Dinner

43 1 0
                                    

Pagi ini orang tua Divi baru tiba di rumah, setelah menyelesaikan permasalahan hotel mereka di Malang. Divi yang baru saja pulang dari kampus, mengetahui mama dan papanya telah kembali langsung saja menghampiri orang tuanya yang sedang duduk santai di taman belakang.

"Mama" sapa Divi.

"Sayang, sini"jawab Bulan, sembari menepuk bangku kosong yang ada disebalahnya, mengisyaratkan agar Divi ikut bergabung.

"Mama sama papa ko gak bilang kalau pulang hari ini, tau gitu aku ngga kekampus hari ini" ucap Divi yang kini telah mengambil sepotong roti di hadapannya lalu memakannya.

"Heh, awas aja kalau papa tau kamu bolos, papa potong uang bulanan kamu" ancam Mahendra.

"Aku gak bolos papa, kan itu cuma rencana" balas Divi sambil meringis membayangkan uang bulannanya dipotong, bisa – bisa dia batal membeli novel baru yang harganya cukup lumayan.

Mahendra memang sedikit disiplin untuk hal pendidikan apalagi masuk dalam jurusan bisnis adalah pilihan Divi sendiri, karenanya Divi harus bertanggung jawab dengan apa yang dipilihnya. Selama kuliah dapat dihitung berapa kali Divi membolos itu juga karena sakit atau karena ada acara keluarga yang mengharuskan Divi untuk ikut bergabung. Selama tidak ada hal yang mendesak maka akan muncul kalimat " apa itu bolos".

"Oh iya selamat ulang tahun ya mama" ucap Divi kini sambil memeluk mamanya.

"Makasih ya sayang" balas Bulan yang kini mencium kening putrinya.

"Sama – sama mama, aku udah siapin kado buat mama. Gak seperti yang disebelah mama, pasti lupa sama ulang tahun mama" sindir Divi pada papanya.

"Uhukkk". Mahendra yang sedang meminum tehnya hampir saja tersedak mendengar ucapan putrinya.

"Sayang pelan – pelan dong minumnya" ucap Bulan, sambil memngelus pundak suaminya.

"Enak aja, siapa bilang papa lupa. Asal kamu tahu, papa udah booking tempat buat kita dinner ngerayaiin ulang tahun mama" balas Mahendra sedikit jumawa untuk membuat putrinya kesal.

"Papa serius udah booking tempat buat mama?" tanya Divi sedikit ragu.

"Serius, tanya aja mama, abangmu juga udah tahu"

"Bener ma?" kini Divi mencari kebenaran dari mamanya.

"Iya, papa udah booking tempat buat kita nanti malem. Kamu ajak Karin dan Nalen sekalian ya"

"Ihhh, kenapa aku ga dikasih tahu, ga adil" jawab Divi sedikit kesal karena dirinya yang tahu terakhir.

"Loh ini kan papa udah kasih tahu" balas Mahendra.

"Tapi papa gak kasih tau aku di awal"

"Mau di awal atau akhir sama aja, toh ujung – ujungnya nanti malem kita dinner"

"Iya tapi kan, kalau papa kasih tau aku, aku bakalan milihin tempat buat kita dinner, terakhir kali papa yang pilih tempat malah bikin kacau".

Saat itu untuk merayakan ulang tahun Divi, Mahendra sengaja memilih tempat untuk makan malam. Tapi bukannya senang, Divi merasa sangat kesal, memang tidak ada yang salah dengan tempatnya. Yang membuat Divi kesal adalah salah satu pelayan restoran itu mencoba menggoda Sandi dengan sengaja menumpahkan minuman yang mereka pesan. Bukannya dengan sopan meminta maaf, tapi pelayan itu berusaha mendekatkan bagian sensitifnya ke lengan Sandi, dengan alibi membersihkan bekas tumpahan minuman tadi. Divi yang sadar akan perilaku tidak pantas pelayan itu tanpa pikir panjang langsung menyiramkan minuman yang dia pegang tepat mengenai muka pelayan. Akhirnya Divi dan keluarganya tidak jadi makan malam di tempat itu.

Diviera ( Sebuah Rasa Yang Terlanjur Ada)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang