Meninggalkan villa tanpa rencana membuat Ruka berpikiran untuk bertemu rekan kerjanya yang kebetulan berada di Bali.
Sayangnya ternyata ketika Ruka ke rumah rekannya itu, Dia sekeluarga sedang pulang ke Jakarta karena ada acara keluarga.
Setelah berkeliling sekitar pantai sendirian Ruka kembali ke villa berniat untuk membereskan koper Pharita. Tentu saja setelah merasa yakin bisa menurunkan gengsi dan meminta maaf duluan.
Ketika Di pintu masuk villa ia tidak sengaja berpapasan dengan Asa.
"mau ketemu Pharita ya Sa ?" Tanya Ruka.
"Loe darimana bang? Gue mau ngajak teh rita wisata kuliner buat makan malam, restonya sih deket dari sini. Kalo loe mau ikut ayo"
"Kalian berdua doank? Dain ga ikut?"
"Dia ga ada di villa daritadi siang gatau kemana deh". Ruka hanya ber- oh ria
"Teh Rita .. kenapa?" Tanya Asa setelah melihat pesan yang masuk diponselnya.
"Kenapa apanya?". Asa menyerahkan ponselnya untuk Ruka baca sendiri.
Teh mpritt😬
Sorry ya Sa, kayaknya gue ga bisa makan diluar malam ini. Suami gue lagi keluar sebentar. Dia juga belum makan malam, gue belum minta izin tadi. Mungki Besok kita bisa breakfast bareng. Besok gue kabarin lagi ya...Ruka tertegun membaca itu, sedang bertengkar saja ternyata Pharita masih berpikiran untuk meminta izin darinya. Ruka kembali menyerahkan ponselnya pada Asa
"Gue mau ketemu rekan bisnis gue, tapi ternyata mereka lagi pulang kampung"
"Bilang kek kalo mau pergi ke suatu tempat tuh, biar orang lain ga khawatir. Kabarin juga pulangnya kapan, kasian kan Teh Rita... Abang sama adek sama aja, Honeymoon tapi istri malah dibiarin sendirian".
"Yaudah loe sekarang kabarin Pharita, kita udah diluar makan di resto depan aja, bilang juga tolong bawa dompet gue , ketinggalan di sling bag"
"Kenapa ga chat sendiri sih?"
"Loe kan lagi pegang hape, biar sekalian" ucap Ruka sambil berjalan lebih dulu menuju restoran.
Rata-rata restoran di Bali buka pukul enam pagi dan tutup pukul sebelas malam. Setelah memesan beberapa makanan dan mandapat meja yang strategis, Ruka dan Asa duduk menunggu Pharita.
"Loe ga ngabarin Dain?"
"Udah, tapi ga pernah dia baca"
"Tuh anak kebiasaan emang, kalo kakek tau baru nyaho dia"
Kurang dari lima menit Pharita muncul dan terlihat mengindentifikasi seluruh penjuru ruangan untuk menemukan mereka. Asa kontan memanggilnya.
"Suasana mencekam apa ini? Kalian lagi berantem ya? Kok diem diem an" tanya Asa. Karena Ruka tidak mengatakan apapun ketika Pharita datang dan Pharita yang lebih memilih duduk di dekat Asa. Kalo sampai Asa tau mereka memang sedang bertengkar Informasi nya bisa sampai ke Jakarta, dan kakek bisa tiba-tiba menelponnya.
Bisa-bisanya ia memperingatkan Dain padahal dirinya sendiri juga sama saja.
"Abis penerbangan panjang, terus belum makan. Emang loe pikir ga cape, belum ada amunisi buat ngobrol" komentar ruka.
"Dompet kamu A. kita udah pesan makan?" Tanya Pharita sembari menyerahkan dompet milik Ruka. Pharita mengatakan itu dengan sangat tenang.
"Udah pesan beberapa menu sih tadi, aku juga udah pesan makanan yang mungkin kamu bakalan suka. Tapi kalo mau pesan lagi bisa cek menunya pake QR-code.." jawab ruka mengimbangi akting Pharita.
🐼
🐼
🐼
Sudah hampir jam sepuluh malam, Dain dan rekan kerjanya masih asik membicarakan hal yang tidak ada kaitannya dengan pekerjaan.
Kliennya itu memang suka sekali ngobrol.