🐼🐰

745 37 1
                                    

PERJODOHAN, satu kata yang tak pernah Dain sangka akan ikut andil dalam hidupnya. Yang bener saja sekarang bukan jamannya lagi Siti Nurbaya. Seharusnya pemikiran manusia harus lebih terbuka untuk mengikat dua insan seumur hidup.

Apakah kakeknyaa itu menganggap Dain tidak laku?. Yang bener aja, justru kalo diibaratkan puluhan wanita sudah mengantre untuk menjadi kekasihnya. Memangnya siapa yang mampu menolak pesonanya?. Masih muda, cerdas, disiplin, mapan, ganteng pula. Bahkan dirinya sendiri bingung jika ditanya apa kekurangannya.
Parahnya lagi Perjodohan ini bukan untuk melancarkan kerja sama bisnis atau melunasi hutang keluarga seperti di FTV- FTV. Dain dijodohkan oleh kakeknya karena hal sepele, ingat hanya hal sepele!!

"Siapa bilang sepele?"
Ruka tampak tidak terima.

"Ya elah Bang,
Nikah juga masih bisa cerai kali, masih bisa kali gue tikung tuh kakak ipar cantik"

"Heh Adek laknat, bisa-bisanya ya loe ngomong gitu, awas aja loe kalo jadi maut diantara kita"

"Udah-udah, Dain pokoknya kamu harus mau dijodohin sama anak temen Almarhumah Mama mu itu, biar kamu ga uring-uringan Mulu" sambung kakeknya berniat menengahi

"Tapi kek-"

"Lagian mamamu sama temennya udah janji bakalan jodohin kalian kalo kalian udah besar, janji itu udah mereka buat waktu mamamu masih sekolah katanya"

"Ayolah kek, anak sekolah buat janji-janji gitu paling cuma main-main doank, jangan terlalu dibawa serius kali"

"Gabisa Dain, ini amanat dari mamamu sebelum meninggal"

" Ya terus kenapa harus aku kek, kan anaknya mama ada bang ruka juga"

"Sorry, tapi gue udah nikah " sanggah ruka

"Ya loe ceraiin aja kak Rita dan ikhlasin buat gue hehe"

"Adek kurang ajar, sini loeee"
Aksi kejar-kejaran antara Ruka dan Dain itu menjadi penutup rapat paripurna mereka.

🐼
🐼
🐼

Satu bulan kemudian.
Dain berdiri berhadapan di Altar dengan seorang wanita yang baru saja resmi menjadi istrinya dihadapan Tuhan. Lantas apakah Dain sudah menerima takdirnya? . Tidak!!! Bahkan serangakaian persiapan hingga hari pernikahan pun ia jalani dengan
Berat hati.

ENAMI ASA, begitulah nama wanita yang tertulis dibuku nikah. Panggilannya Eisa, tidak ada yang bisa Dain deskripsikan lagi tentang wanita itu selain' penghalang hidupnya'.

"Pstt, Dain"

"...."

"PSTTTT DANII"

"Hmm?"

"Loe tau kan... We have to kiss"

"Tenang aja, gue ga akan lakuin itu kok"
Potong Dain yang tau kemana arah mana maksud Asa.

"No, bukan gitu"

"Terus apa?"

" Just do it, kiss me please"

"Are you sure?" Sebelah alis Dain terangkat.

Asa mengangguk yakin

"Kenapa?"

"Kan emang harusnya gitu, gue mau pernikahan sekali seumur hidup dalam hidup gue, pernikahan yang berjalan dengan sempurna"

"Meskipun kita gak saling cinta?"

"Cinta bisa datang karena terbiasa, gue juga bakal buka hati buat loe"

Masalahnya gue yang gabisa buka hati buat loe Asa, ucap Dain dalam hatinya

Janji suci sudah diucapkan, Dain dan Asa sudah resmi menjadi sepasang suami istri,

Keduanya tersenyum ketika pandangan mereka bertemu, walaupun diantara ada yang sedang berpura-pura, jarak diantara keduanya terkikis, dua pasang mata itu perlahan tertutup

Cup

Satu kecupan mendarat di kening Asa, membuat matanya seketika terbuka, Seperti ada yang aneh.

Dain mengerti dengan tatapan heran Asa, didekapnya tubuh wanita didepannya itu, bibirnya didekatkan dengan telinga Asa,

"Sorry , i'm not the type of person who can kiss someone i don't love"

Bisikan itu mengusik pendengaran Asa, pelukan singkat mereka pun berakhir, wajah Dain dengan senyum merekah kembali mengisi pandangan Asa.

senyuman itu, Asa mendecih pelan. Dia paham, pemikirannya tentang pernikahan tidak setujuan dengan Lelaki di hadapannya itu.

Asa menganggapnya sebagai momen berarti yang hanya dilakukan sekali seumur hidup, sedangkan Dain hanya menganggapnya sebagai penghalang dirinya untuk mendapatkan hati kakak iparnya itu.

I'll make you fall, fall deeply in love with me , LEE DAIN..

🐰
🐰
🐰
Dain dan Asa sudah berada di dalam lift. Setelah acara pernikahan yang dilakukan kemarin, mereka kini akan tinggal berdua disebuah apartemen. Lift itu membawa mereka ke lantai empat, tempat dimana  mereka akan tinggal.

Akhirnya mereka pun sampai di unit 401-A, Dain beranjak masuk sambil membawa koper miliknya, meninggalkan Asa yang sedang menatap pintu unit apartemen mereka, ia menyadari kehidupan pernikahannya yang sesungguhnya akan dimulai dari sekarang.

"Ngapain disitu, mau gue kunciin diluar?"
Ucap Dain ketika melihat Asa masih mematung didepan pintu

"Ga ada ucapan selamat datang yang lebih manis apa, ini rumah baru kita loh Dain ",
helaan nafas dari mulut Dain terdengar, tangannya bergerak menutup yang kemudian ditahan Asa.

"Ehh Jangan dikunci beneran donk Daniii "

"Makanya cepetan masuk" ucap Dain meninggalkan Asa

"Galak banget sih, Tungguin donk, kita keliling bareng"

🐼
🐼
🐼

"nih kunci kamar loe" ucap Dain sambil memberikan kunci kamar kepada Asa.

"Hah? Oh iya, kamarnya yang mana ya?"

"Yang sebelah kiri"

"Ya udah gue masuk duluan ya"

Sebenernya apartemen mereka memiliki dua kamar, kamar utama dan kamar tamu. Tapi Dain mengusulkan untuk merubah bentuk kamar utama yang memang terlalu besar. Dengan bantuan temannya kamar utama dibagi menjadi dua kamar dengan lemari buku sebagai penghubung ke kamar satunya lagi. Yang sekarang menjadi kamar Dain. Kamar Asa masuknya tetap menggunakan pintu utama sedangkan kamar Dain masuknya dari lemari  buku yang ada di ruang tamu. Jaga-jaga kalau sewaktu-waktu keluarga besar mereka datang, mereka akan berpikir Dain dan Asa berada dikamar yang sama. Cerdas sekali kan bapak Lee Dain ini.

To be continued

Hallo monstiez in the world!!!
This is my first story , i hope you like it

Btw kapan sih mereka comeback;( tiap hari ngebadut mulu

kupu-kupu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang