5. Taruhan?

41 2 0
                                    

Pagi-pagi sekali, para anggota TNI AD bersama dengan Mahasiswa KKN sedang melaksanakan apel pagi. Mereka semua sudah berbaris rapi dengan sikap tegap sempurna. Azzura yang saat itu berada di depan barisan tentu saja dapat melihat semua kegiatan apel pagi. Termasuk seseorang yang kini berdiri di tengah dan menjadi pemimpin upacara. Ghaafi Razan Altair. Azzura terus mengamati pria itu tanpa berkedip. Sedangkan Ghaafi yang merasa seseorang tengah menatapnya intens sesekali hanya melirik dan berusaha memfokuskan dirinya.

Sampai pada akhir kegiatan. Semuanya kembali ke tempat masing-masing. Kegiatan hari ini yaitu melanjutkan laporan kegiatan sebelumnya. Mereka hanya melakukan kegiatan 5 hari dalam seminggu. 2 harinya digunakan untuk membuat laporan kegiatan.

"Eh Ra!" Sapa Henny yang kemudian duduk di samping Azzura.

"Ha?"

"Lo tahu gak gosip tentang Komandan Ghaafi?"

"Nggak." Singkatnya yang sebenarnya ia tahu namun memilih untuk pura-pura tidak tahu.

"Katanya lagi deket sama cewek." Azzura hanya diam dan berpura-pura fokus pada laptopnya. Walaupun di lubuk hati terdalamnya sebenarnya ia sedang menjerit.

"Sama-sama anggota tentara. Cantik tahu. Tadi gak sengaja ketemu." Azzura masih diam dan tidak ingin memggubrisnya.

"Ra! Lu dengerin gue nggak sih?"

"Hmm..." Azzura hanya berdehem.

"Lu gak sakit hati kan?"

"Ngapain?"

"Yakan sekarang Komandan Ghaafi sudah ada pawangnya." Tambah Henny.

"Komandan Ghaafk bilang mereka berdua cuma teman dekat." Jelas Azzura yang memang sebelumnya diberi tahu oleh Ghaafi.

"Kata siapa?"

"Komandan Ghaafi lah!"

"Masa? Teman dekat juga bisa jadi cinta tahu!"

"Selagi tidak ada cincin yang mengikat berarti masih lajang!" Jawab Azzura tak ingin kalah telak.

"Bener juga sih!"

"Udah deh. Laper mau nyari makan." Azzura menutup laptopnya dan beranjak pergi menuju kantin. Sunggu ia tipikal orang yang mudah lapar saat stress. Namun tubuhnya tetap saja ideal. Azzura berjalan sendiri menuju kantin. Saat itu jam masih menunjukkan pukul 10 pagi. Azzura duduk di satu bangku panjang yang tersisa di sana dan menunggu pesanannya datang. Sembari menunggu, pandangannya tidak sengaja menangkap sesuatu yang membuatnya terus memperhatikannya.

Dua orang yang tengah berjalan beriringan sambil mengobrol dan sesekali saling teetawa membuat Azzura berusaha memandang ke arah lain. Bahkan rasanya ia ingin segera pergi dari sana. Namun baru saja hendak pergi pesanannya justru datang.

"Ini mbak pesanannya." Ucap pelayan tersebut. Azzura pun mau tidak mau kembali duduk. Lantas ia berpura-pura tidak melihat dua orang yang berjalan menuju me tempatnya. Azzura membuka kembali laptopnya berusaha menutupi wajahnya dan menikmati makanannya. Namun tetap saja, matanya penasaran dan sesekali melirik. Hingga saat ia menyeruput minumannya seseorang justru memanggilnya.

"Azzura?" Azzura tersentak hingga tersedak.

"Uhuk uhuk uhuk!" Azzura menepuk-nepuk dadanya dan mengambil napas.

"Ra, gapapa?" Tanya orang itu yang kemudian memberikan air mineral yang baru saja dibelinya.

"Gapapa Dim!" Ucapnya. Yah seseorang yang memanggilnya adalah Dimas dan pria itu mengacaukannya.

"Azzura kamu kenapa?" Tanya seseorang lagi di sampingnya. Azzura menoleh dan melihat Ghaafi bersama dengan seorang wanita cantik.

"Tersedak Dan."

Halo Mas!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang