Ch.3

316 20 0
                                    

Bruk-!

"Awwh, sial banget sih gua... Masa tadi udah jatuh sekarang jatuh lagi." Yuka menghela nafasnya.

Ia kembali menabrak mobil di perjalanan pulang. Kali ini salahnya, mungkin faktor terlalu lelah sehingga tidak melihat ada mobil yang sedang berbelok.

Dari dalam mobil, turun seorang ibu-ibu paruh baya berpakaian cukup mewah, tapi, kalau dari dandanannya yang norak, sepertinya wanita itu seorang OKB (Orang Kaya Baru).

"Masnya kalau naik motor pake mata ga sih? Udah jelas-jelas saya mau belok kiri, kok yha masih di tabrak itu loh!" Omel sang ibu.

"Ma- maaf Bu, saya tadi tidak memperhatikan." Yuka menundukkan kepalanya bersalah.

"Hmph, maaf-maaf... Enak aja-! Lihat tuh mobil saya lecet gara-gara sampeyan!" Ujarnya menunjuk bagian yang lecet.

'Alah, lecet kecil juga kok...' Balas Yuka, namun hanya dalam hati. Mana berani ia berkata seperti itu.

"Saya ga mau tau! Mas harus ganti rugi!!"

"Iya Bu, berapa? Saya usahakan untuk ganti..."

"Heh, ngeliat penampilan miskin kamu, saya berbaik hati, 5 Juta, bayar saya 5 Juta saya anggap kamu tidak bersalah." Ucap Ibu itu sembari berkacak pinggang.

'Wtf? Cuma lecet se-kecil itu 5 Juta?? Yang bener aja njirr!' Lagi-lagi hanya dalam hati.

'Okey, baiklah... Daripada ibu ini bawa-bawa hukum, mending gue selesaikan disini aja.' Batinnya.

Ia akhirnya mengeluarkan uang dengan nominal yang diminta sang ibu. Setengah uang itu adalah uang yang diberikan oleh Alex tadi pagi, dan setengahnya adalah gajinya bulan ini. Oh ya, dirinya baru tau jika Alex ternyata juga bekerja di perusahaan yang sama dengannya.

"Heh, ya sudah... Saya anggap lunas." Ibu itu menyahut uang dari tangan Yuka lalu kembali memasuki mobilnya.

"Huftt, sial bet dah gue..." Gumam Yuka.

__________

"Ahh, akhirnya sampe juga..." Yuka bergegas menuju dapur. Dirinya lapar dan memutuskan untuk memasak sesuatu.

"Eumm, masak apa ya?" Yuka melihat sekeliling. Hanya ada tempe, dan buncis. "Ah, oke... Masak tumis!"

Ia mulai berkutat dengan peralatan dapur. Ruangan itu sekarang dipenuhi aroma dari tumisan Yuka.

"Tara, Tumis Tempe dan Buncis ala Chef Yuka-!" Yuka tertawa sendiri dengan kelakuannya.

Karena sudah sangat lapar, dirinya segera memakan tumis buatannya hingga habis.

Tok-!

Tok-!

Tok-!

"Nak Yuka!? Kamu di dalem ngga?" Teriak seseorang dari luar.

Yuka mengerutkan keningnya, 'Bu Lina? Kenapa ya?' Ia bingung.

'Astaga-! Uang yang tadi itu kan buat bayar kos-! Kenapa ga inget sih!' Yuka memukul jidatnya.

Bu Lina adalah pemilik kos-kosan yang saat ini ditempati Yuka.

Cklek-!

"Iya, Bu? Kenapa?" Tanya Yuka.

"Nak Yuka, kamu belum bayar biaya kos dari bulan lalu loh, kapan bisa bayar?" Jawab Bu Lina dengan sebuah pertanyaan.

"Maaf, Bu, tapi Yuka belum ada uang."

Bu Lina menghela nafas pelan, "Baiklah Nak, Ibu beri kesempatan terakhir... Besok Minggu kamu harus udah bayar biaya kos, kalau tidak, terpaksa Ibu harus usir kamu." Bu Lina memperingati Yuka.

Make Me HornyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang