"Hmmm kira kira semewah apa di dalam kastil itu, dari luarnya saja sudah terlihat begitu menakjubkan bagaimana keadaan didalam sana?" gumam Beomgyu di perjalanan pulang sambil menendang bebatuan kecil.
"Aahhh apa seharusnya aku tadi langsung menyelinap saja? berpura pura menjadi pelayan mungkin? Kenapa aku se penasaran ini. "
Lanjut Beomgyu seraya mengacak acak rambutnya, Beomgyu terus menggerutu hingga tiba tiba.
"Apa yang kau gerutukan dari tadi kawan?" Heeseung menepuk kecil pundak Beomgyu, tapi karena dia tidak fokus dia terkejut hingga sedikit melompat menjauhi Heeseung.
Heeseung tertawa terbahak hingga memegangi perutnya yang sakit karena melihat Beomgyu yang hampir tidak pernah terkejut menjadi sangat terkejut seperti tadi, "Kenapa kau sangat terkejut?"
"Sebenarnya apa yang kau lamunkan sejak tadi? aku melihatmu dari kejauhan sepertinya kau begitu frustasi," tanya Heeseung.
Beomgyu tidak menjawab dan hanya terus melanjutkan perjalanan bersama kawan karibnya.
Keheningan menyelimuti keduanya, hingga Beomgyu membuka suara.
"Heeseung-a bagaimana pendapatmu tentang kastil kerajaan di sana?"
"Aahhh jadi itu yang membuatmu terlihat sangat berfikir akhir akhir ini," Ucap Heeseung sambil menatap penuh pada Beomgyu.
Heeseung terdiam, keheningan terjadi lagi di antara mereka, setelah sedikit lama akhirnya Heeseung bersuara.
"Sangat menakjubkan."
Hanya dua kata tapi mampu mengalihkan pikiran Beomgyu yang berkecamuk hingga menaruh seluruh perhatiannya pada Heeseung.
"Benar benar menakjubkan, bahkan lebih menakjubkan dari yang ada di kepalamu sekarang," jelasnya.
Beomgyu menatap heeseung dalam diam dan penuh tanda tanya 'Bagaimana kau bisa tau' mungkin itu yang di pikirkan oleh Beogyu saat ini.
Menyadari kebingungan temannya Heeseung tersenyum sambil menjelaskan, "Kau tau ayahku adalah seorang pengrajin besi, jadi aku sering membantu ayahku untuk mengantarkan beberapa peralatan perang ke kastil kerajaan."
"Benarkah? Tapi kenapa kau tidak pernah bercerita kepadaku, bukankah kau tau aku sangat penasaran dengan kastil itu? "
"Hei bagaimana aku bisa tau, kau sendiri tidak pernah bercerita padaku tentang kekhawatiranmu akhir akhir ini. Lagipula kau tidak pernah bertanya, untuk apa aku memberitahumu."
Kedua pemuda itu tetap berjalan dengan bungkam sambil merenungkan sesuatu di masing masing pikiran mereka.
"Aku pulang dulu. Oh ya, tadi bibi Amira menitipkan pesan padaku jika bertemu denganmu, kau disuruh mengumpulkan beberapa kayu bakar karena kayu bakar di rumahmu sudah habis,"
Ucap Heeseung seraya meninggalkan Beomgyu di hutan, membiarkan Beomgyu mencari kayu bakar sendiri. Lagipula itu memang perintah ibunya.
Iya, bibi Amira adalah ibu Beomgyu yang selama ini mengasuhnya di rumah."Ahhh suasana hati ku sedang tidak baik malah di suruh mencari kayu bakar," Beomgyu mulai menggerutu sambil sedikit sedikit mengumpulkan kayu bakar.
|
|
|
Di sisi lain Raja bersama Para Pangeran diikuti beberapa prajurit mulai mempersiapkan pemburuan mereka.
Siang hari itu, sinar matahari bersinar lembut di atas kerajaan Eryndor, menembus dedaunan pepohonan yang rimbun di sekitar kerajaan. Suasana tenang dan damai, disertai angin sepoi-sepoi yang membawa aroma wangi dari bunga liar yang mekar di padang rumput. Di halaman istana, persiapan berburu sudah hampir selesai. Kuda-kuda gagah berdiri dengan sabar, pelananya sudah siap, sementara para pelayan sibuk memastikan perlengkapan berburu tersusun rapi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wishpers Of The Throne
FantasyDi kerajaan Eryndor, takdir mengubah segalanya saat seorang pangeran terasingkan bernama Choi Beomgyu dipanggil kembali ke istana. Di tengah kekacauan, ketika ancaman muncul dari segala arah, Beomgyu harus menghadapi masa lalunya dan rahasia yang te...