Ch. 12

72 7 0
                                    

"Eh, Pak! Stop! Berhenti sebentar boleh ga?" Pinta Yuka pada Aries yang sedang mengemudikan mobilnya.

"Mau ngapain?" Tanya Aries heran. Dirinya kemudian menepikan mobilnya di pinggir jalan.

"Itu, mau beli bakso Mang Udin."

"Bakso? Saya ga lihat ada restaurant." Ujar Aries bingung.

"Ck, pedagang kaki lima, Bapak... Itu loh yang lagi dorong gerobak." Yuka menunjuk sebuah gerobak pedagang kaki lima.

"Ngga, jangan beli yang kayak gitu. Ga sehat... Lagian kamu mau ke sana pake apa? Saya ga bawa payung." Ucap Aries mengingat sekarang sedang hujan.

"Please lah pak, udah lama ga beli... Nanti saya ke sananya lari cepet-cepet, biar ga kena hujan." Yuka memasang wajah memelas.

"Ga boleh, nanti kamu demam. Udah saya bilang, dagangan kayak gitu ga sehat."

"Ish, bapak aja sebelum tinggal sama saya pasti makannya mie sama telur doang kan? Itu lebih ga sehat. Lagian saya kebal demam kok!"

"Lalu?"

"Ya bolehin saya beli lah... Lagian jarang-jarang loh saya makan yang kayak gitu. Terakhir makan udah satu bulan yang lalu." Yuka memanyunkan bibirnya. Ia menatap Aries dengan tatapan sangat memelas.

"Yasudah... Yang cepat belinya." Aries sungguh tak tahan dengan wajah imut Yuka. Entahlah, padahal hanya wajah memelas dan juga bibir dimanyunkan.

"Yey! Makasih, Bapak... O iya, bapak mau?" Tawar Yuka.

"Hm, jangan dikasih saus pedas."

"Dih, tadi ngelarang giliran ditawarin mau..." Cibirnya.  "Yaudah, ditunggu ya pak." Yuka segera keluar dari mobil, ia menghampiri pedagang bakso langganannya itu.

A few minutes later.

Klik... Brughh..!

"Mau makan di sini atau di apartemen aja, Pak?" Tanya Yuka yang baru kembali ke mobil, ia segera mengelap air hujan di rambutnya menggunakan hoodie miliknya yang ia tinggal di dalam mobil Aries.

"Di apartemen aja. Udah? Ga ada apa-apa lagi? Kalau ngga ada apa-apa lagi kita lanjut jalan." Aries melihat jam tangannya, sudah jam 6.30 pm.

"Udah... Lanjut jalan aja." Yuka memasang seatbeltnya.

Aries menghidupkan kembali mobilnya, ia kembali melaju di jalanan yang dipenuhi gemerlap lampu kota.

"Mmm, Pak... Bapak berapa bersaudara?" Tanya Yuka untuk mengurangi kebosanan.

"Dua bersaudara. Saya sama Virgo." Jawab Aries singkat.

"Berarti Virgo tinggal sama orang tua kalian?"

"Hm." Aries mengangguk pelan.

"Ouhh..." Yuka mengangguk paham.

"Kalau kamu berapa bersaudara? Oh iya, keluarga kamu dimana?" Tanya Aries basa-basi. Tentu saja ia tahu kalau Yuka anak tunggal. Lebih tepatnya seorang anak yatim-piatu yang sudah ditinggal orangtuanya sejak kecil.

"Emm, saya anak tunggal Pak. Saya anak yatim-piatu, orang tua saya meninggal saat usia saya baru 4 tahun." Jawab Yuka tersenyum tipis.

"Turut berdukacita. Maaf saya tidak bermaksud."

"Gapapa kok Pak... Eh, bapak mau tau ga..?"

"Tau apa?"

"Kan pas saya umur 6 tahun, saya di pungut sama orang kaya, terus saya disuruh jadi maid sekaligus pengasuh anak mereka yang usianya baru 2 tahun... Terus tau ga?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 4 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Make Me HornyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang