Chapter 8

269 9 0
                                    

Ben mengerenyitkan kedua matanya, pria itu saat ini telah di bangunkan oleh suara deringan telpon dari ponsel miliknya, yang dia taruh di atas nakas tepat di sebelah tubuhnya.

Panggilan dari nomer yang tidak di kenal membuat pria itu mengumpat dan pada akhirnya dia lebih memilih untuk menolak panggilan telpon tersebut lalu kembali menaruh ponsel itu ke atas nakas.

Tangan kanannya terasa kaku dan kebas. Namun, pria itu tersenyum tipis ketika dia mengalihkan pandangannya dan mendapati Maria kini tengah tertidur lelap di sampingnya, memeluknya dan menjadikan lengan kekar Ben kini sebagai bantalan untuk kepalanya.

Tidak bisa di bohongi jika tubuh Maria yang masih bertelanjang itu rasanya telah mengundang kembali hasratnya sebagai pria normal untuk bisa menyentuh kembali wanita itu lagi dan lagi.

Tanpa mengalihkan pandangannya dari sosok wanita yang tengah tertidur lelap di sampingnya, satu tangan Ben kini terangkat dan menyentuh leher Maria yang telah di penuhi oleh bercak-bercak merah keunguan itu, lalu beralih menyentuh bibir Maria yang telah membengkak dan juga memerah karena ulahnya yang telah mencumbu Maria secara habis-habisan semalaman.

Ben sedikit merasa lega, setidaknya hubungannya kali ini dengan wanita itu telah membaik. Mereka bahkan telah menghabiskan malam panjang dengan melakukan hubungan seksual secara brutal hingga membuat mereka begitu kelelahan. Setiap kali Ben berpikir jika hubungannya bersama Maria telah selesai, di saat itu jugalah kenyataan telah menyadarkan dirinya bahwa kisah mereka barulah akan di mulai kembali. Tidak peduli seberapa kuat emosi yang tercipta ketika mereka bertengkar. Pada akhirnya Ben dan juga Maria akan selalu kembali pada titik yang sama.

"Sial..." Ben menghela napas berat, pria itu berusaha menahan mati-matian hasratnya ketika dia merasakan kejantannya kembali menegang. Tetapi dia sadar, dia tidak mungkin untuk kembali menghujam Maria, mengingat jika mreka baru saja berhenti sekitar tiga jam yang lalu, dan dia tidak tega untuk membawa wanitanya itu masuk kembali kedalam pusaran gairahnya lagi.

Setelah diam untuk beberapa saat, Ben kini bergerak dan melepaskan pelukan mereka, pria itu terduduk dan menyandarkan punggungnya pada kepala kasur lalu kembali meraih ponselnya dan bertepatan dengan itu sebuah notifikasi pesan kini masuk dalam ponselnya.

"Ben, am I bothering your time? Bisakah kau menolongku? Saat ini... Aku sangat takut. Richard, ayahku kembali memukuli diriku, I beg I need your help. Clara."

Setelah membaca pesan yang di kirimkan oleh Clara, Ben menghela napas panjang lalu melihat ke arah Maria yang tertidur lelap, sebenarnya dia sedikit ragu untuk membalas dan menolong Clara. Tetapi hati kecilnya berkata jika dia tidak bisa membiarkan Clara begitu saja, dia harus menolong wanita itu. Bagaimanapun juga Ben tahu persis, bagaimana kasarnya Richard yang memperlakukan Clara seperti hewan. Dia tahu bagaimana tersiksanya Clara yang menerima pukulan demi pukulan yang di lakukan oleh Richard terhadap Clara.

Dan Ben tidak mungkin tidak menolong Clara, lalu tanpa menunggu waktu lama dia pun segera membalas pesan yang di kirimkan oleh Clara dan berjanji jika mereka akan segera bertemu di sebuah tempat dalam waktu satu jam mendatang. Tanpa memberi tahu pada Maria, kini dia segera bersiap dan juga berpakaian untuk bergegas pergi dan meninggalkan Maria begitu saja dalam tidurnya.

 Tanpa memberi tahu pada Maria, kini dia segera bersiap dan juga berpakaian untuk bergegas pergi dan meninggalkan Maria begitu saja dalam tidurnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
ROMANCE OF DARKNESS VENDETTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang