Inhale Exhale

9 1 0
                                    

"Vi, buruan keburu kelas pak Pemana mulai" ucap Nalen pada Divi yang kini sedang terburu – buru memakai sepatu di teras rumahnya.

"Sabar napa sih, gue masih pasang sepatu"

"Gue udah bilang jam 7 kita berangkat, nah ini udah jam 7.20 lo masih belum selesai"

"Iya iya sorry"

"Gue gak mau tahu, semisal gue diusir sama Pak Permana karena telat, itu semua gara – gara lo"

"Kok gue sih" balas Divi setelah memakai sepatunya.

"Ya salah loo, udah gue bilang pasang alarm lo malah gak dengerin"

"Iyaa iyaaaa, yaudah ayo jalan. Kalo lo kelamaan ngomel, bisa – bisa lo diusir beneran sama Pak Permana.

Nalen akhirnya mengendarai motornya lebih cepat dari biasannya. Hari ini Nalen ada kelas pagi dan Permana yang akan mengajar kelasnya. Tapi karena Divi bangun terlambat pagi ini, sudah dipastikan Nalen akan mendapat ceramah dari Permana, syukur – syukur jika hanya mendapat ceramah, kalau mendapat ceramah plus diusir dari kelas, maka lengkaplah sudah penderitaan Nalen.

Sebenarnya pagi ini, Divi tidak ada kelas, tetapi karena Divi ada rapat untuk persiapan kegiatan seminar besok, maka dia meminta Nalen untuk kekampus bersamanya. Jika buka karena rapat, sudah dipastikan Divi tidur nyenyak pagi ini. Semalam Divi baru bisa tidur pukul tiga dini hari karena harus merevisi beberapa laporan terkait tugas kuliahnya, ditambah Divi juga harus memeriksa persiapan untuk acara seminarnya. Hal ini juga yang membuat Divi telat bangun, dan harus mendengar omelan Nalen. Memang salah Divi tidak menghidupkan alarm, karena sudah terlalu ngantuk jadi Divi lupa menyalakan alarm nya.

"Gue ke kelas dulu, kalo lo udah selese rapat kabarin gue" ucap Nalen pada Divi saat mereka berdua sudah sampai di parkiran fakultas.

"Iyaaa"

"Yaudah gue ke kelas"

Divi hanya mengangguk dan melambaikan tangannya pada Nalen yang berlalu pergi dengan sedikit berlari. Setelahnya Divi melanjutkan langkahnya ke ruang himpunan untuk rapat bersama anak – anak himpunan.

"Pagii" ucap Divi saat tiba di ruang himpunan. Disana sudah ada Karin dan beberapa anak himpunan yang menjadi panita dalam acara seminar yang diadakan program studimya.

"Pagi kak"

"Pagi"

"Kak"

Sapaan dari beberapa teman Divi. Dan hanya diangguki oleh Divi, tidak lupa seyum tentunya.

"Kenapa lo, tumben muka lo kusut gitu" tanya Karin, saat Divi sudah duduk disebelahnya.

"Ngantuk" balas Divi sambil menguap.

"Jangan bilang lo begadang karena ngerevisi laporan pemasaran?"

Divi hanya mengangguk.

"Gue udah bilang dari kapan hari cicil, lah lo masih ngandelin sks, lo kira laporan yang lo revisi cuam dua lembar" omel Karin pada Divi.

Divi langsung saja membekap mulut Karin dengan telapak tangannya. "Ssstttt, diem dulu gue mau merem bentar" lanjut Divi dan melepaskan bekapannya.

Astaga kenapa hari ini orang senang sekali mengomeli dirinya, tadi Nalen sekarang Karin tidak bisakah dia dibiarkan untuk tidur dengan tenang. "Sumpah ngantuk banget gueee" cicit Divi lalu membenamkan kepalanya dengan bantalan tas yang dia letakkan di meja.

"Bangun, anak – anak udah pada ngumpul"

Tuhannn belum lima menit Divi memajamkan matanya, Karin sudah menyenggol bahunya. Divi menatap Karin dengan kesal, sedang yang ditatap terlihat biasa saja, seolah tidak bersalah.

"Udah buruan mulai rapatnya" titah Karin.

Divi hanya bisa menarik lalu menghembuskan nafasnya menahan emosi. Karin yang melihat Divi berusa menahan tawanya.

"Oke temen – temen, udah kumpul semuakan?"

"Udahh" jawab yang lain serempak.

"Kalau gitu gue langsung mulai aja ya, sebelumnya gue ucapin makasih buat temen – temen yang udah hadir hari ini,, gue juga minta maaf karena ngadain rapat pagi – pagi gini, karena harus menyesuaikan jadwal kelas kalian dan ini juga rapat terakhir kita, karena siang nanti kita sudah harus menata ruangan untuk seminar besok" ucap Divi membuka rapat karena dirinya menjadi ketua panitia acara. "Gue udah baca laporan kalian, mulai dari roundwon acara, konsumsi, keamanan, perlengkapan sama yang lainnya, menurut gue udah sesuai. Tapi gue pengen setiap divisi maparin lagi laporan yang udah kalian kirim ke gue untuk memastikan agar tidak ada kesalahan besok. Aryo lo dulu yang maparin" lanjut Divi.

"Oke kak. Dari acara semua udah fix, draft acaranya udah gue kirim ulang di grup, temen – temen bisa lihat, roundwon kegiatan udah gue seuaikan sesuai dengan rapat kita kemarin lusa. Untuk sesi penyampaian materi urutannya udah kita ubah juga, di awal itu dari PT. Rasajaya Group baru setelah itu dari Pak Bima. Pak Bima minta diurutan kedua, karena sebelumnya dia harus mengisi seminar di tempat lain. Selebihnya aman" jelas Aryo yang merupakan ketua divisi acara.

"Untuk moderator udah lo siapin draftnya juga?" tanya Divi.

"Udah kak, aman. Kemarin udah gue briefing untuk moderatornya. Tinggal nanti sore kita gladi resik".

"Oke kalau dari acara udah fix, lanjut ke konsumsi" ucap Divi.

"Dari konsumsi sesuai dengan kesepakatan diawal, kita nyesuaikan budget yang ada. Untuk mamiri mamirat udah pesen 400 kotak. 350 untuk peserta, 20 panitia, 4 pemateri, sisanya untuk dosen undangan" kali ini Karin yang menjelaskan.

"Lo udah bedain kan Rin, menu untuk peserta, pemateri sama dosen ?" tanya Divi memastikan.

"Udah, lo tenang aja. Semua rincian anggaran untuk konsumsi udah gue serahin ke bendahara. Aman kan Den" lanjut Karin pada Dena sebagai bendahara.

"Aman. Udah gue pisahin budget buat konsumsi sama keperluan kita yang lain. Dan masih ada sisa 3 juta" jelas Dena pada yang lain.

Divi yang mendengar penjelasan Dena dan Karin menganggukkan kepala. Karena memang mereka bertiga sebelumnya sudah koordinasi terlebih dahulu untuk budget konsumsi.

"Kalo dari perkap sama pdd gimana ? tanya Divi lagi.

"Lo tenang aja Div, perkap udah aman" balas Fatur.

"Oke bagus, gue percayain ke lo Tur"

"Siap Bosquuu"

"Pdd gimana, aman?"

"Aman kak, semua udah beres, kita juga udah cetak banner. Buat dokumentasi juga aman, kamera udah siap" jelas Tania.

"Oke gue rasa udah fix semua ya, gue mohon kita siapin acaranya bener-bener, karna ini menyangkut nama baik prodi kita, apalagi peserta gak Cuma dari kampus kita aja, so gue harap semuanya dipersiapkan mateng – mateng. Dan jangan lupa, nanti jam 1 kita langsung kumpul di Aula. Setelah ini, kalian boleh lanjutin kegiatan ma...."

"Kak sorry sebelumnya gue potong" tiba – tiba Aryo menyela.

"Kenapa Yo? tanya Divi.

"Pak Bima tiba – tiba batalin, beliau gak bisi ngisi seminar kita"

Semua yang ada dalam ruangan mengalihkan atensinya pada Aryo, termasuk Divi yang kini menatap Aryo intens.

"Serius lo Yo, jangan bercanda deh. Acara udah besok loh" ucap Divi tak percaya dengan ucapan Aryo.

"Serius kak, gue gak bohong. Ini lo liat chat Pak Bima" ucap Aryo yang juga menyerahkan ponselnya pada Divi.

Divi mengambil ponsel milik Aryo, lalu membaca pesan dari Pak Bima. Bima Raksa Bagaskara merupakan salah satu motivator dalam dunia bisnis yang saat ini sedang naik daun. Untuk mendapatkan jadwalnya saja saat itu Divi harus bolak balik menghubungi managernya, untung saja saat itu Divi dibantu oleh papanya, sehingga Bima mau menerima undangan Divi, karena memang jadwalnya yang sangat padat. Tapi lihat yang terjadi sekarang, secara sepihak Bima membatalkan untuk mengisi seminar Divi. 

Diviera ( Sebuah Rasa Yang Terlanjur Ada)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang