Aghna menatap Bella dan Jehan yang mesra tak tahu tempat dengan wajah malas. Sedangkan Belva memperhatikan keduanya dengan mata melotot dan mulut terbuka lebar, di samping Aghna.
Jehan memegang pinggang Bella erat, seolah tak membiarkan Bella pergi kemanapun selain dari hadapannya. Sedangkan Bella sudah jengah dengan sikap Jehan yang membuatnya melongo dan menghela nafas setiap hari.
Wanita itu mengikatkan dasi Jehan di leher dengan sedikit kekuatan, membuat pria itu terbatuk pelan dan menatap melas kepada Bella.
Padahal selama ini Pria itu selalu lakukan sendiri. Bahkan ketika Aghna ingin membantu, dulu. Pria itu menolaknya dengan mentah dan langsung mengusirnya.
Namun kini, Pria tersebut seolah terlahir kembali dan menjadi dongo. Tidak bisa apa-apa.
Dasi di pasangkan, minum diambilkan, ke toilet aja harus di temani di depan pintu. Lalu, memanggil Bella dengan embel-embel kerjaan, nyatanya hanya untuk cuddle manja di dalam ruangan Jehan.
Beberapa hari yang lalu, Jehan mengganti password ruangannya, jadi Aghna tak bisa masuk sembarang lagi. Padahal dulu si cicak kantor masuk tanpa salam, Pria itu tak peduli dan lebih milih menyelesaikan kerjaannya.
Sekarang? Tugas Aghna yang menumpuk. Pak bos lagi dikelon sama betinanya.
Bella menepuk kuat atas dada Jehan saat sudah selesai memasangkan dasi tersebut.
"Lepas."
Jehan menggeleng kuat. Dan merapatkan tubuhnya pada Bella. "Gak mau."
"Lepas Jehan! Aku mau ke antar laporan ke ruangan Bu Widya."
Jehan menggeleng dan menjatuhkan kepalanya di leher bela, lalu memonyongkan bibirnya. "Suruh Belva atau Aghna."
"Jehan!"
Jehan menghela nafas gusar dan mengangguk. "Iya-iya. Galak ih."
Aghna mengangkat alisnya, mendengar nada bicara Jehan yang membuat bulu badannya yang baru di cukur, mendadak tumbuh dan berdiri tegak.
"Itu Pak Jehan?" tanya Belva tiba-tiba.
Aghna menoleh pada Belva. "Lo pikir siapa? Titisan buaya?"
Belva tak mengalihkan pandangannya sama sekali dari kedua sejoli yang membuat jiwanya meronta-ronta.
Sedangkan Aghna tak pernah berhenti dibuat merinding.
Bella mendorong Jehan dari hadapannya lalu memutar matanya malas. Berjalan menuju keluar ruangan Jehan.
Wanita itu menepuk bahu Aghna dan Belva sekilas, lalu mengambil sesuatu di mejanya. Dan pergi, berlalu dari ruangan Jehan.
Jehan yang melihat itu, mendatarkan wajahnya. Melihat dua bawahnya yang berdiri tegak seperti anak hilang di depan pintu ruangannya.
"Gantikan meeting saya sama pak Jo siang ini. Belva, kamu temani Aghna, saya mau ikut Bella dulu," ucap Jehan tanpa menatap Aghna dan Belva, lalu berlalu tanpa dosa.
Wajahnya tersenyum seperti orang tak memiliki beban. Mengikuti langkah Bella yang sudah jauh. "Sayang!"
Belva melotot. "Bang, tugas Lo tambah menumpuk. Lo jadi kloningan pak Jehan cocok."
Aghna mendatarkan wajahnya dan menoleh pada Belva. "Secara gak sadar, Lo juga kloningan gue."
Belva mengernyit. "Kok bisa?"
"Lo yang ambil semua tugas gue," ucap Aghna sambil berlalu menuju mejanya.
Belva terdiam sejenak, lalu meltoto lebar dan menatap Aghna. "Kok bisa?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Jarak Kita
Romance(Judul awal : What a Feeling?) {Komedi, Romansa} [Spin-Off SULUNG] Niat menjadi independen woman yang sibuk setiap saat, dan gaji lancar. Menjadi perempuan yang kerja keras tanpa mengeluh adalah salah satu cara melupakan seseorang, katanya. Bekerja...