Maaf ya reader semua, karena di draf lama banget jadi kalau ada beberapa kata yang gak nyambung author mohon maaf, soalnya di lanjut secara berkala, silahkan menikmati.
Sore itu cuaca terlihat mendung, dengan beberapa tetes hujan yang jatuh membasahi kaca depan mobilku, aku mengemudikan mobil itu dengan pelan di jalan yang sepi itu, di sebelahku duduk pacarku yang sekarang adalah putriku, maya, yang terus memandang keluar jendela dengan tatapan kosong, di kursi belakang duduk buk nana yang berada di tubuhku, beliau hanya terdiam tanpa kata, sesekali menghela nafas panjang.
Beberapa jam yang lalu, kami pergi ke rumah teman buk nana, seorang wanita yang kami harap bisa memberikan jawaban atas masalah yang sedang kami alami, buk nana sangat yakin kalau teman lamanya ini dapat menyelaseikan masalh ini, namun beliau juga tidak tau akan apa yang terjadi pada kami, mengarahkan kami ke keadaan kami saat ini.
" ya kita memang gak menemukan solusinya tante tapi aku yakin kita pasti bisa kembali seperti semula" walau kata kataku begitu tapi jauh di lubuk hatiku aku merasa sangat cemas dan takut, bagaimana kalau aku menjadi buk nana selamanya, aku tidak mau menjadi ibuk dari pacarku.
" iya nak bayu, terimaksih, sekarang tante udah agak bisa tenang" ucap buk nana sambil tersenyum lembut.
Setelah menurunkan maya di rumah aku kembali mengemudi untuk mengantar buk nana pulang ke rumahku, di dalam perjalanan hampir tidak ada percakapan yang kami lontarkan, suasana didalam mobil benar benar hening.
sesampainya di rumahku aku menurunkan buk nana disana, dan beliau pun berterima kasih padaku, namun ada sesuatu yang aneh.
" udah sampe di sini aja, makasih ya tante" ucap buk nana sambil berlari ke dalam.
" iya, eh tadi tante manggil aku apa,?" jawabku kaget,
sesampainya di rumah aku langsung pergi ke kamarku, maksudku ke kamar buk nana, disana aku sudah ditunggu oleh ayah maya yang sudah setengah telanjang, dilihat dari manapun aku sudah tau apa yang ada di pikiran pria paruh baya itu.
Swlama i i aku selalu menghindari hall hal itu dengan datang bulan atau terlalu capek, tapi entah kenapa kali ini terasa sangat berbeda, aku tidak mau melakukannya , namun aku juga tidak bisa berkata tidak, apa yang sebenarnya terjadi padaku.
" ayo ma, ke sini papa udah gak tahan ni" ucap ayah maya penuh gairah.
saku secara tidak sadar menuruti perkataan ayah maya, dan mulai naik ke ranjang itu, apa ini?, hati dan pikiranku meronta ronta ingin pergi, tapi tubuhku malah mengatakan sebaliknya.
lalu dengan malu malu aku mulai melepas pakaianku, melihat aku yang sudah setengah telanjang membuat jhoni milik ayah maya mengeras, saat melihat hall itu bukannya aku merasa geli, aku malah merasa makin bergairah akan sesuatu.
melihat aku mulai terangsang, ayah maya mulai memijat payudaraku, sambil sesekali mencubit putingku yang sudah mengeras," Ahh" desahku saat tangan kasar ayah maya mencubit putingku, sensai yang sangat luar biasa.
tak tahan ayah maya mulai melepas bra dan celana dalam yang aku kenakan, membuat aku telanjang. saat itu adalah kali pertama aku melihat tubuh buk nana benar benar telanjang, karena biasanya aku menutup saat memakai baju.
tubuh ini benar benar masih mulus, dengan pinggang yang lebar dan payudara yang besar walau sudah agak kendur, di sana aku juga menyadari kalau selangkanganku terasa basah,
saat masih fokus dengan tubuh buk nana, ayah maya mulai memasukan penisnya ke dalam lubang vaginaku, membuat aku terkejut dan berteriak.
ayah maya terus mendorong batangnya terus masuk lebih dalam ke lubang vaginaku, awalnya rasanya aneh, seperti saat aku masih menjadi pria namun, lama keamaan sensasi kenikmatan mulai terasa lebih kuat, membuat pinggulku bergoyang mengikuti irama ayah maya.
" ayo pah lebih cepat" racauku, di saat itu aku benar benar sudah tidak peduli lagi di tubuh siapa aku berada, yang aku inginkan hanyalah penis besar ayah maya berada di dalam vaginaku.
" Aahhh...Aahhhh...aku mau crot pah" ucapku.
" papa..juga mau crot" balas ayah maya.
akhirnya kamipun crot di bersama sama, sampai aku tertidur.
keesokan paginya aku tersadar di atas kasur buk nana, dan aku benar benar merasa sangat bersalah karena telah tidur dengan ayah dari pacarku sendiri,
sorenya aku dan buk nana duduk di depan rumah maya, aku melihat ada sesuatu yang berbeda pada diri beliau, karena penasaran aku pun bertanya. " hmm tante, kelihatannya ada yang berubah, tapi apa ya?"
buk nana yang berada di tubuhku tertawa kecil. " masa sih?, tante gak ngerasa apa apa tuh"
aku hanya terdiam di sana, namun aku yakin kalau ada sesuatu yang tidak beres namun aku tidak tau apa.
semakin hari, buk nana makin jauh dari dirinya sendiri, dia mulai bertingkah layaknya aku yang sebenarnya, mulai dari mengantar maya pulang, mengajak nya jalan jalan, bahkan suatu sore aku melihat beliau merayu maya.
jadi suatu hari saat maya sedang tidak berada di rumah aku mengajak buk nana untuk membahas perubahan sikapnya yang aneh, " kita harus bicara" ucapku dengan nada serius.
" mau bicara apa ya tante?" ucap buk nana, yang sudah sepenuhnya bersikap sepertiku.
" kok tante manggil aku gitu sih, aneh tau" jelasku.
" huh maksudnya gimana sih, kan gak mungkin aku memanggilnya ibu mertua hehehe" ucap buk nana sambil bercanda.
" tunggu, kamu buk nana kan?" tanyaku penasaran.
" huh? maksud tante gimana?, kan itu nama tantae, aku ini bayu tante" jelasnya
di situ aku yakin kalau buk nana telah sepenuhnya kehilangan identitas aslinya, dan telah sepenuhnya mengambil identitasku, apa yang harus kulakukan? bagaimana kalau maya tau.
dengan panik aku masuk kedalam rumah, di sana aku melihat maya yang sedang membawakan air ke tempat kami duduk tadi.
" maya!," panggilku.
" eh mama, udah ngobrol sama bayu?" ucap maya.
" kok kamu manggil aku mama, sih ?, kami masih belum bertukar kembali" jelasku.
" huh? bertukar?, mama ngomong apa sih?" ucap maya bingung.
ternyata maya juga tidak ingat akan apa yang terjadi, apa yang sebenarnya terjadi? mengapa hanya aku yang ingat tentang semua ini?.
semakin hari, aku makin menjauh dari identitasku sebagai bayu, ingatan buk nana juga semakin banyak masuk ke dalam kepalaku, aku ingat saat melahirkan maya, dan betapa bahagianya aku saat maya pertama kali berjalan, namun semua itu bukanlah ingatanku melainkan ingatan buk nana.
sikat dan gaya bicaraku juga semakin mirip buk nana, aku merasa sangat takut, namun disisi lain aku merasa sangat bahagia dan nyaman, melihat maya tersenyum dan bahagia bersama tubuh lamaku.
naidumek uggnim aparebeb
beberapa minggu kemudian
aku terbangun dengan tubuh yang sangat segar bugar, sudah sangat lama aku tidak merasa sesegar ini, setelah merapikan kamarku aku bergegas untuk mandi dan mengganti pakaianku dengan seragam dina.
di bawah aku melihat suamiku dan putriku maya sedang lahap memakan sarapan mereka.
" wah udah mulai aja ni gak nunggu mama?" ucapku.
" eh mama, iya solanya mama tidurnya nyenyak banget jadi papa gak mau ganggu" ucap suamiku.
" iya ma, hehe maya juga gak tega bangunin mama" lanjut maya.
setelah itu aku duduk di kursi kosong tepat di dekat maya, suasana pagi itu begitu tenang dan damai, namun aku seperti melupakan sesuatu, sesuatu yang sangat penting.
TAMAT..........
KAMU SEDANG MEMBACA
Kumpulan Cerita Gender Bender, Body Swap, Possession
Science Fictionini cerita cerita pendek selingan dari cerita utama,