Keputusanku yang bulat untuk menjadi budak telah membawa perubahan besar. Ummi Nayla menyodorkan sebuah surat perjanjian dengan isi yang aneh. Isi surat tersebut menyatakan aku akan menyerahkan kebebasan dan semua hak asasiku dan memilih hidup sebagai budak yang hanya akan berpikir untuk melayani para lelaki. Begitu aku menandatanganinya, maka secara resmi aku telah menjadi budak.
Malam itu, menjadi malam yang paling membahagiakan buatku. Aku akhirnya terlepas dari semua belanggu yang selama ini mengekangku untuk menggapai kebahagiaanku. Meskipun sekilas aku terlihat seperti terbelenggu karena statusku sebagai budak, tapi itu juga berarti aku terlepas dari semua belenggu moral yang menjauhkanku dari kenikmatan birahi.
Malam itu juga, semua penghuni asrama menyambutku begitu tahu kalau aku telah resmi menjadi budak. Aku dipeluk hingga dicium-cium dengan penuh rasa cinta karena kini aku bukanlah 'orang luar' seperti sebelumnya. Aku adalah budak penghamba pada birahi seperti juga mereka.
Saat itu juga Ummi Nayla memesan berbagai makanan enak untuk kami santap. Pesta besar telah digelar demi menyambutku yang kini telah resmi menjadi budak.
Di saat itu juga, Ummi Nayla mengungumkan akan ada acara spesial yang akan melibatkan sex gila-gilaan untukku. Semua dilakukan agar acara lepas perawanku dapat menjadi peristiwa yang spesial dan akan kuingat sepanjang hidupku.
Tepat tengah malam, pesta usai. Meninggalkan tumpukan bungkus makanan seperti pizza, donut, dan minuman yang menumpuk. Tak ada yang nampak mau membersihkan. Semua terlanjur lelah karena merayakan pesta yang dilaksanakan semalam suntuk.
Aku akhirnya kembali ke kamarku. Kubaringkan tubuhku dia atas kasur yang tidak terlalu besar sebenarnya.
Aku telah melepaskan jilbab dan gamis yang biasa kugunakan. Kini aku hanya menggunakan daster panjang tanpa daleman apapun.
Dengan lampu yang masih menyala terang di kamarku, aku mengangkat bagian bawah dasterku. Tempat memekku berada. Memek yang sebelumnya terus terututup dengan rapat oleh chasity belt. Namun kini memek tersebut akhirnya terbebas dan bisa kuekspos sepuasku tanpa ada batasan lagi.
Aku memandang takjub ke arah memekku yang tercukur dengan rapi. Satu garis vagina melintang simteris membelak memekku menjadi dua gundukan daging yang terutup rapat selayaknya dua buah tirai. Warnanya agak merah muda. Begitu merona dan menggoda siapapun yang memiliki birahi untuk menikmatinya.
Aku perlahan menyentuhnya dengan ujung jariku. Seketika aku langsung merasakan sengatan bagai sengatan listrik yang menjalar dari selangkangku. Terus menjalar dan menyetrum tubuhku.
"Auhhhhhh..."Aku menggeliat kenikmatan. Sebuah sensasi yang selama ini kurindukan akhirnya bisa kurasakan di selangkanganku.
Jari tersebut mulai kunaikkan ke bagian klirotisku. Sesekali aku menyentilnya dan mengusapnya perlahan.
"Ahhhh...."Aku merapatkan pahaku. Tak kuat menghadapi rangsangan yang begitu luar biasa dari biji kelentitku.
Tapi hal tersebut tidak menyurutkan tekadku. Tanganku justru kini semakin lancang mengusap permukaan memekku. Memberikan lebih banyak kenikmatan untuk kurasakan.
"Ouuhhhh..."mulutku kini terbuka lebar. Pertanda kenikmatan luar biasa baru saja kurasakan.
Aku kemudian membulatkan tekad dan memasukkan jari telunjukku menelusup ke dalam jepitan dua daging memekku. Ujung jari tersebut kemudian mulai kugerakkan ke kiri dan kenan sekaligus memainkan daging bagian dalam memekku yang mulai lembab karena berbagai rangsangan yang kuberikan.
"Aaaaahhhh...."
Kali ini, aku sudah tidak bisa menahannnya lagi. Tubuhku mengejan hebat peratanda diriku telah mencapai klimaks yang selama ini begitu kuinginkan ketika melihat perempuan di sekitarku mencapainya.
Crotttt!!Crottt!!Croottt!! Secara berturut-turut cairan kenikmatan meledak dari dalam memekku. Mengambur keluar bagai ledakan sebuah bom menerobos paksa jepitan dari dua daging memekku.
Aku mengatur kembali nafasku yang seperti hilang. Dadaku naik turun. Suhu tubuhku teramat panas. Aliran darahku mengalir dengan begitu cepat. Bahkan aku seakan bisa merasakannya mengalir di sekujur pembuluh darahku.
Aku mengangkat tanganku yang kini telah berlumuran dengan cairan kenikmatanku sendiri. Aku mematutnya dengan bangga. Akhirnya aku telah mencapai orgasmeku. Simbolisasi dari perempuan yang telah mencapai puncak kenikmatan birahi. Sebuah puncak yang selama ini begitu kurindukan.
Aku merebahkan kembali tanganku. Dengan posisi terlntang dan kaki mengakang lebar dan terbuka, aku memejamkan mataku dan segera terlelap tidur.
Lusa setelah aku menjadi budak, akhirnya aku akan mengikuti pesta besar yang disipakan oleh Ummi Nayla. Pesta ini sekaligus menjadi pesta peresmianku sebagai budak sex para lelaki.
Hari itu hari sabtu sehingga kuliah libur. Aku telah diberitahu oleh Ummi Nayla untuk mempersiapkan diri karena aku akan menjadi bintang utama dalam acara tersebut.
Untuk itu, Kak Iffah mengajakku untuk bersiap. Tentunya aku tak tahu apa yang dimaksud dengan bersiap.
"Bagaimana rasanya jadi budak, fah?"Tanya Kak Iffah ketika kami baru saja turun dari halte busway.
"Rasanya malah lebih plong kak."jawabku dengan jujur."Aku jadi tidak perlu berpikir apapun lagi. Tinggal bagaimana melayani dan memuaskan birahiku kak."
"Baguslah kalau akhirnya kamu sadar. Padahal dulu kamu judes banget loh.
Aku menggaruk kepalaku yang tidak gatal."Ya, dulu kan aku gak tahu bagaimana nikmatnya menjadi budak."
"Itu dia. Makanya jangan ngejudge sebelum akmu paham."nasihat Kak Iffah.
Kami rupanya datang ke sebuah gang yang agak kumuh. Di sekeliling kami banyak sekali orang dengn penampilan lusuh dan tubuh yang dekil. Mereka nampak memandangi kami dengan pandangan aneh karena pakaian kami yang sangat berbeda dengan yang kami kenakan.
"Kita kemana kak?"tanyaku dengan perasaan takut.
"Sudah ikut saja."
"Ini gak bahaya kan kak?"Tanyaku lagi meminta kepastian.
"Tenang. Semua budaknya Ummi Nayla sudah biasa ke sini."
"Memang ini tempat apa?"
"Kamu bakal tahu kok nanti."jawab Kak Iffah dengan misteriusnya.
Aku akhirnya dibawa Kak Iffah ke sebuah rumah yang paling besar di gang tersebut. Rumah tersebut juga punya halaman meski tak luas dengan beberapa pohon yang rindang di sana. Gaya umah tersebut seperti rumah khas betawi dengan aksen warna hijaunya.
"As*******"seru Kak Iffah sambil mengetuk pintu.
"Wa******"jawab sebuah suara dari dalam menyahut salam dari Kak Iffah.
Pintu rumah itu berderit terbuka. Menampakkan sosok perempuan dengan tubuh gempal. Usianya paruh baya dengan rambut panjang yang disanggul dan berhias beberapa uban. Dia mengenakan make up menor yang nampak berusaha untuk menutupi usianya.
"Oh, iffah!"seru perempuan itu sumringah."Lama gak mampir."
"Salam nyonya."Iffah langsung saja menjatuhkan tubuhnya dalam posisi bersimpuh. Kepalanya kemudian menunduk dengan penuh hormat hingga bibirna menyentuh ujung kaki perempuan itu.
Melihat kak Iffah seperti itu, aku langsung melakukan hal yang serupa.
"Bagaimana kabarmu, fah?"Tanya perempuan itu. Dengan sedikit mengintip aku melihat perempuan itu menginjak kepala Kak Iffah dengan kakinya yang masih memakai sendal.
"Kabar saya baik nyonya."
"Itu siapa?"tanya perempuan itu melepaskan kakinya dari kepala Iffah.
"Dia anita."jawab Kak Iffah yang mengangkat kembali kepalanya namun tetap dengan posisi bersimpuh. Begitupun denganku. "Budak baru yang saya ceritakan."
"Oh ini budaknya toh?"tanya perempuan itu memandangiku dengan ekspresi tertarik."Coba kamu berdiri terus lepas bajumu. Jilbabnya juga lepasin ya."
Aku memandang kak Iffah ragu tapi Kak Iffah mengangguk menguatkan. Aku akhirnya berdiri dan melepaskan hijab dan gamisku hingga aku telanjang bulat tanpa ada apapun yang menutupi kulit mulusku.
"Hmmm...mantep juga tubuhmu."ujar perempuan itu nampak kagum. Tangannya bahkan dengan lancang langsung menyentil bagian pentilku."Memang Nayla gak salah kalau merekrut budak."
"Terima kasih nyonya."
"Oh iya panggil saja saya nyonya jamilah."ujar perempuan itu memperkenalkan diri.
"Baik nyonya jamilah."
"Ya sudah ayo masuk. Keburu keliatan orang. Iffah, kamu juga lepas bajumu. Tinggalin saja di depan."
"Baik nyonya."Kak langsung berdiri dan melepaskan semua baju kami
KAMU SEDANG MEMBACA
Rahasia Asrama
RomanceSeorang mahasiswi baru diterima untuk tinggal di sebuah asrama perempuan. Dia tak sadar ada rahasia gelap penuh nafsu dari penghuni asrama tersebut