🐼🐰

307 38 4
                                    

Jam sudah menunjukkan pukul sembilan malam, Pharita, Ruka dan Asa masih berada di rumah hyein. Sedangkan Chiquita dan Rami sudah pulang sejak setengah jam tadi. 

"Gimana Sa, Bentley udah turun belum demamnya?" Tanya Pharita kepada Asa yang dari tadi nungguin Bentley tidur.

"Belum nih Teh, gue takut dia kejang aja. Soalnya tadi nangis sampe mengigil gitu. Hye, kalo misalnya sampe jam sepuluh demam Bentley gak turun, mending kita bawa dia ke rumah sakit aja".

"Iya bener hyein, kalo gini terus gue gak tenang" sambung Pharita sambil mengelus kepala anak lelaki yang baru menginjak tiga tahun itu.

"Tapi kan disini udah ada kalian, gue beneran gamau ke rumah sakit".

"Hye, mungkin gue sama Ruka bisa nemenin loe malam ini, tapi Asa kayaknya loe harus pulang deh, kasian Dain pasti nungguin dirumah, nanti loe di anter ruka ya".

"Tapi Teh, gue juga mau bantu jagain Bentley disini"

"Udah loe pulang aja, nanti Dain marah kalo loe ga ada di rumah Sa. Makasih ya udah jagain Bentley, sorry ngerepotin" sambung hyein mengambil alih Bentley dan menggendongnya

"Mmm , tapi kalo ada apa-apa kabarin gue ya, gak sama sekali ngerepotin kok. Yaudah Gue pulang dulu ya Teh" pamit Asa kepada Pharita dan Hyein.

"Iya Sa, hati-hati ya".
🐰
🐰
🐰
Asa baru sampai kedalam unitnya jam sebelas malam, ia menoleh kesana kemari. Ruang keluarga, ruang tamu, dan dapur yang menyatu dalam satu ruangan besar itu gelap gulita. Hanya ada cahaya samar-samar dari dalam ruang tamu. Pasti Dain sudah tidur ucap Asa dalam hatinya.

"Darimana aja loe?"

Demi apapun, jantung Asa hampir copot dari tempatnya. Tangan kanannya refleks berpegangan pada tembok guna menahan bobot tubuhnya yang hampir terjatuh karena kaget.

Asa memincingkan matanya mencari sosok yang sudah membuatnya jantungan. Ia pun berjalan menyalakan saklar lampu. Menjadikan ruangan terang benderang dalam sekejap. Akhirnya ia pun menemukan Dain, pria itu sedang duduk di ujung sofa dengan tangan bersedekap didepan dada.

"Dain? Ngapain sih gelap-gelapan?"

Dain berdiri dan menghampiri Asa.
"Gue tanya loe darimana" tanyanya dengan nada yang masih ketus.

"Dari rumah hyein, jagain anaknya yang lagi demam, sama Teh Rita juga kok" jawab Asa jujur.

"Kenapa hp loe ga aktif?"

"Hp?" Asa menggeledah tasnya, dan lekas menyalakan ponselnya namun gagal.

"Gue gatau kalo batrenya habis"

Dain menghela nafas panjang, dia berujar lagi. Nada suaranya melunak. "Sekarang loe udah jadi istri gue, jangan pulang malam-malam tanpa izin".

Dain berbalik badan , beranjak pergi menuju kamarnya. Diam-diam Asa tersenyum.

"Loe udah ngakuin gue sebagai istri nih?"

"Ga usah ke GRan, gue cuma mengantisipasi kalo misalnya ada orang yang kita kenal ngeliat loe keluyuran malem-malem terus bikin rumor aneh tentang kita dan nyampe ke telinga kakek".

"Gue cuma ke rumah temen bukan keluyuran" protes Asa yang membuntuti Dain tanpa sadar.

"Sama aja"

"Beda"

"Sama"

Asa terus berjalan dibelakang Dain hingga memasuki kamar pria itu. Dain yang berbalik badan karena ingin menutup lemari buku pun dikagetkan oleh keberadaan Asa tepat didepan wajahnya.

kupu-kupu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang