🦋🐬

225 30 4
                                    

Ahyeon yang matanya terfokus pada layar iPad nya itu melangkah dari kamar menuju ruang tengah. Karena tidak melihat pijakannya, ia tidak menyadari bahwa lanttai area ruang tengah sedang basah. Alhasil ia terpeleset.

Tepat sebelum tubuhnya jatuh, ada lengan seseorang yang merengkuhnya erat, menahan bobot tubuhnya supaya tidak terjatuh. Ahyeon begitu terkejut.

"Hati-hati lantainya masih basah, lagi di pel". Katanya lembut. Tangan sebelahnya memegang gagang pel.

Sekian detik sorot pandang mereka beradu. Hingga Ahyeon memutuskannya lebih dulu. Cepat-cepat ia berdiri tegak dengan pijakan kakinya sendiri.

"Makasih ya."  Ahyeon sedang tidak bermimpi kan? Seorang Chiquita sedang mengepel tanpa disuruh. Pria itu sedang kerasukan apa sampai tiba-tiba jadi rajin begini.

Hampir sepuluh menit berlalu, Chiquita telah menyelesaikan urusan mengepel lantainya, sedangkan Ahyeon menyiapkan sarapan untuk mereka.

"Sini sarapan dulu, Chik"
Chiquita menghampiri dengan canggung, pasalnya dua hari belakangan ini mereka saling cuek. Saat itu Ahyeon memang sempat marah dan menghindari interaksi dengan  Chiquita.

Mereka makan dengan tenang tidak ada yang berbicara, hanya dentingan sendok dan piring yang terdengar.

Ahyeon tidak menyukai keheningan canggung diantara mereka. Ahyeon menarik nafasnya Panjang mempersiapkan diri untuk memulai pembicaraan.

"Chiki".

"Ya?" Chiquita yang merasa dirinya dipanggil langsung mengalihkan pandangannya yang tadinya nunduk, jadi menoleh ke arah Ahyeon.

"Maaf kalo kata-kata gue malam itu kurang enak didengar dan nyakitin hati loe" Ahyeon melanjutkan, nada suaranya lemah.

"Waktu itu gue emang marah dan kesel sama sikap loe selama ini tapi gue ga bermaksud bilang begitu. Maksud gue cuma mau nasihatin loe supaya bisa bersikap lebih dewasa tapi malam itu gue terlanjur terbawa emosi".

Helaan nafas panjang Ahyeon mengakhiri penjelasannya" sekali lagi gue minta maaf".

Chiquita mengangkat kedua sudut bibirnya hingga satu senyuman tercipta disana. "Loe ga perlu minta maaf, Hyeon. Lagian kata-kata loe itu emang bener, fakta. Justru gue mau terima kasih karena berkat kata-kata loe itu gue jadi sadar selama ini sikap gue nyebelin ya?"

"Banget"

"Hehe sorry ya gue mau berubah Hyeon, loe bisa kan bantuin gue?"

"Bisa donk,  loe kayak ke siapa aja, pake nanya segala"

"Emang gue siapanya loe?"

Alis Ahyeon bertaut, memandang aneh Chiquita. " Loe pikun apa begimane sih, loe kan suami gue. ".

Chiquita termangu mendengar perkataan Ahyeon yang tidak terlihat becanda sama sekali. Chiquita terkekeh ada secuil kebahagiaan dihatinya, meski ia tidak tahu pasti mengenai mana ucapan Ahyeon yang lebih jujur antara " bukan siapa-siapa" dan "suami gue".

"Oh iya loe tau gak umur pernikahan kita udah sepuluh bulan" ucap Chiquita

"Oh ya? Keren siapa sangka" jawab Ahyeon

"Jadi tinggal dua bulan lagi ya".

"Hah? Dua bulan apanya?"

"Loe lupa dulu loe mau kita pisah kalo udah satu tahun pernikahan kita"

"Loe masih inget??. Jadi loe mau nyeraiin gue gitu, kalo kita udah anniversary satu tahun?. Padahal gue udah lupa."

"Enngga gitu maksud gue. Tapi gimana sama pacar loe, dia udah tau?"

kupu-kupu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang