Bab 11

6.3K 26 0
                                    


Hari minggu ini adalah jadwalku bersama dengan Kak Kamila. Belajar dari pengalamanku bersama Kak Iffah dan Kak Nurul, aku bisa yakin 100% kalau Kak Rara akan mengajakku pada pengalaman aneh lainnya.

Pagi harinya, aku sudah bersiap dengan kemeja dan rok bahan. Tak banyak yang kupersiapkan. Toh paling aku disuruh bugil lagi. Beruntung saja sampai sekarang aku bisa mempertahankan keperawananku berkat chasity belt yang kukenakan.

Kak Rara menyuruhku untuk datang ke kampusnya. Begitu sampai di sana, rupanya di sana ada sekitar 8 orang yang tengah berkumpul termasuk Kak Kamila. Mereka semua rupanya berpakaian seragam berupa gamis panjang berwarna hitam dengan jilbab warna putih yang terkesan transparan. Mereka semua pun memakai cadar berwarna putih yang menutupi wajah mereka hingga hanya menyisahkan mata mereka saja.

Tapi ternyata selain itu, ada juga seorang perempuan dengan penampilan yang berbeda 180 derajat. Dia mengenakan dress ketat warna merah yang menampakkan dengan jelas lekuk tubuhnya. Dress tersebut sangat pendek dan tak berlengan sehongga menampakkan dengan jelas paha dari perempuan tersebut. Apalagi dengan dandanan menor dan rambut yang dicat pirang membuat penampilannya semakin mencolok.

"Aduh, akhirnya kamu dateng juga."sapa seorang perempuan dengan nada yang sangat kukenal. Dia ternyata adalah Kak Kamila.

"Eh kita ngapain kak."

"Sudah gak usah banyak tanya."Kak Kamila menyodorkan bungkusan berisi pakaian kepadaku."Cepat kamu ganti baju pakai ini."

"ok deh kak. Aku ganti ke kamar mandi dulu."

"Alah, gak usah ke kamar mandi. Di sini saja."

"Masa ganti di sini si kak!"

"Itu kenapa mila?"tanya perempuan berdandanan menor mendekati kami.

"Ini Nyonya. Anak spesial titipan Bu Nayla yang saya ceritain kemarin. Dia gak mau ganti baju di sini."

Perempuan itu menatapku tajam."Heh, cepat ganti baju di sini!"

"Tapi kan...."

"Gak ada tapi-tapi!"bentaknya tak mau ditawar.

Aku menghela nafas panjang. Belajar dari beberapa pengalamnku sebelumnya, aku tidak punya pilihan selain menurutinya.

Akhirnya aku melakukan apa yang dia katakan. Pertama kulepaskan jilbabku. Menyusul kemeja dan rokku. Sejenak aku melihat sekeliling. Beruntung tak ada orang yang berlalu lalang di area kampus ini. Aku pun meneruskan membuka pakaian dalamku hingga bugil sepenuhnya.

Setelah itu aku, meraih bungkusan tersebut. Rupanya berisi gamis, jilbab, dan cadar seperti yang mereka kenakan. Dengan terburu-buru, aku segera mengenakan semua pakaian tersebut sebelum ada orang lain yang melihat ketelanjanganku.

"Nah begitu kan bagus. Nurut."ujar perempuan."Oh ya kenalkan, aku Angelin. Orang yang akan menjadi penanggung jawab magang kalian."

"Magang?"

"Oh, kamu belum kasih tahu ke anak ini, mil?"tanya Angeline melirik ke arah Kak Kamila.

"Belum Nyonya. Biar jadi suprise begitu."

"Kamu ini bagaimana sih. Nanti kalau gak paham bagaimana?"

"Ah, tenang saja. Gampang saja belajarnya nanti."

"Ya sudahlah, biar aku jelaskan."Angeline kembali melirik ke arahku."Jadi khusus hari ini sampai selasa, kamu akan magang di tempat pelacuran."

"Apa!"mataku membulat.

"Sudah gak usah kaget begitu. Enak loh bisa magang di sini. Asal tahu saja. Gak semua mahasiswi bisa dapat kesempatan ini."

"Kenapa juga saya harus ikut magang sesat kayak begini."

Rahasia AsramaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang