Bagan 6

431 60 15
                                    

"Hidup itu emang suka bercanda, plot twist nya ada dimana-mana, kocak!"

Hari ini adalah hari perayaan Natal untuk seluruh umat Kristiani di muka bumi. Tidak terkecuali dengan keluarga Ayora yang dari tadi sudah kedatangan banyak tamu. Biasalah, teman arisannya mama sama teman militer papa.

Setelah pulang dari gereja tadi, Ayora sudah nangkring di dapur untuk memakan makanan yang memang sudah tersedia di sana. Hm, enak enak. Ayora selalu suka dengan suasana Natal karena banyak makanan enak. Semenjak orangtuanya meninggal, Ayora selalu Natal di kampung bersama-sama dengan keluarga dari papanya. Hm, Ayora jadi merindukan mereka.

Tiba-tiba saja ingatan Ayora terlempar saat bertemu dengan antagonis pria saat itu.

"Aduh, gimana ya idup gue. Gue jadi bingung gini, apa gue dekatin aja ya antagonis pria? Dalam novel-novel fantasi tuh ya, biasanya jodoh figuran itu antagonis hehe. Kan ini dunia novel, berarti sama dong, ya? Atau alurnya akan terus berjalan? Tapi masa iya si, gue udah rombak alurnya tapi gue tetap aja mati.

Kan gue udah perbaiki hubungan sama keluarga Ayora, alur novelnya berarti udah berubah, kan? Penulis jadi gak ikut campur lagi sama nih novel. Masa iya kehidupan gue di atur sama penulis, gak mungkinlah! Selama ini gue bebas lakuin apa aja, berarti ini emang nyata dong. Ah pusing gue.

Aduh, gimana ya kalau si Avena semakin iri dengan kehidupan Ayora dan dia semakin mempercepat kematian gue, siapa yang bisa nolong gue anjim! Papa? Papa bakal kalah kalau lawannya antagonis pria huhuuuu, emang paling benar gue harus dekatin antagonis pria! Siapa tahu dia mau jalin kerjasama sama gue hehe. Eh tapi, gue kasih dia jaminan apa anjir? Di novel ada plot twist tentang dia gak si, aduhh gue lupa lagi.

Andai aja gue punya kartu As si antagonis pria, pasti mudah tuh jalan kehidupan gue karena gue bisa ancam dia. Ahhh, anjir gimana siiii!

Emang paling benar harus gue dekatin nih cowo biar kehidupan gue mulus dan bisa berlindung di ketek dia. Rio sama Avena mah apa anjir di bandingin sama Antagonis! Tapi cara deketin laki-laki dewasa tu gimana anjir!

Ini gue harus apa?!"

"KAKAK AYOLA!"

"ANJ-" Ayora menahan ucapannya sambil mengelus dada berusaha sabar. Ia menatap ke samping dimana ada anak perempuan dengan pita merah jambu di kedua sisi rambutnya.

Caca, dia anaknya tante Lusi dan om James.

"Ngelamun ya, kak?"

"Kamu mau apa, Ca?" Ujar Ayora lembut tak mau menjawab ucapan anak tersebut. Dia suka dengan anak-anak kalau seperti Caca ini, penurut dan imut. Berbeda dengan Vano dan Vino yang sangat bandel itu sampai membuat Ayora jengkel karena sprei kasurnya sangat kotor.

"Caca mau kue yang ada di stoples itu." Gadis kecil itu menunjuk stoples yang berada di depan Ayora. "Tolong ambilin dong, kak."

"Iya, sebentar ya." Ayora mengambilnya dan membuka tutup stoples tersebut lalu memberikannya kepada Caca.

"Makacihhh kakak Ayola."

"Iya, sama-sama, sayang. Udah hampir jam duabelas siang kenapa belum bobok?"

"Caca belum ngantuk, kak. Yaudah ya, kak Caca ke depan dulu sama mama."

The perfeck AyoraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang