Whisper {14}

9 3 1
                                    

Prosesi pengangkatan Beomgyu sebagai ksatria berlangsung magis. Seorang pemuda biasa dari desa yang mendapat penghargaan begitu besar berkat keberaniannya, kini harus mengemban tugas yang sedikit asing untuknya. Jika biasanya dia hanya membantu ayahnya berniaga di pasar juga menjaga sang ibu, sekarang dia harus ikut membantu menjaga keamanan kerajaan, beserta anggota keluarga kerajaan.

Beomgyu sangat menikmati jamuan yang di siapkan untuknya, saat ini dia sedang duduk di kursi meja makan bersama dengan Heeseung, teman karibnya. "Apa yang kau lakukan disini Heeseung-a? aku masih tidak mengerti," tanya Beomgyu pada Heeseung yang kini berada di sebelahnya.

"Apalagi? disini adalah tempatku tinggal bersama ayahku," jelas Heeseung santai. Beomgyu mengerutkan keningnya, terkejut.

"Ayahmu? bukankah ayahmu tinggal di desa?" tanya Beomgyu.

Heeseung hanya menatap Beomgyu dalam diam, hingga ada seorang pria paruh baya yang mendekati meja mereka. "Heeseung," panggil pria itu. "Ahh dia adalah ayahku, panglima Kerajaan Eryndor," ucap Heeseung menyombongkan ayahnya di depan Beomgyu.

Beomgyu reflek langsung berdiri dan membungkuk untuk menyapa ayah Heeseung. "Ahaha tidak perlu seperti itu, Beomgyu. Lagi pula kau adalah sahabat putraku, jadi anggaplah aku sebagai ayahmu selama di sini," ucap Panglima Lee.

"Aku hanya ingin menyapa sebentar, setelah ini aku harus mendampingi Raja ke kota sebelah untuk mengirim upeti kerajaan untuk membuat aliansi. Ku harap kau nyaman selama di sini Beomgyu-ya," ucap nya sambil menyentuh lembut bahu Beomgyu.

"Terima kasih, Panglima." Jawab Beomgyu sambil membungkuk hormat. "Jangan memanggilku seperti itu, panggil aku paman." ucap Panglima Lee tersenyum, setelah itu Panglima Lee pergi berlawanan arah dengan mereka.

"Ayahmu adalah Panglima istana?! Jadi, siapa orang yang kau panggil ayah saat di desa?" tanya Beomgyu masih penasaran. "Dia adalah pamanku, ceritanya terlalu panjang Beomgyu-ya, aku akan menceritakannya lain kali, sekarang mari kita nikmati pesta pengangkatan mu," ucap Heeseung, setelah itu dia melanjutkan makannya tanpa memperdulikan Beomgyu yang masih penasaran.

Ditengah aktivitas makan kedua sahabat itu, Pangeran Yeonjun mendekat kearah meja mereka. "Apa kau menikmati jamuannya, Beomgyu?" tanya Pangeran Yeonjun.

"Yang Mulia," ucap Heeseung sambil berdiri lalu membungkuk hormat, dan diikuti Beomgyu. Pangeran Yeonjun bergabung dengan meja mereka.

"Ahhh ini adalah jamuan terbaik yang pernah aku nikmati, Yang Mulia. Terimakasih telah memberiku kehormatan seperti ini," ucap Beomgyu merendahkan diri.

"Kau pantas mendapatkan semua ini Beomgyu," jawab Pangeran Yeonjun tersenyum. Ia mengambil segelas anggur yang tersaji di depannya, hening sejenak menyelimuti meja hingga pertanyaan Beomgyu mengalihkan fokus mereka, "Apakah aku boleh bertanya, kenapa anda memberiku posisi ini? Sejujurnya jamuan seperti ini saja sudah cukup untukku."

Pangeran Yeonjun tersenyum tenang, "Kalau itu tanyakan sendiri pada Raja, beliau yang mengusulkan untuk memberi posisi itu padamu. Aku hanya menceritakan sedikit bagaimana caramu bertarung saat di pasar dan melawan harimau hari itu." Beomgyu terdiam mendengar jawaban Pangeran Yeonjun 'padahal aku tidak sehebat itu' batin Beomgyu.

"Kalau begitu nikmati jamuan kalian, aku masih ada urusan lain," ucap Pangeran Yeonjun. Heeseung dan Beomgyu yang melihat Pangeran Yeonjun akan segera beranjak langsung berdiri dan membungkuk memberi hormat.

"Hahh jadi seperti ini bagian dalam kastil," ucap Beomgyu sambil memandang sekelilingnya dengan seksama. Heeseung ikut memandang sekitar, "Masih banyak tempat-tempat menakjubkan, kau pasti tidak akan percaya ada tempat seperti itu di dunia ini."

Beomgyu menoleh antusias, "Benarkah? Ajak aku berkeliling malam ini."

"Ayolah Beomgyu, kau tadi berjalan dari desa menuju kesini. Apa kau tidak lelah?" Heeseung menyandarkan punggungnya di kursi dan menatap Beomgyu malas. "Lagi pula, masih banyak waktu jika kau ingin menjelajah seluruh tempat di kerajaan ini, mulai sekarang kau akan tinggal disini." ucap Heeseung senang.

"Apa? Aku akan tinggal disini? Tapi aku belum meminta izin pada orang tua ku,"

"Jangan khawatir, aku sudah mengatakannya pada paman Choi dan bibi Amira sebelum kau sampai di kerajaan ini tadi," ucap Heeseung santai.

"Benarkah? Tapi aku tidak berpapasan denganmu selama perjalananku kemari,"

Dengan bangga Heeseung berkata, "Tentu saja, aku lewat jalan pintas yang sedikit lebih dekat dengan desa. Orang tuamu bilang, tidak usah khawatir dengan mereka di desa, mereka bisa menjaga diri sendiri dan jangan lupa untuk tetap sehat dan makan teratur."

"Aku jadi merindukan mereka," ucap Beomgyu sedih.

Heeseung memukul bahu Beomgyu sedikit keras, "Dasar anak manja, kau bahkan belum semalam berpisah dengan mereka."

Sementara jauh dari meja mereka, seseorang menatap Beomgyu dengan tangan terkepal menahan kesal. Ia tidak terima saat mengetahui jika Beomgyu di angkat menjadi ksatria istana, itu adalah posisi yang sangat diinginkannya selama ini. Dia bahkan berlatih mati-mati an agar terpilih menjadi ksatria, ia sangat kesal mengetahui seseorang merebut posisi tersebut dengan mudah.

|
|
|







sekian🙏🏻🙏🏻

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 26 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Wishpers Of The ThroneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang