Whispers {3}

38 8 8
                                    

Pagi itu, kabut tipis menyelimuti desa kecil di kaki pegunungan, membawa kesejukan yang menyentuh kulit dengan lembut. Angin pagi berhembus pelan, menggoyangkan dedaunan pohon-pohon yang menjulang di sekitar desa. Cahaya matahari masih malu-malu menembus celah-celah pepohonan, menciptakan pola cahaya yang berkilauan di atas tanah yang lembab.

Di kejauhan, suara aliran air terjun yang tenang berpadu dengan kicauan burung-burung yang baru terbangun, mengisi udara dengan harmoni alam. Rumah-rumah beratap jerami berdiri kokoh, dikelilingi oleh ladang-ladang yang hijau subur, berembun oleh sisa-sisa malam yang dingin.

Aroma tanah basah dan bunga liar bercampur dengan harumnya roti segar yang dipanggang oleh penduduk desa. Itu adalah suasana pagi yang sangat baik untuk memulai hari hari dengan hati yang senang.

Tapi tidak bagi Beomgyu, dia sepanjang malam masih terjaga tanpa tidur sedikitpun. Dengan cekungan mata yang sedikit menghitam dan rambut mengembang, dia lagsung terduduk dari tidurnya begitu menyadari pagi sudah tiba.

Bukannya bersiap siap untuk memulai pagi, dia malah mengacak acak rambutnya yang semakin membuatnya terlihat tidak beraturan.

Dari semalam otaknya masih sibuk memikirkan rasa penasarannya dengan kastil kerajaan, ia tidak tau apa yang membuatnya begitu ingin tau tentang kastil itu, yang jelas semakin dipikirkan semakin membuat nya frustasi.

"Aaahhhh aku tidak bisa terus terusan seperti ini."

Beomgyu bangkit dari duduknya dan langsung pergi untuk menuntaskan rasa penasarannya.

Sepanjang perjalanannya ke kastil dia masih terus menimbang apakah harus melanjutkan perjalanan ini atau tidak, tapi berhubung sudah setengah perjalanan dia akhirnya melanjutkan langkahnya.

Sesampainya di sekitar wilayah kastil, Bomgyu terkagum kagum melihat betapa besar dan megah kastil kerajaan di depannya tersebut.

"Wahhh ini bahkan lebih besar dan menakjubkan dari yang selama ini ku bayangkan." ucap Beongyu sambil terus menatap kekokohan bangunan itu.

Sejenak mengagumi bangunan megah itu kemudian Beomgyu tiba tiba bersembunyi saat melihat ada beberapa prajurit yang berkeliling kastil.

"Mereka pasti penjaga disini. Baiklah mungkin sementara ini sampai sini saja, aku akan pulang dari pada tertangkap basah oleh mereka dan di penjara."

Setelah dirasa tidak ada prajurit dan penjaga di sekitarnya Beomgyu kembali mengendap endap untuk kembali pulang. Tanpa mengetahui jika ada sepasang mata yang melihatnya sejak dia memasuki wilayah kerajaan.

|
|
|

Pagi di dapur kastil dimulai lebih awal dari bagian mana pun di kerajaan. Para pelayan bergerak cepat di antara kompor besar dan meja kayu yang penuh dengan bahan makanan segar. Suara pisau yang memotong sayuran, panci-panci yang berdenting, dan arahan pelan dari kepala dapur bercampur menjadi harmoni kesibukan yang nyaris sempurna.

Uap panas dari sup yang mendidih memenuhi ruangan, sementara roti-roti baru saja diangkat dari tungku, mengeluarkan aroma hangat yang memenuhi dapur. Di sudut lain, pelayan perempuan dengan cekatan mengatur nampan perak yang akan dibawa ke ruang makan kerajaan, memastikan setiap piring tersusun dengan rapi, dari buah-buahan eksotis hingga potongan daging yang dipanggang sempurna.

Kaki-kaki para pelayan melangkah cepat tapi hati-hati, tidak ada ruang untuk kesalahan. Wajah mereka serius namun terlatih, berusaha memberikan pelayanan terbaik untuk Raja dan keluarganya. Beberapa di antara mereka dengan teliti membersihkan peralatan makan berlapis emas, sementara yang lain menata bunga segar di atas meja besar yang terletak di aula makan.

Wishpers Of The ThroneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang