimana kabarnya? Baik, kan selama ini?" Papa menatap kearah mama tiri Ayora itu dengan sekilas.

Yora berusaha menelan ludahnya dengan susah payah. "Anak lo udah meninggal anjir, gak baik kabar dia. Btw, Ayora meninggal gara-gara apa ya? Kok gue masuk tubuhnya biasa aja, apa meninggal pas lagi tidur?"

"Sayang, ngelamunin apa si dari tadi? Papa lagi nanya lho," ujar sang ayah dengan nada pura-pura kesal. Ia menjawir hidung putrinya yang sekarang duduk di sampingnya.

"Gak papa kok, Pa. Emm, Ayora selama ini baik-baik aja kok."

"Yang benar?"

"Iya, papaaaa!" Dengus Yora dengan juteknya. Ayora dan Yora memiliki kesamaan yaitu cukup cuek dan jutek makanya, Yora mudah beradaptasi dengan tubuh ini dan ya karena membaca novelnya juga si.

Papa Louis mengusap kepala anaknya dengan sayang. "Yaudah, sekarang kita mulai makannya?" Iya menoleh kearah mama tiri Ayora yang juga menatap interaksi keduanya.

"Boleh tunggu si kembar datang ya, mas. Soalnya mereka udah di jalan katanya." Pinta Mama Melinda dengan nada memelas. Ia tersenyum kearah Yora yang juga tersenyum padanya.

Papa yang melihat itu tentu saja kaget dan heran. "Ini kenapa dua pilar kehidupan papa tiba-tiba senyum saling pandang lagi? Bau-bau apa nih?" Walaupun sudah tau dari Melinda bahwa Ayora sudah mau menerimanya sebagai ibu sambung sejak siang tadi, papa masih tidak percaya kejadian ini.

Terlalu cepat dan aneh.
Papa Louis adalah seorang Abdi negara di kota lain yang jarang sekali pulang. Jika sudah pergi dinas, maka berbulan-bulan baru kembali lagi seperti saat ini. Papa Louis pulang setelah 2 bulan di tempat perantauan.

The perfeck AyoraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang