10. Rambut

49 1 0
                                    

Hari-hari berlalu cukup cepat. Hari ini Azzura sudah kembali menjalankan tugasnya sebagai mahasiswi KKN. Proker kali ini ialah membantu anggota TNI untuk melakukan penyuluhan obat-obatan. Seperti biasa, mereka semua sudah profesional dan tidak lagi merasa terbebani seperti sebelumnya.

"Ini." Henny, Azzura, dan teman-temannya lainnya saling membantu membawa beberapa kotak berisi obat-obatan.

"Awas hati-hati!" Ucap Letda Danu yang juga membantu. Di sisi lain, Ghaafi juga sedang mengawasi anggotanya. Hingga pandangannya teralihkan melihat Azzura yang bolak-balik membawa kotak kardus itu bersama dengan Dimas. Sesaat kemudian, rambutnya yang kala itu diikat ke belakang membuatnya terasa lebih panas karena rambut-rambutnya mulai berantakan terkena angin.

 Sesaat kemudian, rambutnya yang kala itu diikat ke belakang membuatnya terasa lebih panas karena rambut-rambutnya mulai berantakan terkena angin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lalu Azzura berhenti dan membuka ikatan rambutnya dan menggantinya dengan jepit rambut. Ia menyisir asal rambutnya dan menggulungnya lalu menjepitnya lagi hingga leher jenjangnya kembali terekspos. Ghaafi yang melihat itu menyipitkan matanya memperhatikan istrinya dari kejauhan.

Azzura kembali melakukan tugasnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Azzura kembali melakukan tugasnya. Sesekali perempuan itu mengusap keringat di pelipisnya.

"Ayo Ra semangat!" Pekik Dimas yang menyemangati Azzura. Perempuan itu tersenyum dan mengangkat tangannya.

"Semangat!" Mereka berjalan bersama sambil membawa kotak dari mobil menuju salah satu polindes.

"Komandan!" Panggil Letda Harvis saat melihat komandannya justru diam di tempat dengan kening yang mengkerut.

"Dan?" Panggilnya lagi namun tidak ada sahutan. Letda Harvis mengamati Ghaafi yang sedang memperhatikan sesuatu. Lantas ia mengikuti arah pandang Ghaafi yang sedang memperhatikan Azzura dan Dimas.

"Mesra banget ya Dan mereka? Apalah kita yang masih lajang."

"Saya tidak la-" Ucapan Ghaafi terhenti saat ia menyadari bahwa seseorang tengah berbicara dengannya.

"Letda Harvis?" Ghaafi menoleh ke arah Harvis yang sedang menahan senyum di bibirnya.

"Kenapa kamu senyum-senyum?"

Halo Mas!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang