2.0

27 3 0
                                    

Kantin kantor ramai dengan para karyawan yang mengistirahatkan tubuh dan diri mereka setelah hampir empat jam bekerja tanpa henti.

Bella yang berhasil lepas dari Jehan langsung meregangkan badannya begitu masuk kedalam area kantin bersama Belva. Sedangkan Aghna menemani Jehan yang memiliki pertemuan mendadak di luar kantor.

Seharusnya Bella yang pergi. Tapi Aghna yang kebetulan sedang menjemput Jehan pagi tadi, langsung cus tanpa singgah ke kantor terlebih dahulu.

Bella mengambil nampan untuk ambil makanan prasmanan yang disediakan kantor. Perempuan itu menolah pada Balva yang hanya berdiri sambil memperhatikan apa yang Bella lakukan. "Makan apa, Belva? Kenapa gak ambil nampan?"

Belva terdiam di samping Bella, menatap menu makanan prasmanan hari ini yang tersedia. Lalu menggeleng kecil dan menatap Bella. "Saya mau beli soto deh, Mba Bell."

Bella mengangguk sambil mengambil semangkok penuh nasi jagung dihadapannya. "Yaudah. Nanti kalau pesanan kamu selesai duluan, ambil meja aja, takutnya nanti ramai jadi gak dapat tempat. Tapi makannya tungguin saya."

Belva terdiam sejenak lalu mengangguk. "Yaudah deh Mba, saya duluan." Belva berlalu dari hadapan Bella.

Bella bergeser ke menu selanjutnya, mengambil acar timun yang tersedia, lalu ayam rica di sampingnya yang memanggilnya untuk di sendok.

"Mba Bell, makan mba?"

Bella mendongak, menatap Ibu koki kantor yang menaruh semangkuk sup hangat diatas nampannya. Wanita itu menyengir dan mengangguk. "Gak mungkin ngepel, 'kan, Bu..."

Bu Ijah tertawa dan merapikan letak masker masaknya. "Yang kenyang mba, kalau mau nambah, boleh."

Bella mengangkat kedua alisnya sambil tersenyum saat ibu Ijah menunjuk mangkok nasinya dengan jempol. Wanita itu menunduk dan melihat nasi segunung di mangkok yang lebih besar dari telapak tangannya.

Ternyata Bu Ijah menyindirnya yang ambil nasi seperti orang tak pernah makan bertahun-tahun.

"Hehe... Laper." Cengir Bella sambil mengangkat nampannya dan berlalu dari sana. Membuat Bu Ijah menggelengkan kepalanya.

Bella membawa nampannya sambil mengedarkan pandangannya, mencari keberadaan Belva yang dia suruh untuk menunggunya.

Matanya menangkap Belva yang berdiri tak jauh darinya sambil melambai kearahnya. Wanita itu tersenyum dan berjalan sambil sesekali menyapa karyawan yang lain, menyapanya.

Saat didekat meja dimana Belva berada. Tiba-tiba ada seorang perempuan berjalan dengan High heels tinggi, menghampirinya. Namun saat di dekatnya, perempuan itu seolah sengaja membuat kakinya keseleo dan menabrak Bella.

Sayang sekali, Bella dengan gesit menghindar. Membuat perempuan itu terjatuh, mengundang sebagian atensi di sekitarnya.

Bella menggeleng dan menaruh nampan makannya di atas meja. "Sengaja banget lo mau nabrak gue?" Bella duduk di kursinya, sambil melipat kakinya di atas kaki satunya dan menatap perempuan yang baru saja bangun dari jatuhnya tanpa ada yang mau menolong.

Belva mengatupkan bibirnya. Berurusan dengan wanita cicak ini membuatnya gak bisa menahan semburan tawa.

Perempuan itu mengibaskan rambutnya kebelakang dan menatap Bella tajam. Meski dalam hati sangat malu karena jatuh, apalagi mendengar suara tawa dari karyawan sekitarnya.

Bella mengambil sendoknya dan menunjuk perempuan itu dengan sendok tersebut. "Lo... Ck ck. baru juga siang, jangan drama deh... Pusing tau gak? Kerjaan banyak, malah di tambah pusing sama kelakuan cicak menor kayak Lo."

Jarak KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang